28 회

23.6K 3.3K 353
                                    

Dia sosok yang bersahaja

•••

"Apa kau juga tahu siapa saja yang pernah menyatakan cinta pada suamiku?"

Hyojung membeku, benda tak bertulang di dalam rongga mulutnya mendadak kelu. Apa yang ditanyakan Taeyong barusan bagai bom nuklir yang dilemparkan kearahnya hingga ia tak bisa berkutik. Tentu ia tahu, sebab salah satu orang yang pernah menyatakan cinta pada Jaehyun adalah dirinya. Tapi apa ia harus memberi tahu Taeyong?

Jawabannya jelas tidak!

Sejak di perjalanan dari butik, pria mungil itu terus mengeluarkan kata-kata yang sarat akan makna pedasㅡnamun entah untuk siapa. Hal itu membuat Hyojung sedikit ragu dan canggung untuk berkenalan lebih dekat dengan istri sang sahabat. Bukan berarti ia enggan berinteraksi ataupun membenci kepribadian Taeyong yang blak-blakan, tapi melihat dari sikapnya saja, sudah sangat jelas jika sosok itu sangat protektif kepada Jaehyun.

Bisa jadi Taeyong akan cemburu pada siapapun, termasuk dirinya.

"T-Tentu," Hyojung berdeham. Berusaha mengeluarkan suaranya yang tercekat dan tertahan di kerongkongan, "Jaehyun sangat populer ketika di Universitas dulu."

Tuan Jung tertawa ringan, "Benar, tapi hanya satu orang yang membuatnya jatuh hati saat itu."

"Siapa Abeo-nim?"

Taeyong menoleh dengan gerakan cepat, ia menatap penuh harap pada sang mertua. Dalam hati ia berjanji, jika Jaehyun lagi-lagi menyembunyikan sesuatu darinya maka tak ada lagi ampunan untuk suaminya itu.

Si pria paruh baya mengulum senyum, mengerling nakal lalu berkata, "Rahasia," dengan nada mengejeknya. Hal itu sukses membuat Taeyong merenggut kesal sembari mengerucutukan bibir.

"Ayolah Abeo-nim..." Taeyong merengek, "Beritahu aku."

Melihat tingkah sang menantu, Tuan Jung tak bisa menahan tawa renyahnya. Taeyong sudah berumur 26 tahun namun pria yang ia lihat saat ini tak ayal seperti anak usia 17 tahunan. Meski begitu, ia tahu jika si mungil di depannya ini cukup dewasa jika menyangkut tentang keluarga. Sebab, Taeyong adalah anak pertama di keluarga Lee.

"Baiklah, baiklah. Appa akan memberikanmu clue."

"Beritahu aku namanya saja Abeo-nim," pinta Taeyong. Namun Tuan Jung tetap kekeuh sembari menggelengkan kepalanya.

Pria mungil itu hanya bisa menghela napas lalu menyetujui tawaran mertuanya. Ya, jujur saja, tadi ia cukup percaya diri dan berharap Tuan Jung akan menyebut namanya, memberitahu Hyojung jika sejak awal Jaehyun hanya mencintainya. Tapi tiba-tiba firasat buruk menerpa ketika sang mertua tak ingin menyebut nama.

Ah sial, apa orang itu bukan aku?

"Ciri cirinya..." Tuan Jung melirik nakal kearah Jaehyun yang masih terlihat fokus mengemudi, "Orang itu berambut hitam, cantik, matanya besar juga gelap, dan ia sangat senang menggambar sketsa," pria paruh baya itu terkekeh. "Kau bisa menebaknya sekarang kan, nak?"

Menyipitkan mata, netra legam Taeyong beralih menatap objek yang sedari tadi mengusik batinnya, Hyojung. "Kau," ia berkata sembari mengangkat dagu. "Bukankah kau seorang desaigner juga?"

"I-iya Taeyong," jawab Hyojung gugup, tatapan mengintimidasi si mungil membuatnya salah tingkah hingga tak tahu harus berbuat apa.

"Oh begitu," pria mungil itu mengangkat bahu acuh. Menoleh pada Jaehyun lalu bergumam. "Pembohong.”

Ia pun kembali menatap mertuanya, "Aku sudah tahu Abeo-nim," katanya dan kembali bersandar di bangku mobil seperti semula.

Tatapan tajam Taeyong berikan pada suaminya. Setelah sampai di rumah sang mertua nanti, ia ingin menuntut penjelasan dari si pria berlesung pipi. Apa-apaan dengan orang berambut hitam, cantik, mata besar dan senang membuat sketsa? Semua itu seperti ciri-ciri Hyojung.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang