"Semanis apapun perpisahan akan tetap menyakitkan"
Jarum jam menunjukan pukul delapan lewat, artinya ishoma sudah selesai selepas shalat isya tadi.
Kini semua peserta diwajibkan berkumpul di lapangan utama. Lebih dari delapan ratus siswa sudah berada di lapangan.
Membagi menjadi dua angkatan, kelas sebelas juga kelas sepuluh.
"Hufttt dingin banget anjir!" Ravena meniup berulang kali kedua telapak tangannya.
Padahal gadis itu sudah memakai hoodie tebal untuk menghalau dingin tapi rasanya sia-sia.
"Cih lemah, baru segini aja dingin. Kayaknya tadi ada yang bilang gitu si," sarkas Sonya sambil menatap tajam Ravena.
Sungguh ia tidak lupa saat Ravena menyindir dirinya mengatai lemah tadi sore, dan lihat siapa yang sekarang lemah?
"Yodah si, emang dingin kok!" Balas Ravena menatap sengit.
Rara jengah, setiap waktu sahabatnya itu selalu saja bertengkar.
"Berantem lagi, ngga bosen apa kalian? Kuping gue panas nih dengernya!"
"Ya maaf,"
"Sorry,"
Sontak keduanya berucap secara bersamaan, membuat Rara tidak tahan untuk tidak tersenyum.
"Sini-sini biar ngga dingin," Rara beralih merangkul kedua sahabatnya dengan ia berada di posisi tengah.
"Hangat kan?" Tanya Rara diangguki keduanya.
Kini ketiga gadis itu sudah bergabung dengan teman seangkatannya, membentuk lingkaran besar berlapis tiga.
Api unggun besar yang berada di tengah tengah mereka menjadi sumber kehangatan malam ini.
Ahhh sangat indah suasana yang tercipta saat ini, sulit untuk dijabarkan.
"Malam semua!" Kevandra salah satu anggota Osis yang menjadi MC menyapa seluruh peserta.
"Malam!!!"
"Wah wah, semangat sekali rupanya, ada yang udah ngantuk?"
"Belummm!!" Memang benar, semua mata tidak ada niatan untuk menutup, terlalu sayang melewatkan suasana saat ini.
"Wihhh boleh minta tepuk tangannya buat kalian," semua bertepuk tangan.
Kevandra melanjutkan "Oke teman teman, malam ini adalah malam pertama kita di perkemahan. Saya harap kalian semua menikmati acara ini, dibuat santai aja jangan tegang. Hmm ngomong-ngomong soal acara malam ini ada apa ya?"
"Ngga tahu!"
"Nyanyi nyanyi!"
"Bakar jagung!"
"Rebahan!"
"Pacaran!"
"Boker!"

KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Teen Fiction"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...