"Cowok lo bilang sayang ke lo? Coba suruh dia beli pembalut, kalau dia mau pertahankan!"
-Lea
"Mang kopinya satu," Lea memesan kopi di warung langganannya, yaitu warung Mang Ujo.
"Siap, rokoknya sekalian?" Tanya Mang Ujo.
"Sejak kapan saya merokok?" Kedua alis Lea terangkat menandakan ia tengah bertanya sekaligus heran pada pertanyaan Mang Ujo.
"Siapa tau, udah suka rokok," Mang Ujo tersenyum jahil ke arah Lea dan lelaki tampan itu hanya terkekeh geli.
Inilah Lea meskipun dia nakal tapi dia tidak merokok, bukannya sok alim atau munafik tapi dia di didik dari keluarga yang memiliki prinsip bahwa kesehatan adalah hal yang utama.
Ayah Lea sudah mengajarinya dari kecil bahwa merokok bukanlah hal yang baik karena dapat merusak kesehatan begitu kata Andi.
"Ini den minumnya," sebuah kopi kini sudah tersedia di depan Lea yang sedang memainkan ponselnya.
"Makasih Mang," kata Lea tanpa beralih dari layar ponselnya.
------------------
KELAS XI IPA 3
"Aduh sakit banget perut gue gila," sudah sekitar satu jam perut Rara terasa begitu sakit, entah apa penyebabnya.
Padahal ia tidak makan pedas atau makan sesuatu yang dapat menyebabkan perutnya begitu sakit seperti ini.
"Lo kenapa Ra ?" Tanya Sonya teman sebangku Rara.
"Nggak tau nih sakit banget perut gue," rintihan nya lagi tambah kesakitan.
"Aduh gimana dong, ya udah yu ke UKS aja," wajah Sonya terlihat panik, berselang satu menit Rara mengangguk tanda pasrah jika ia dibawa ke UKS.
Setelah izin dengan Pak Marko guru Ppkn, Rara dan Sonya pergi ke UKS.
Mereka berdua berjalan di koridor yang sepi karena saat ini sedang berlangsung pelajaran pertama.
Namun setelah beberapa langkah keluar dari kelas, seisi kelas tertawa keras. Membuat Rara dan Sonya tidak mengerti apa yang terjadi.
"Mereka kenapa kok ketawa?" Sonya menggeleng tanda tidak mengerti.
Namun setelah Rara berjalan mendahului Sonya kini gadis itu tahu penyebab seisi kelas tertawa.
"Ra! Stop!" Langkah kaki Rara berhenti saat mendengar teriakan Sonya.
"Kenapa?"
"Emm itu, itu lo ternyata bocor," cicit Sonya tidak ingin membuat kelas lain mendengar perkataannya.
"What?! Bo-bocor?" Wajah Rara pucat pasi, pantas saja seisi kelas menertawakannya dan benar di rok abu-abunya kini terdapat beberapa bercak darah.
Sungguh sangat memalukan, satu yang kini Rara harapkan. Semoga ia masih memiliki nyali untuk kembali ke kelas nanti.
-------------
Sudah satu jam pelajaran Lea berada di warung Mang Ujo, dan dia memutuskan untuk pulang ke kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Fiksi Remaja"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...