"Bukan lo yang salah, tapi hati gue yang bermasalah."-Lea
Sudah tidak terhitung berapa kali lelaki tampan yang tengah terbaring di atas kasur dengan ponsel di genggamannya menghapus deretan kalimat yang ia susun susah payah.
Otak bebalnya sampai meradang, sudah tiga jam ia terbaring dan terus berpikir kalimat apa yang tepat untuk menanyakan keadaan seseorang yang entah kenapa membuatnya begitu khawatir.
"Arghhh sialan! Puyeng pala gue," tiga hari lalu ia mendengar kabar dari kedua sahabatnya jika keadaan Rara drop hingga masuk rumah sakit.
Ingin rasanya Lea menemui Rara dan melihat keadaan gadis yang selalu mengacaukan pikirannya bahkan perasaannya sampai saat ini.
Tapi apa daya, egonya terlalu tinggi. Perasaan itu masih begitu melekat pada Lea. Mengingat hari di mana gadis penghuni otaknya tertawa lepas dengan lelaki lain membuat egonya semakin tinggi.
"Gue harus gimana bangsat!" kesal bukan main, Lea kehabisan kata kata.
Bagaimana ia bisa tahu keadaan Rara tanpa harus ketahuan jika saat ini ia begitu merasa khawatir dengan gadis itu.
Sejak kemaren Lea menanyakan berulang kali keadaan Rara kepada kedua sahabat gadis itu, tapi sialnya mereka tutup mulut. Sekedar kata baik baik saja juga tidak mereka katakan.
Lea rasa ia bisa stres jika seperti ini terus, ingin rasanya ia meminta bantuan kedua sahabatnya. Apalagi Reno adalah sepupu dari Rara yang sudah pasti tahu keadaan Rara bagaimana.
Tapi sekali lagi egonya terlalu tinggi, kali ini bukan tentang perasaan itu melainkan karena Lea tidak mau membuat kedua sahabatnya terus menggodanya karena ia ketahuan khawatir atas keadaan Rara.
"Apa gue tanya langsung aja ya?" Layaknya orang gila, Lea terus bermonolog sejak tadi.
"Ah masa bodo sama gengsi, lama lama gue bisa mati khawatir kalau gini caranya."
----------------------
Pukul 23.11
Deru nafas teratur terdengar dari Rara yang sudah tertidur lelap sejak dua jam yang lalu.
Mungkin pengaruh dari obat yang ia minum tadi setelah makan malam dan juga sedikit paksaan dari kakaknya yang menyuruh gadis itu cepat tidur.
Panggilan masuk...
Alunan nada dering panggilan masuk dari ponselnya di atas nakas membuat tidur nyenyak Rara sedikit terusik.
Tepat dering ketiga tangan kanan Rara terulur meraih ponselnya di atas nakas. Jari lentiknya menggeser tombol hijau menerima panggilan itu dengan mata terpejam.
"Ehmm, hallo?"
Terdengar suara serak di seberang sana, entahlah Rara sangat mengantuk. Ia tidak tahu siapa orang yang mengganggu tidur nyenyaknya saat ini.
"Hmm, siapa?"
1 detik
2 detik
"Gimana keadaan lo?" Hitungan detik ketiga suara serak itu kembali terdengar, namun kalimat yang Rara dengar bukanlah jawaban atas pertanyannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/111854556-288-k970207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Teen Fiction"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...