"First"
-author
Cahaya matahari pagi yang berasal dari jendela balkon kamar membuat kedua kelopak mata lelaki yang tengah meringkuk tebuka.
Samar-samar terdengar bunyi gesekan berasal dari gorden yang dibuka oleh seseorang di ujung kamar bernuansa hitam putih itu.
"Lea bangun sayang," panggil wanita paruh baya bernama Elice.
Elice Darikel Wijaya, wanita keturunan Prancis- Indonesia ini adalah ibu dari lelaki yang tengah meringkuk di atas kasur. Raflea Darikel Wijaya namanya.
"Hmmm, nanti bun masih ngantuk tau," teriak Lea dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Bangun sayang nanti kamu telat lagi ke sekolah," membangunkan Lea sama seperti membangunkan anak TK, sulit sekali.
"Atau mau bunda panggilin ayah buat bangunin kamu?!"
Sontak Lea langsung terduduk saat mendengar suara bunda nya yang mengatakan ingin memanggil Andi untuk membangunkan ia dari tidurnya.
"Lea udah bangun bun nggak usah panggil ayah segala!" Inilah cara yang paling ampuh untuk membangunkan Lea saat susah untuk dibangunkan.
Elice tau betul apa kelemahan anak tunggalnya ini, ia sangat takut dengan ayahnya.
Sosok pria berusia 40 tahun yang masih mempesona di umurnya yang sudah tidak muda itu adalah orang yang paling Lea takuti. Bagi Lea Andi jauh lebih menyeramkan dari pada guru BK di sekolahnya.
Ayahnya gila ketegasan, sangat mencintai kedisiplinan. Rumahnya bahkan dipenuhi dengan puluhan peraturan yang ayahnya buat. Sebenarnya percuma karena Lea tidak pernah mau menaati peraturan itu.
Andi yang sangat jarang ada di rumah membuat peraturan itu tidak berlaku sebagaimana mestinya. Tentu saja itu kesempatan emas bagi Lea untuk tidak menaati puluhan peraturan yang dibuat oleh ayahnya.
Namun kesempatan itu hanya berlaku jika Andi sedang tidak di rumah. Jadi disinilah Lea harus pandai dalam berperan, ia harus bersikap baik dan taat aturan saat ayahnya berada di rumah. Dan saat ayahnya pergi, melanggar aturan menjadi sesuatu yang dihalalkan.
Sebenarnya Lea sendiri sudah kapok dengan hukuman yang pernah diberikan ayahnya saat ia melanggar peraturan.
Hukuman yang diberikan juga tidak tanggung-tanggung. Ayahnya cukup sadis dalam memberikan hukuman, Lea bergidik ngeri mengingat salah satu hukuman yang pernah Andi berikan padanya.
Lea pernah merasakan hidup susah saat Andi menyita seluruh fasilitasnya karena kepergok pulang larut malam. Dan hal inilah yang membuat Lea menjadi anak yang penurut saat ayahnya berada di rumah.
Tanpa menunggu lama, lelaki berparas tampan dengan rambut yang masih acak-acak kan itu menuju kamar mandi. Ia takut bunda nya benar-benar membawa ayah dalam urusan sepele seperti ini.
Butuh waktu sekitar 30 menit Lea berkutat di kamar mandi dan mempersiapkan alat-alat yang ia perlukan untuk dibawa ke sekolah.
"Pagi bun, yah," tangan kanan Lea terulur menarik kursi tepat di samping Andi setelah ia menaruh tasnya di samping Elice duduk.
"Pagi sayang " jawab kedua orang tuanya.
"Oh ya... Lea nanti pulang sekolah jangan pulang telat ya sayang," peringat bunda nya.
"Kenapa bun, kan Lea biasa main sama temen - temen Lea, palingan juga jam 5 baru pulang," jawab Lea sambil mengunyah roti sarapan paginya.
"Soalnya kan ayah kamu mau berangkat ke Surabaya nanti sore," kata Elice.
Mendengar itu Lea langsung menghentikan aktivitasnya. Dia tidak menyukai hal ini dari ayahnya, pria yang sangat ia sayangi itu sangat sibuk bahkan jarang pulang ke rumah hanya sekedar meluangkan waktu untuk ia dan bundanya.
Dia tau jika ayahnya bekerja untuk ia dan bundanya, tapi apakah harus setiap detik ayahnya itu selalu bekerja tanpa kenal waktu? Lea ingin ayahnya selalu ada dan keluarganya terasa lengkap layaknya keluarga lain.
"Iya ayah mau berangkat nanti sore," tukas Andi yang menyadari Lea menghentikan sarapannya.
"Hmmmm" Lea hanya bergumam dan beranjak dari duduknya untuk mengambil tas di kursi tepat di sebelah Elice.
"Yah, bun Lea berangkat ya. Udah siang nih," Lea berlari setelah berpamitan tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tua nya.
------------------
😊
Sebelumnya makasih banget yang udah mau baca cerita absurd ini. Maaf kalo ada kekurangan, masih belajar. Jangan lupa follow instagram aku di @belianaar nanti aku follback hihi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Teen Fiction"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...