"Lagi, ekspetasi jauh lebih indah dari kenyataan"
-Author
Suara protokol pembawa upacara hari senin membuat siapa saja mengeluh, sudah sepuluh menit upacara berjalan dan sialnya tidak kunjung selesai.
"Ra, lo kuat kan atau mau ke UKS aja? Lo keliatan pucet banget Ra." Berdiri di bawah terik matahari membuat Sonya khawatir melihat keadaan teman sebangkunya yang terlihat pucat.
Hari ini Rara kembali ke sekolah setelah satu minggu absen tidak masuk sekolah. Bahkan guru-guru sempat khawatir dan ingin pergi menjenguk Rara tapi niatnya harus ter-urung ketika Dano mengatakan keadaan adiknya baik baik saja.
Absen satu minggu dari sekolah membuat Rara ketinggalan banyak berita, dan ia ketinggalan kehebohan sekolahnya saat kedatangan murid baru pindahan dari Prancis. Siapa lagi kalau bukan Dano kakaknya, kepindahan Dano terbilang sangat lama dari jarak kedatangannya ke Indonesia.
Terhitung dua minggu lebih Dano tidak langsung datang ke sekolah karena masih harus mengurus kepindahannya, tapi bukan berarti berita kepindahan kakaknya tidak tercium oleh kaum penggosip SMA Sastra Wijaya. Apalagi oleh kumpulan dan pengikut Tubir Turah.
Oke kembali pada topik awal, Rara hanya menggeleng seraya tersenyum menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran sahabatnya itu.
"Serius? Apa perlu gue panggil anak PMR?" Lagi dan lagi Sonya tetap kekeh pada pendiriannya untuk membawa Rara ke UKS.
"Gue ngga papa kok Soy, hari ini gue lupa pake lip balm jadi bibir gue keliatan pucet."
"Oke, tapi kalau lo ngerasa ngga kuat bilang sama gue ya?"
Rara mengangguk mengiyakan Sonya, setelahnya keduanya terdiam dan kembali memperhatikan kepala sekolah yang tengah memberikan amanat mengingatkan untuk seluruh siswa tetap rajin belajar mengingat minggu depan sudah penilaian akhir semester.
"Demikian yang dapat bapak sampaikan, bapak berharap kalian semua bisa menyelesaikan penilaian akhir semester dan ujian sekolah yang akan dilaksanakan minggu depan,"
"Akhirnya selesai juga!" Suara melengking itu terdengar tatkala pemimpin upacara sudah membubarkan barisan.
"Bisa ngga si ngga usah teriak?!" Sonya misuh misuh saat mendengar suara tadi yang tidak lain adalah milik Ravena.
"Suka suka lah! Eh Ra lo udah sehat kan? Gue khawatir banget sama lo, kemarin gue mau jenguk tapi kata bang Dano lo udah pulang," masih ingat jika Ravena adalah sahabat Rara sejak dulu? Dan hanya dia yang mengetahui perihal Dano adalah kakaknya.
"Iya ngga papa kok Ven, gue baik baik aja."
"Wait? Rara punya abang? Dan lagi nama abangnya Dano? Dano siapa?" Tubuh Ravena menegang, sialan dia keceplosan. Untung saja hanya Sonya yang mendengar.
"Iya gue punya abang, namanya Fradano," di tempatnya Rara tersenyum, ia sudah menyangka dengan reaksi sahabatnya yang satu ini.
Sonya memang belum mengetahui Dano adalah kakaknya sebab ia dan Sonya bertemu sewaktu di bangku SMA jadi tidak ada alasan bagi Rara untuk membeti tahu perihal keluarganya, dan bisa dibilang hubungan Rara tidak sedekat dengan hubungannya dengan Ravena meskipun Sonya adalah teman sebangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Novela Juvenil"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...