CHAPTER 37 •She Is Back•

29.9K 1.6K 40
                                    

Death is so terribly final, while life is full of possibilities.
-Game of Thrones-

***

CKLEKK!

DEG!

"GET THE FUCK OUT OF ME!" Bentak Candela kasar dengan tangannya bergerak mengambil tongkat dan hendak memukul para polisi diluar sana untuk pergi.

Para polisi yang harus dihadapkan oleh wanita gila itu berusaha untuk menahannya dengan kwalahan karena Candela bersikap sudah seperti orang yang kerasukan setan.

"Hey! Berhenti!" Bentak salah satu polisi yang berada paling depan dan cukup dekat dengan Candela.

Tidak sesuai dengan apa yang polisi itu perintahkan, Candela malah bergerak lebih buruk, wanita itu mengambil pisau di sakunya lalu bergerak ingin membunuh.

"Pergi dari sini atau gue bunuh diri sekarang!" Ancam Candela dengan posisi siap menaruh pisaunya diantara lehernya yang jenjang.

Mata polisi itu melebar. Tentu saja mereka terkejut karena jika sampai Candela mati maka masalah akan selesai tanpa hukuman apapun bagi pelaku.

"Anda tidak bisa lakukan itu!"

Candela tertawa keras bak orang gila, wajahnya sudah sangat menyeramkan akibat keringat. "Kenapa gue gak boleh mati, hah!?"

Karena para polisi itu tak ada yang menjawab dan hanya sibuk untuk menghentikan dirinya dalam membunuh dirinya sendiri.

Candela malah mengamuk. Wanita itu mengancam dengan sedikit kelewatan yaitu menggores sedikit lehernya dengan pisau.

"You see that? I'm gonna kill myself now!" Ancamnya disusul dengan tawa liciknya yang menggema, para polisi itu menatapnya dengan pandangan aneh.

Bagaimana tidak aneh jika mereka harus dihadapkan dengan seorang wanita kriminal yang mentalnya sudah seperti terlihat rusak dan kini mengancam akan membunuh dirinya sendiri.

Wanita itu belum boleh mati jika wanita itu belum memberikan kesaksiannya sebagai seorang pelaku kejahatan dan memberikan sang korban suatu keadilan.

Ketika Candela akan benar-benar bergerak ingin memotong lehernya tiba-tiba seorang gadis datang dengan nafas tak teraturnya, menarik pisaunya, sambil berteriak.

"DASAR PEMBUNUH GAK TAU DIRI!"

Candela menatap tajam gadis yang berani-beraninya menghentikan adegan membunuhnya itu. Ia mendekat sambil mencekik gadis itu.

"Argh!" Rintih gadis itu yang telah dengan baik menghentikan adegan bunuh diri Candela.

Mata Candela bergerak meneliti wajah dari gadis yang dicekiknya, "Gue kaya kenal lo!" Bisik Candela masih berusaha mengingat-ngingat namanya.

Gadis yang dicekik itu tersenyum tanpa berniat untuk membalas, "Of course you know me because i'm Nina!"

Candela tersenyum tak bisa ditebak sambil menganggukkan kepalanya berkali-kali, "Semoga aja temen lo itu udah mati jadi gak sia-sia gue nembak dia!"

Mendengar apa yang barusan dikatakan Candela tentu saja membuat Nina tak bisa menahan amarahnya lebih jauh lagi. Ia lantas menendang lutut wanita itu hingga jatuh.

BRAK!

"Argh!" Teriak Candela begitu tubuhnya harus terjatuh akibat tendangan maut yang dilakukan Nina.

"JANGAN CARI MASALAH LO SAMA GUE!" Bentak Candela kasar sambil berancang-ancang ingin mencoba merebut pisau miliknya yang direbut Nina tadi.

Nina lebih dulu berteriak meminta pertolongan pada Polisi, "Pak! Bantu saya bawa dia ke kantor polisi!"

My Jupiter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang