9 회

35.1K 4.9K 603
                                    

❝Meski kesulitan untuk mengutarakan pendapat, tapi sejatinya dia adalah pendengar yang baik

•••

Minho tak henti-hentinya tersenyum lebar, memerhatikan dua pria yang duduk di bangku depan mobil milik Jaehyun. Ketiganya sedang dalam perjalanan menuju butik Taeyong sekarang. Awalnya ia heran mengapa kakaknya tiba-tiba ingin diantar ke butik oleh sang suami. Namun, otak Minho akhirnya bisa menangkap jika hubungan pasangan aneh itu sudah membaik. Jujur ia pun merasa frustasi saat dua orang itu saling diam di rumah.

Taeyong terus bersikap acuh tak acuh pada sang suami padahal diam-diam ia menunggu untuk diberi perhatian lebih. Lalu Jaehyun yang ingin berbicara dengan sang istri namun tak bisa mengucapkan sepatah kata saat berhadapan dengan Taeyong, pasangan aneh, pikir Minho.

"Belajarlah dengan benar." Taeyong berkata pada adiknya yang duduk di bangku belakang. Ia pun kembali menoleh ke depan saat Jaehyun tiba-tiba membuka pintu mobil untuknya.

"Hyung juga, belajarlah menjadi istri yang baik." balas Minho lalu terkikik.

Delikan tajam ia terima dari sang kakak sebelum pria mungil itu keluar dari mobil. Dalam hati ia bersyukur melihat Taeyong mulai bersikap hangat pada Jaehyun.

"Pergilah," Taeyong menunduk sambil tersenyum tipis.

Ia dan Jaehyun masih berdiri di samping mobil, seakan tak peduli jika masih ada Minho yang menunggu di dalam sana. Padahal, 15 menit lagi kelas adiknya itu akan dimulai.

"Masuklah," Jaehyun ikut menunduk "A-aku dan Minho akan pergi setelahnya."

Taeyong mengangguk pelan. "Baiklah, sampai jumpa." katanya lalu berjalan pelan menjauhi mobil sang suami.

Pria yang masih berdiri di tempatnya tersenyum tipis. Menatap istri yang perlahan melangkah menuju pintu masuk butik. Namun, selang beberapa detik ia mengerutkan alis. Taeyong kembali berjalan ke arahnya dengan tergesa.

"Ada apa?" tanya Jaehyun saat sang istri berdiri dihadapannya.

Taeyong menggaruk tengkuk, "Aku melupakan sesuatu."

"Di mana? Di dalam mobil?"

Pria mungil itu menggeleng pelan, berjinjit lalu mengecup bibir Jaehyun sekilas. "Hati-hati di jalan," katanya sebelum berlari kecil ke arah butik.

Meninggalkan sang suami yang mematung sambil membolakan mata di samping mobil. Jantung Jaehyun berdegup lebih cepat, ia menghela napas berkali-kali hingga Taeyong masuk ke dalam butik. Menyentuh bibirnya lalu tersenyum tipis.

Aku sangat mencintaimu, Taeyong-ah.

Sedangkan, Minho yang melihat kejadian itu berteriak histeris. Menghentak-hentakkan kaki sambil bertepuk tangan karena kaget akan sikap Taeyong pada Jaehyun barusan.

***

"Tae, apa kau sakit?"

Ten mengernyit sambil memerhatikan wajah sahabatnya. Pipi Taeyong memerah, dan pria itu sesekali menghela nafas berat. Ia semakin khawatir saat desainer itu memukul dada pelan.

"Ya, Lee Taeyong! Kau kenapa?" Ten berteriak lalu menangkup wajah sahabatnya yang tengah duduk di kursi.

Taeyong menggeleng lemah, "Aku gila Ten..." ia menatap nanar sahabatnya, "Dia membuatku gila."

"Dia?" Ten menyipitkan mata, "Maksudmu Jaehyun?"

Pria mungil itu mengatupkan bibir sambil mengangguk lemah. Menjatuhkan kepala di atas meja lalu menatap kosong ke arah jendela ruangannya. Merutuki dirinya sendiri karena bersikap seperti pria haus kasih sayang seperti tadi. "Ten, apa menurutmu Jaehyun benar-benar mencintaiku?" Taeyong berucap pelan.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang