17 | Gombalan Receh

4.2K 175 2
                                        

Budayakan vote sebelum membaca.

"Cantik"

-Kahitna

"Kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu," suara cempreng di sepanjang koridor membuat gadis di samping Ravena berdecak kesal.

"Ihh berisik tau Ven!" Bagaimana tidak kesal, pagi pagi Rara sudah disuguhkan dengan nyanyian tidak jelas sahabatnya itu.

Mending kalau suaranya merdu, lah ini tidak lebih baik dari toa masjid. Kepala Rara sampai pusing mendengarnya.

"Ih lo mah, ngga bisa liat gue seneng apa. Gue tuh lagi seneng banget hari ini,"

"Tau, tapi ngga usah teriak teriak juga nyanyinya Ravena sayang." Habis sudah kesabaran untuk sahabatnya yang satu ini.

"Ya udah iya maaf," diam-diam Rara mengulum senyum melihat bibir Ravena maju setelah perdebatan mereka selesai.

Ravena berbeda dengan teman Rara yang lain, Ravena bukan gadis pada umumnya. Disaat sahabatnya menangis Ravena tidak mengucapkan kalimat penenang dan menghibur.

Dia juga bukan sahabat yang pandai memberikan solusi saat sahabatnya datang untuk curhat. Ravena juga bukan gadis yang gila belanja, bukan pula gadis yang suka menggosip.

Meskipun kelakuannya bar bar tapi Ravena adalah orang yang sempurna untuk dijadikan seorang sahabat.

Disaat semua orang tidak mengerti perasaan Rara, hanya Ravena lah yang mengerti perasaanya. Hanya ia yang selalu memeluk Rara saat ia dalam keadaan terjatuh.

Betapa beruntungnya Rara mendapat sahabat seperti dia.

"Rara! Ih kok gue dicuekin si!"

"Ha? Apa? Sorry gue lagi kurang fokus, coba lo ulangin ngomong apa tadi." Suara cempreng khas Ravena membuat Rara tersentak kembali dari lamunannya.

Bukannya mengatakan sesuatu, Ravena justru meninggalkan Rara di depan koridor dengan menghentakan kaki.

"Dih baper, Vena!! Tungguin dong!! Hhh ribet lagi ni urasannya,"

-------------------

"Sumpah ini tuh ganteng banget!!!"

"Demi apapun populasi cogan nambah!"

"Eh tapi kok kaya mirip seseorang ya? Ya ga si?"

"Njir, bibirnya itu loh."

"Gue nemu ig nya nih! Ternyata namanya Fradano,"

Suara bising dari sudut kelas membuat Rara berhenti mengejar Ravena yang sudah duduk di bangkunya.

Ada Serenia, Vadilla, Angel, Avania dan Reva. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, tapi satu yang membuat Rara berhenti yaitu saat Serenia mengatakan nama Fradano.

Rara menoleh seraya menuju ke sudut kelas menghampiri komplotan penggosip yang menamakan diri mereka komplotan tubir turah.

"Ren, ribut amat. Lagi ngapain si?" Sontak semua kepala yang tengah menunduk melihat ponsel Serenia menoleh ke arah Rara yang berdiri di samping Angel.

LEARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang