"Seolah takdir, Tuhan mempertemukan kita lagi dalam keadaan yang tepat. Mungkin besok dengan perasaan yang berbeda,"
-Lea
Seperti yang diucapkan mang Ujang, Lea menuju ruang guru untuk menemui Pak Doni selaku wali kelasnya.
Tanpa memberi salam, lelaki itu berjalan masuk ke ruang guru yang sudah terlihat sedikit sepi.
Semua guru yang ada di sekolahnya tak heran lagi dengan kelakuan anak didiknya yang satu ini.
"Lea kenapa kamu nggak masuk kelas seharian ini!?" Bentak pak Doni pada Lea yang kini duduk di depannya.
Lain dengan murid lain bukannya takut, Lea justru menampilkan wajah geli nya saat melihat wali kelasnya marah. Memang tidak ada takut- takutnya.
"Jawab saya!" Pak Doni kembali bersuara.
"Saya jawab juga Bapak nggak mau terima alasannya, jadi saya nggak perlu repot-repot jelasin," kini Lea memainkan kedua alis tebalnya seolah menggoda Pak Doni.
"Kamu ini benar-benar tidak ada habisnya ya, kelakuan kamu itu loh bikin saya darah tinggi!" Suara pak Doni naik satu oktav.
"Duh punten Pak, jangan mikirin saya sampai segitunya dong Pak." Lea terkekeh saat melihat wajah frustasi Pak Doni.
"Sudah sudah pokoknya saya nggak mau tau..." belum selesai mengucapkan, Lea sudah memotong perkataan Pak Doni.
"Nah kan apa kata saya, Bapak nggak mau tau, jadi saya ngga perlu repot jelasin hehe." Ucap Lea tanpa takut.
"Orang ganteng pamit pulang dulu dah Pak guru!" Setelah mengatakan hal itu Lea pergi dari hadapan Pak Doni yang memandangnya kaget bukan main.
"Pede sekali kamu, Lea tunggu jangan pergi!" bentak pak Doni.
"Maaf pak tapi kita udah nggak cocok lagi, jadi mending saya pergi aja cari yang lain," memang tidak ada warasnya.
Mendengar itu Pak Doni hanya terbengong melihat muridnya yang sangat nakal itu.
Dan semua orang di ruang guru tertawa lepas setelah kepergian Lea dari sana disertai gelengan kepala melihat cucu pemilik yayasan si pembuat onar.
Jarum jam sudah menunjukan pukul delapan malam dan Lea belum juga berniat untuk pulang.
Mungkin malam ini ia akan pergi kerumah Gaga atau Reno sampai larut malam atau bahkan menginap.
Padahal tadi Reno sempat menawarinya untuk menginap dirumahnya tapi Lea mengatakan ingin pulang saja. Siapa sangka di tengah jalan lelaki itu pindah haluan.
"Woyyyy!! Kalau bawa motor hati-hati dong mas!" teriak seorang gadis yang tengah kesakitan setelah jatuh terserempet motor.
Bertepatan dengan itu motor Lea melintas dan menghentikan motornya untuk melihat keadaan gadis itu.
"Lo nggak apa apa kan?" Lea turun dari motornya dan menolong gadis berambut sebahu yang tengah menunduk melihat luka di kakinya.
"Gue ngga apa apa kok cuma.....
Lo!!" Sungguh ini kebetulan atau memang disengaja, kenapa Lea harus bertemu dengan gadis ini lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEARA
Teen Fiction"Gue udah pernah bilang kan, jangan mainin bibir lo atau gue bener bener khilaf kali ini," bisik Lea tepat di telinga Rara. Dan boom wajah Rara seketika memanas merah padam, sialan Lea benar benar membuatnya gila. Setelah perasaan kecewa juga kesa...