39 | Lampu hijau

2.3K 124 1
                                    

[A/N]: Banyak typo makasih.

"Males nge quote"

Sudah berulang kali Dano menghubungi ponsel Rara juga Devano tapi keduanya sama, sama sama tidak aktif.

Sungguh saat ini lelaki itu tengah dilanda kekhawatiran juga emosi.

Kenapa bisa ia kecolongan, Dano mengetatkan rahangnya saat satu nama melintas di otaknya.

"Raflea Darikel Wijaya, lo udah ngibarin berndera perang sama gue," desisnya penuh emosi.

Lelaki itu kini tengah berada di pintu masuk CIC seorang diri.

Kedua netranya beralih melihat ponsel, mengecek sudah pukul berapa.

"Bangsat, ini udah jam dua belas lebih."

Lagi lagi Dano kembali mengumpat, emosinya sudah samai ubun-ubun.

Turut berduka untuk Lea yang nanti harus siap mendapat bogema mentah dari calon Kaka ipar:)

Tiba tiba sorot lampu mobil membuat Dano menajamkan penglihatannya. Mobil BMW berwarna hitam series i8 Coupe.

Dano sudah bisa menebaknya, siapa lagi kalau bukan cucu pemilik yayasan. Mobil itu keluaran terbaru dan lagi tidak ada yang berani membawa mobil di acara yang sudah jelas jelas dilarang membawa kendaraan sendiri.

"Abang ngapain disini?"

Mata berkilat emosi Dano menatap tajam Rara juga Lea yang sudah turun dari mobil.

Mengabaikan pertanyaan Rara, Dano berjalan mendekat ke arah Lea berdiri.

Tidak ada kata permisi, Dano menarik baju Lea dan melayangkan pukulan pada lelaki itu tapi pukulan kali ini gagal.

Lea berhasil menghindar dan Dano semakin emosi dibuatnya.

"Bangsat!" Percobaan kedua tetap gagal.

Lea menatap tenang ke arah Dano, ia sudah menduga semua ini akan terjadi. Dan Lea tahu pasti sikap yang harus diambilnya saat ini hanyalah diam dan setenang mungkin.

Emosi tidak baik dibalas dengan emosi, apalagi mengingat Dano adalah kembaran dari gadisnya.

Akan sangat merepotkan bila keduanya terlibat hubungan tidak baik, bisa bisa terancam tidak mendapat restu.

"Sini lo anjing, berani beraninya lo bawa adek gue ha?!"

Tangan kanan Dano kembali terangkat siap melayangkan pukulan namun suara Rara membuat niatnya terurung.

"Bang STOP!" Gadis itu menatap tajam penuh emosi tepat di kedua netra Dano.

Dano sedikit tersentak, lagi lagi ini untuk pertama kali kembarannya menatap tajam penuh emosi seperti ini.

"Lo selalu aja kaya gini Bang, lo ngga pernah ngertiin perasaan gue. Mau sampe kapan hmm? MAU SAMPE KAPAN LO KEKANG GUE?!"

Bentakan itu terlontar diikuti air mata yang meluruh dari mata Rara.

Lea sudah siap menghampiri gadisnya, ingin menenangkan namun Dano mencegahnya.

"Diem lo anjing, ngga usah ikut campur!" Ancam Dano pada Lea.

Lea tidak peduli, dengan sekali sentak lelaki itu melepaskan cekalan Dano pada bajunya dan berjalan menghampiri Rara yang tengah terisak.

Lea merengkuh tubuh Rara tepat di depan Dano.

Melihat keduanya membuat Dano kian berang, sungguh dianggap apa dia oleh kedua orang di depannya ini.

Buggghhhh! Bughhh! Bughhh!

LEARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang