17 회

31.2K 4.3K 571
                                    

Cenderung berpikir keras dan analitis membuatnya terlihat bijaksana

•••

"Ya, Kim Yeonwoo!"

Gadis itu menghentikan langkah, berbalik untuk melihat siapa yang baru saja meneriakinya. Namun, belum sempat ia mengeluarkan suara, cairan berbau khas caffein membasahi bajunya. Bahkan sebagian minuman beraroma itu mengenai wajahnya.

Gelak tawa menggema di kantin kampus itu, sedangkan sosok yang tersudutkan hanya terdiam dan menahan malu. Ia tahu, datang ke kampus hanyalah ide buruk. Tapi berdiam di apartement akan membuat ia melukai dirinya sendiri.

"Apa kau bangga merusak rumah tangga orang lain hah?" salah seorang mahasiswi bertanya dengan nada sinisnya.

"Jika aku menjadi kau, lebih baik aku mengeluarkan diri dari kampus ini." Sahut yang lain.

Tawa mengejek kembali bersahut-sahutan dalam ruangan itu, namun Yeonwoo yang masih mematung tak melawan sama sekali. Padahal, biasanya ia tak akan diam seperti ini. Hampir seisi kampus pun tahu jika ia banyak bicara dan mengoceh sana sini.

Lalu teman-temannya kemana?

Tentu, hanya menatapnya kasihan dari meja kantin tanpa berniat membantunya yang tengah dihakimi. Terkadang Yeonwoo merasa kasihan pada dirinya sendiri. Saat dibutuhkan, ia memiliki banyak teman. Namun ketika ia yang membutuhkan, orang-orang itu seolah hilang ditelan alam.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau sangat bangga menjadi jalang yang mengejar dosenmu sendiri?"

"Hentikan!"

Tersentak, seisi ruang itu langsung bungkam. Menatap sosok pria yang tengah berjalan tergesa kearah Yeonwoo. Menunjuk satu persatu orang-orang yang tadinya menghakimi sang korban.

"Kalian!" Minho menetralkan napas, "Jangan pernah memanggil wanita ini jalang! Aku adik Lee Taeyong, dan semua yang terjadi kemarin hanya salah paham!"

Sontak suara pekikan tertahan dan bisikan dari mahasiwa di sana mengusik genda telinga Minho. Ia yakin, orang-orang itu kaget karena memang, selama ini ia menyembunyikan fakta bahwa Taeyong adalah kakaknya.

Bukan tanpa sebab, Taeyong seorang desainer terkenal dan ia tak ingin diserang atau dimanfaatkan oleh fans sang kakak.

"Kakakku, dia akan meminta maaf pada wanita ini," Minho melirik sekilas pada Yeonwoo yang mulai terisak.

"Lalu kenapa kalian terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain dan menghakimi Yeonwoo nuna padahal kalian tidak tahu apa-apa?!"

Hening,

Tak ada yang berani melawan ataupun merespon ucapan Minho. Raut wajah pria itu dipenuhi amarah dan membuat nyali orang-orang di sana seketika ciut. Padahal, biasanya ia terlihat manis dan periang di kampus. Tapi kali ini, sikap Minho berubah 180 derajat. Hanya demi membela Yeonwoo yang dihakimi, tentuㅡakibat ulahnya sendiri.

"Nuna, ayo kita pergi sekarang." ajak Minho sambil menarik pelan lengan Yeonwoo, namun wanita itu menepisnya kasar.

Menghapus air mata dipipinya, Yeonwoo berjalan tergesa meninggalkan Minho dan kantin yang dipenuhi orang-orang tak punya hati itu. Otaknya tak bisa lagi berpikir jernih, hanya satu tujuannya saat ini, ia ingin bertemu Ibunya.

"Cepat kejar mobilnya!"

Minho berteriak frustasi, sedangkan pria yang tengah mengemudi meliriknya kesal lalu memutar bola mata malas. "Apa kau menyukainya?" Moonbin bertanya diikuti seringaian.

"Berhentilah bertanya bodoh, cepat susul dia sebelumㅡakh!"

Mendesis pelan, Minho memukul belakang kepala Moonbin cukup keras. Sahabatnya itu malah menghentikan laju mobil mendadak. Ia yang tak memakai sabuk pengaman harus rela terbentur di dashboard.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang