27 회

23K 3.3K 209
                                    

Pandai dalam urusan intropeksi diri, karena ia melihat kedalam dirinya untuk mencari makna hidup

•••

Jaehyun melangkahkan kaki ke lantai dasar, tak memedulikan sang istri yang tengah memanggilㅡtepatnya meneriakinya di belakang sana. Dadanya amat sesak melihat Taeyong bercakap-cakap dengan Yuta. Luka lama yang pernah didapatkannya seolah terkelupas hingga ia merasakan sakit lagi dan lagi.

Untuk apa Yuta datang ke sini?

"Jaehyun! Tunggu aku!"

Pria tinggi itu telah sampai di lantai dasar, sedangkan sang istri masih menuruni tangga tak henti-henti meneriakinya. Menghela napas pelan, Jaehyun menatap Taeyong yang telah berdiri di hadapannya dengan terengah-engah.

"Urusanmu sudah selesai?" Tanyanya, "Appa sudah menunggu di luar."

Tanpa membalas ucapan suaminya, Taeyong berhambur memeluk Jaehyun erat. Ia tahu, saat ini pria di hadapannya tengah menahan rasa cemburu. Apalagi, di dalam ruangan tadi hanya ada ia dan Yuta. Mungkin pikiran sang suami telah lari kemana-mana, pikirnya.

"Yuta datang untuk meminta maaf," Pria mungil itu bergumam, "Jangan cemburu." Katanya lalu menjauhkan tubuh dari pria di hadapannya.

Jaehyun masih bungkam, ia melirik sekilas ke arah tangga saat pria yang tadi menemui istrinya juga turun dari lantai atas. Tangannya mengepal kuat, meski Yuta datang untuk meminta maaf seperti yang dikatakan Taeyong, ia masih belum bisa menerima hal itu. Ingatannya tentang pengkhianatan dan sikap kurang ajar si pria Jepang pada sang istri masih terngiang di telinga.

Selain itu, ia masih cemburu.

"Dan kau memaafkannya?" Tanya Jaehyun tanpa melepas tatapan dari Yuta yang hendak menghampiri ia dan istrinya.

Taeyong mengulum bibir, mengangguk pelan lalu tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ia menoleh sekilas dan mendapati Yuta telah berdiri disana.

"Eoh, Y-Yuta?" meneguk ludah kasar, pria mungil itu kembali menatap sang suami, "Kalian belum saling mengenal kan?"

Untuk apa aku mengenal bajingan sepertinya?

"Benar, Tae." Yuta memamerkan gigi.

Sayangnya, objek sasaran yang ia tuju membalas dengan tatapan datarㅡterlihat dingin nan menusuk hingga ia pun tak bisa berkutik. Spontan pria Jepang itu menghentikan senyuman lalu melirik Taeyong sekilas.

Menyadari sikap suaminya, si mungil mengusap bahu Jaehyun pelan sebelum berbalik ke arah Yuta. "Sepertinya sekarang ini bukan waktu yang tepat, kami buru-buru maaf," ia tersenyum simpul, "Lain kali kita bisa bertemu lagi di tempat biasa."

Bertemu?

Lagi?

Di tempat biasa?

Jaehyun mengeraskan rahang, napasnya terkecat mendengar ucapan sang istri. Apa - apaan ini? Ia benar-benar akan memukuli Yuta jika kembali meracuni pikiran pria yang amat dicintainya.

Kehilangan Taeyong untuk kedua kali... Ia tak ingin hal itu terjadi lagi.

"Baiklah," Yuta mengulas senyum tipis pada Jaehyun, "Kuharap kita bisa berteman baik mulai sekarang Jaehyun-ssi."

Tidak akan sampai aku tahu apa niat busukmu.

Pria mungil yang berada di tengah-tengah dua dominan itu menjatuhkan bahu. Menunjuk pintu exit butik dengan dagu guna menginstruksikan pada Yuta jika saat ini ia dan sang suami tak bisa diganggu.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang