❝Dia sangat peka, sensitif dengan keadaan, dan pandai menjaga perasaan orang lain❞
•••
Sejak Jaehyun menciumnya semalam, Taeyong sedikit risih saat bertatapan langsung dengan sang suami. Namun, pria itu tak bereaksi apa-apa. Seakan tak mengingat jika telah membungkam sang istri dengan bibirnya. Seperti sekarang, pria itu bahkan tengah tertawa ringan bersama Minho di meja makan. Taeyong heran, obat dan hipnotis macam apa yang adiknya berikan pada suaminya. Mereka berdua sudah tampak dekat meski Jaehyun masih tenang seperti biasa.
Berbeda dengan dirinya, sikap Jaehyun pada Minho sudah bisa dikatakan hangat. Tapi, pria itu masih saja kaku dan irit bicara jika berhadapan dengannya.
Apa dia memang tak pernah menyukaiku? Taeyong membatin.
"Hyung, kau tidak sarapan dulu?"
Minho mengangkat alis. Menatap sang kakak yang hanya meneguk segelas air sebelum berjalan menjauhi ruang makan.
"Aku akan sarapan di butik nanti," Sahut Taeyong tanpa menoleh pada dua orang yang tengah menikmati sarapan.
Minho mengangkat bahu, kembali memfokuskan perhatian pada sandwich ditangannya. Melahap lalu menatap sang kakak ipar. Senyum lebar terpatri di bibirnya. Mengikuti pandangan Jaehyun sejenak yang sangat jelas tertuju pada kakaknya, Lee Taeyong.
"Ada apa dengan kalian berdua, Hyung? Kenapa wajah Taeyong Hyung kusut sekali pagi ini?" Tanyanya penasaran lalu terkekeh pelan. Jaehyun tersenyum tipis mengingat kejadian semalam, dimana ia mengecup bibir Taeyong cukup lama. Tak ada penolakan dari sang istriㅡtentu karena merasa shock, pikirnya.
***
"Jaehyun..."
Pria mungil itu menetralkan napas saat ia melepas tautan bibirnya. Sementara Jaehyun menatap ke dalam sepasang netra legam dihadapannya lalu bergumam, "Maaf."
Taeyong mendengus kasar, memukul tubuhnya dengan bantal lalu mendorongnya turun dari ranjang. "Pergilah ke tempatmu sialan!" Teriak sang istri.
Ia menunduk dalam, berjalan pelan kearah sofa yang telah beralih fungsi sebagai tempatnya melabuhkan mimpi. Meski telah berstatus suami istri, nyatanya mereka tak pernah tidur ditempat yang sama. Jaehyun merebahkan tubuhnya lalu menoleh sekilas ke arah ranjang. Taeyong menutupi seluruh tubuh hingga kepalanya dengan selimut tebal berwarna putih tulang, dan hal itu sukses membuatnya tersenyum diam-diam.
***
“Jadi, kau marah karena Jaehyun hanya mengucap maaf setelah menciummu?"
Taeyong mengangguk cepat, kembali melahap ramen diatas meja kerjanya sambil menatap kesal kearah Ten yang tengah puas menertawainya.
Meneguk minuman kaleng dingin yang tadi dibelinya di minimarket lalu berucap, "Setidaknya dia memberi alasan kenapa menciumku tiba-tiba. Bukannya meminta maaf, dasar pria gila."
Ten mengerling nakal, "Ey... apa seorang suami harus punya alasan untuk menyentuh istrinya?"
"Dia berbeda Ten," Katanya, "Hubungan kami tidak seserius itu."
Pria dihadapan Taeyong mengangkat satu alisnya, "Apa maksudmu?" Ia menghela nafas, "Dengar Taeyong, kalian telah mengucap janji dihadapan Tuhan. Tak ada kata main-main dalam hubungan kalian."
***
"Aku masih sangat mencintainya."
Bambam menepuk pelan pundak sahabatnya. Mengangguk paham dengan apa yang dirasakan Jaehyun. Pria itu telah mencintai Taeyong sejak lama namun tak pernah bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...