13 회

32.3K 4.9K 361
                                    

Kesendirian, kadang adalah waktu yang sangat berharga untuknya

•••

Jaehyun melenguh, menyipitkan mata dan menatap sekelilingnya. Menguap lebar sambil merentangkan tangan ke atas, masing-masing disamping kepalanya. Ternyata ia ketiduran di ruang kerjanya, pikirnya.

Sedetik kemudian ia menautkan alis, menatap selimut yang tadi menutupi punggungnya lalu tersenyum simpul. Apa Taeyong datang kesini semalam? Batinnya.

Menghela napas pelan, Jaehyun kemudian beranjak dari kursi. Melipat selimut yang telah menghangatkan tubuhnya lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

"Hyung!"

Taeyong hampir saja terjatuh dari anak tangga terakhir, terbelalak saat Minho tiba tiba menghampirinya yang baru saja turun dari lantai atas. "Ya! Sejak kapan kau pulang ke rumah?" katanya sedikit kesal.

Minho menyengir lebar, "Baru beberapa menit yang lalu, Hyung," Ia menoleh ke arah lain sambil mencari sesuatu.

Pria mungil di hadapannya pun menautkan alis, "Apa yang kau cari?" tanya Taeyong datar.

Sang adik berdecak malas, menatap kakaknya tak kalah datar lalu berucap, "Aku mencari Jaehyun Hyung, apa dia masih bersiap-siap di atas?"

Taeyong mengusap tengkuk, menoleh ke arah lain untuk menghindari tatapan heran Minho. Ia sendiri pun tidak tahu Jaehyun ada di mana sekarang, entah pria itu masih tertidur di ruang kerjanya atau mungkin telah berangkat lebih dulu ke kampus.

Namun, sejak bangun tidur tadi Taeyong tak mendapati sang suami masuk ke dalam kamar. Tak mungkin kan Jaehyun pergi tanpa berganti pakaian? Pikirnya.

"Perasaanku tidak enak," Minho menatap Taeyong penuh selidik. Menyipitkan mata sambil mendekatkan wajahnya pada sang kakak yang masih menghindari tatapannya, "Apa sesuatu terjadi saat kalian membuat keponakan untukku?" Bisiknya.

Sontak Taeyong melebarkan mata, menoleh pada sang adik lalu menghadiahi Minho dengan pukulan keras pada kepalanya. Pria yang lebih muda pun memekik histeris, "Hyung! Kenapa kau sangat senang memukulku?" tanyanya tak terima.

Pria mungil itu mendesis, mengatupkan gigi atas dan bawahnya dan hendak memukuli sang adikㅡlagi. Tapi Minho cepat-cepat berlari, menghindarinya yang sudah sangat siap memberikan pelajaran pada pria 20 tahun itu.

"Jaehyun Hyung!" Minho berteriak saat sang kakak ipar berjalan ke arah tangga, dalam hati ia bersyukur pria itu datang tepat waktu sebelum Taeyong menghabisinya.

Namun, selang beberapa detik matanya tertuju pada selimut yang Jaehyun pegang. "Hyung, bukankah ini selimutku?" Minho menautkan alis.

Ia menatap pria di hadapannya penuh selidik sebelum kembali berucap, "Apa kau tidur di ruang kerjamu?" tanyanya lagi sambil melebarkan mata.

Jaehyun tersenyum tipis, mengangguk pelan lalu mengusap bahu adik iparnya. "Aku ketiduran semalam," katanya lalu melirik ke arah tangga.

Di sana ia bisa melihat Taeyong tengah berdiri, menatapnya tanpa ekspresi sebelum kembali menghindari kontak mata dengannya. Jaehyun pun menghela napas, menyodorkan selimut yang ia pegang pada Minho, "Maaf karena meminjam selimutmu."

Minho menggeleng kuat, "Tidak apa-apa, Hyung." Ia kemudian mnolehkan kepala dengan gerakan slow motion dan menatap Taeyong datar. "Apa macan betina itu melakukan sesuatu padamu, hyung?" katanya lalu kembali menggulirkan mata ke arah Jaehyun.

Pria berlesung pipi itu menggeleng pelan, senyum tipis tak pernah lepas dari bibirnya. Tangannya bergerak menepuk pundak Minho, "Aku belum mandi."

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang