38 | Menyerah

2.2K 130 0
                                    

[A/N]: Gada bosennya gue neror kalian buat vote sebelum baca.

"Kalah sebelum berjuang itu bukan kemauan tapi karena andil Tuhan"

Beberapa jam lalu...

Setelah acara selesai Devano mengedarkan penglihatannya, mencari seseorang yang tadi sempat ia lihat setelah selesai menyanyikan lagu.

Tepat sasaran, beberapa menit kemudian Devano bisa melihat punggung gadis berhoodie kebesaran. Ah terlihat sangat imut.

Dengan gerakan santai ia berjalan berniat menegur sekaligus berbincang dengan Rara namun langkahnya berhenti saat kedua netranya melihat kehadiran lelaki yang menghampiri gadis itu.

"Ra, bisa ikut gue sebentar?" Rara sedikit terkejut melihat siapa yang menahannya.

Gadis itu terdiam sejenak kemudian mengangguk mengiyakan ajakan lelaki di depannya.

"Ven, Soy gue pergi sebentar ya." Ucap Rara sebelum pergi kepada kedua sahabatnya yang dijawab anggukan keduanya.

Setelahnya Rara berjalan meninggalkan area perkemahan dengan tangan yang di genggam erat lelaki tadi.

"Kita mau kemana?"

Devano mendengus kesal, kemana lelaki itu akan mengajak Rara pergi?

"Kejutan," hanya itu jawaban yang dilontarkan lawan bicaranya.

Keduanya berjalan menghampiri mobil dan memasuki mobil itu.

Tanpa menunggu lama Devano berjalan menghampiri mobilnya yang terparkir tidak jauh dari mobil yang dinaiki Rara.

"Sial, mereka mau kemana si?"

Tidak dapat dipungkiri Devano sedikit panik, pasalnya ini malam hari Rara adalah perempuan dan ia pergi dengan laki laki.

Sebenarnya alasannya hanya satu, Devano tidak rela Rara bersama lelaki lain.

Di tengah perjalanan Devano meraih ponselnya. Mengetikan sederet nomor disana lalu mendial kontak itu.

Beberapa saat menunggu sampai akhirnya tersambung.

"Halo!" Sapa Devano tidak sabaran.

"Apaan?" Sahut lawan bicara diseberang sana.

"Rara pergi dari perkemahan sama cowok itu, dan lo dengan santainya tanya apaan? Kakak macam apa lo sialan!"

Benar kalau kalian menebak lawan bicara Devano saat ini adalah Dano. Devano sedikit tersulut emosi.

"Bangsat, kenapa gue sampe kecolongan. Sekarang lo dimana? Biar gue susul," dibalik telepon Dano pun demikian. Ikut tersulut emosi sekaligus khawatir.

"Ngga perlu, biar gue yang kejar. Lo ngga becus jagain adek lo,"

Tanpa mempedulikan reaksi Dano, ia memutuskan sambungan telepon.

Beberapa hari lalu Dano menceritakan semua kejadian tentang Lea rivalnya menyatakan perasaan pada Rara dan berujung baku hantam dengan Dano.

Dan saat itu juga Devano merasa gagal, dirinya kalah selangkah dengan Lea yang sudah nekat menyatakan perasaannya.

Namun perasaan khawatirnya masih sedikit terobati saat mendengar Rara belum menjawab pernyataan cinta dari Lea.

LEARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang