Instead of cursing the darkness, be the one to light a candle.
***
Alexa membuka matanya perlahan, menoleh sebentar ke samping nakas melihat jam yang menunjukkan tengah malam.
Jam 3 pagi.
Wanita itu berusaha bangun walau sedikit kesusahan karena perut yang sudah mulai besar akibat umur kehamilannya yang sudah menginjak 8 bulan.
Ia menoleh ke samping lalu menepuk pipi suaminya pelan, "Sayang... bangun bentar dehh," bisik Alexa tepat di depan wajah Jupiter.
Jupiter bergerak sebentar lalu tidur kembali, pria itu seperti tidak bisa di ganggu karena tidurnya yang baru saja berjalan 3 jam.
Jupiter lembur di kantornya sehingga mengharuskannya untuk pulang pukul 12 malam, Alexa cukup kasihan melihat wajah kelelahan suaminya.
"Sayang, bangun bentar dongg, aku pengin sesuatuuu.."
"Hmm," gumamnya kemudian perlahan kedua mata itu terbuka, Alexa tersenyum bahagia seraya mengelus sisi wajah suaminya.
"Akhirnyaa..."
Jupiter duduk, mengusap wajahnya sebentar agar mesadarannya benar-benar pulih lantas menatap wajah indah milik Alexa.
"What, Babe?" Tanya Jupiter.
Alexa menatap malu-malu suaminya sambil mengelus perutnya dengan gerakan membulat menggunakan jari telunjuknya saja.
Ia menunduk sambil bergumam seperti sedang berpikir keras, "Hm..hmm...hmmm." Alexa menatap Jupiter namun menunduk lagi.
Sedangkan disisi lain Jupiter tersenyum kecil, sifat mau tapi malu istrinya entah kenapa selalu membuatnya ingin merobek lingerie tipis yang dikenakannya.
Pria itu menarik istrinya agar lebih dekat dan menaruh istrinya diatas pangkuannya, perut besar istrinya membuat badan mereka tak bisa menempel seperti beberapa bulan lalu.
Jupiter mengelus sebentar perut buncit istrinya sebelum mengecupnya dengan lembut dan penuh kasih sayang, "Apapun untuk anakku sebisa mungkin bakal aku lakukan."
Alexa sedikit terenyuh mendengar kalimat itu, dengan itu ia bisa menyimpulkan jika cinta milik Jupier untuk anaknya sangatlah besar.
Ia mengalungkan tangannya dileher Jupiter, "Aku mau nasi goreng spesial seafood plus telur mata sapi bentuk hati, buatan kamu. Mau, yah!?"
DEG.
Mata Jupiter menatap ke samping, jantungnya berdetak cepat, kemudian menyengir pada istrinya menunjukkan wajah yang konyol.
Ia menggaruk rambutnya dengan wajah tak enak, "Sayang, bukannya aku gak mau tapi aku gak nger—ARGHH!"
DUK!
Dan sekarang hanya satu hal yang dapat Jupiter rasakan yaitu burungnya yang berdenyut-denyut nyeri.
"Aw, sayang, kenapa kamu tega tendang punyaku yang bahkan sangat penting bagi masa depan membuat anak," bisik Jupiter dengan menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Jupiter
Teen Fiction-END- ~~CERITA INI MOSTLY DIALOGNYA PAKAI BAHASA INGGRIS, KALAU KALIAN NGGA NYAMAN DENGAN ITU JUST STOP IT HERE DAN JANGAN MASUKIN CERITA INI KE LIBRARY KALIAN TERIMAKASIH~~ #8 in teen fiction (August 14, 2019) #23 in Cerita Remaja (March 29, 2018) ...