❝Bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya sendiri dari pada hanya mengeluh dan protes❞
•••
"Jung Tae Oh! Aish, kemana lagi anak macan itu!"
Minho berjongkok, mencari si bocah pria berpipi gembul di bawah kolong meja makan, namun yang ia dapati hanya lah mainan berserakan.
"Aduh!" Pria bersurai hitam itu mendesis saat keningnya membentur kursi di samping meja. Bangkit dari posisinya, Minho mengusap peluh yang seakan berlomba-lomba jatuh dari helaian rambutnya. Sudah hampir lima belas menit ia mencari sang keponakan, namun sampai sekarang ia tak menemukan tempat persembunyian Tae Oh.
"Jung Tae Oh!" Minho kembali berteriak, "Ayo mandi, Appamu akan marah jikaㅡYa Tuhan!"
Berjalan tergesa ke arah dapur, Minho menghampiri keponakannya yang tengah duduk santai layaknya raja di atas meja bar. Selai cokelat, susu strawberry, dua buah pisang tergeletak di sisi kanan bocah tiga tahunan itu. "Siapa yang membawamu ke sini, anak macan?!"
"Tae Oh," balas si mungil berpipi gembul itu sembari memiringkan kepala dan mengedipkan mata.
Sang Paman hanya bisa menepuk jidatnya sendiri lalu duduk di salah satu kursi. "Cepat habiskan, Tae Oh harus mandi setelah ini. Oke?" ucapnya dengan nada lembut.
Ya, menenangkan si bungsu kembar Jung memang butuh tenaga ekstra. Tae Oh hanya ingin mendengar ucapan Jaehyun, dan sosok yang paling dianiaya oleh bocah itu hanyalah Minho seorang.
"Sileo," Tae Oh berkata dengan nada aegyeo sebelum menjulurkan lidah ke arah sang paman.
Menghela napas, Minho memejamkan mata sejenak sembari mengusap dada. "Sabar Minho, sabar."
"Sabal Minho, sabal," Tae Oh mengulangi gumaman sang paman lalu menghabiskan sekotak susu strawberry nya hingga suara tetes terakhir terdengar.
Mendesis gemas, Minho menangkap tubuh mungil keponakannyaㅡmenggendong Tae Oh hingga anak itu berteriak. "Appa! Tolong Tae Oh!"
"Appa! Tolong Tae Oh!" Minho mengulangi kalimat teriakan sang keponakan dengan nada mengejek. Ia tergelak melihat raut wajah si bungsu amat kesal. Mata melebar dengan kedua alis saling bertautan, tak lupa bibirnya yang dikerucutkan.
Benar-benar titisan Taeyong, pikir Minho.
"Tae Oh? Kau belum mandi?"
Jaehyun yang tengah menggendong anak sulungnya menurunkan Tae Rin di sofa, "Tae Rin tunggu disini ya," ucapnya lalu mengecup kening putrinya dan dibalas anggukan oleh gadis kecil itu.
"Ada apa ini? Kenapa jagoan Appa belum mandi?" Jaehyun melirik Minho sekilas disertai kekehan geli sebelum mengambil alih Tae Oh ke dalam gendongannya. Sang adik ipar memasang tampang memelas dengan keringat mengucur di sekitar wajah juga lehernya.
Pasti Tae Oh berulah lagi.
"Tae Oh tidak mau mandi," kata Minho dengan nada lelahnya lalu menjatuhkan diri di atas sofa,
Ia menoleh pada Tae Rin sebelum memeluk si sulung kembar Jung. "Aigoo, keponakan Samchun yang satu ini cantik dan wangi sekali," pujinya. "Tidak seperti yang..." Ia melirik Tae Oh malas.
Jaehyun membawa putranya duduk di samping Minho. "Tunggu di sini," katanya lalu mengambil sekotak tissue basah yang tergeletak bebas di atas karpet berbulu itu.
Pasti ulah Tae Oh juga.
"Hyung, carilah istri baru untuk mengurus Tae Oh," Minho berkata lalu menoyor kepala sang keponakan sambil menahan senyuman. Sungguh, ekspresi kesal si bungsu kembar Jung itu membuatnya diam-diam merindukan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...