"Kamu seperti bulan, terlihat dekat namun pada kenyataannya kamu sangat jauh. Sampai aku sulit untuk menggapainya"
-Lea
Satu minggu berlalu begitu cepat, dan hari yang ditunggu kini datang.
Mobil yang dikendarai Dano kini melewati gerbang SMA Sastra Wijaya yang sudah ramai oleh murid berpakaian bebas.
Rara menghela nafas saat Dano baru saja mematikan mesin mobil.
"Kenapa?" Lelaki ber hoodie army menoleh seraya mengusap puncak kepala Rara.
"Ngga papa bang," gadis itu tersenyum tidak ingin membuat sang kaka khawatir.
Sejak kemarin perasaan Rara begitu kacau, ada berbagai pikiran di kepalanya.
Mendengar jawaban Rara membuat Dano ikut menghela napas— "Berapa kali gue harus bilang, lo itu ngga bisa bohong sama gue,"
Memang benar, Rara sangat lemah dalam hal berbohong. Terlebih Dano adalah kembarannya dan itu mmbuat ia tidak bisa berbohong pada kembarannya itu.
"I'm fine, trust me." Namun hal itu tidak membuat Rara menyerah, ia tersenyum lebar dan sedetik kemudian gadis itu memeluk Dano.
"Gue baik baik aja kok bang, jangan berlebihan." Semoga dengan ini Dano percaya dengannya.
Sebenarnya alasan Rara memeluk Dano karena hatinya tengah merasa gusar, terkadang memeluk seseorang yang kita sayang bisa meringankan kegelisahan kita dan hal itu yang Rara lakukan saat ini.
Tangan Dano terulur membalas pelukan Rara, kini tangan lelaki itu mengusap surai gadis dalam pelukannya.
Dano mengecup puncak kepala Rara— "Gue tau lo lagi ngga baik baik aja, gue ngga akan maksa buat lo cerita. Tapi lo harus inget, gue akan selalu ada buat lo kapanpun lo butuh oke?"
Tanpa ragu gadis dalam pelukannya mengangguk, mengeratkan pelukannya. Inilah yang Rara butuhkan saat ini, ketenangan juga kasih sayang.
Namun tidak ada yang tahu, kegelisahan juga rasa mengganjal dalam hatinya itu semua karena lelaki dalam pelukannya saat ini. Rasanya Rara ingin menagis, sungguh.
"Sekarang turun yuk, pasti temen rempong lo udah nyariin." Sejenak Rara terkekeh saat kakanya menyebut kedua temannya rempong.
"Cap cuss!!" Berbeda dengan apa yang saat ini dirasakannya, Rara berteriak senang seolah ia tidak ada beban.
Keduanya turun dari mobil dan beralih menuju bagasi, Dano mngeluarkan dua tas carier.
"Rara!!!!" Teriakan itu membuat si pemilik nama menoleh.
Di sebelah bus yang terpakir sudah ada Sonya juga Ravena lengkap dengan tas carier di punggung mereka.
Sebelumnya OSIS memang sudah membuat aturan jika dalam perkemahan tidak boleh ada yang menggunakan koper atau tas ransel yang nantinya akan merepotkan.
Jadi semuanya diwajibkan membawa tas carier untuk mempermudah dalam membawa barang.
Dengan kesusahan Ravena menggeret Sonya yang sejak tadi mengeluh berat.
![](https://img.wattpad.com/cover/111854556-288-k970207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Teen Fiction"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...