❝Dia akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan banyak titah ketika bertemu dengan sahabat akrabnya❞
•••
Mencekam.
Pria tinggi bersurai cokelat gelap yang tengah mengemudi merasakan ketakutan luar biasa. Bahkan, ia yang sangat tak menyukai film bergenre horor merasa jika sosok di sampingnya lebih menyeramkan ketika dalam mood buruk ketimbang adegan dalam adu peran itu.
Jaehyun berusaha tetap fokus menatap jalanan, namun bayang-bayang sang istri selalu mengganggu saraf otaknya. Si pria mungil masih setia dengan pose cemberut sembari melipat lengan dan menatap ke luar jendela, tak pernah berkata-kata hingga manusia lain yang duduk di sampingnya semakin tertekan dan rasanya ingin menangis saja.
Apa yang harus kukatakan agar Taeyong tidak salah paham?
Berdeham, Jaehyun menggerakkan satu tangannya kearah paha sang istri. Mengulum bibir dan berusaha menerima konsekuensi yang akan ia dapatkan nanti.
"Jangan menyentuhku!"
Belum sempat ia mengusap paha istrinya, namun pria tinggi itu sudah lebih dulu mendapat makian. Jaehyun hanya bisa menghela napas pelan, melirik Taeyong sekilas dan menangkap raut wajah kesal dari si mungil kesayangannya.
"Tae, jangan marah."
"Jelaskan semuanya saat sampai di rumah, aku sedang kesal denganmu." Taeyong berkata diikuti delikan tajam.
Mengangguk paham, sang suami menyudahi niatnya yang ingin bersikap manis pada pria mungil itu. Sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk membujuk Taeyong, pikirnya. Dalam hati ia berharap semoga saat sampai di rumah nanti istrinya tak bersikap gegabah seperti biasa. Jaehyun cukup paham sikap sang istri yang tak bisa menahan dan menyaring ucapannya.
Tapi, yang ia khawatirkan sekarang adalahㅡbagaimana jika Taeyong melakukan hal itu pada orang lain? Khususnya wanita tadi.
Waktu seolah meminta Jaehyun untuk segera mendapat ocehan dari sang istri, hingga tanpa sadar keduanya telah sampai di depan garasi. Mematikan mesin mobil, pria tinggi itu menoleh pada Taeyong. Hendak membuka safety belt; seperti yang selalu ia lakukan untuk istrinya namun si mungil lebih dulu melakukan hal itu.
"Jangan mencoba bertindak manis, aku masih kesal!" Taeyong menggerutu sebelum membuka pintu mobil lalu menutupnya kasar.
Ya Tuhan, kenapa istriku sangat menyeramkan? Tapi aku mencintainya.
Pria tinggi itu mengulas senyum tipis. Meski kini nasibnya sedang di ujung tanduk, namun melihat sang istri berjalan ke rumah dengan kaki yang di hentak-hentakkan membuatnya cukup tenang sekarang. Taeyong sangat istimewa, bahkan ketika sedang marah pun ia masih menggemaskan.
Tapi apakah di dalam rumah nanti ia masih menggemaskan seperti itu? Hanya Taeyong dan Tuhan yang tahu.
Jaehyun pasrah, semua ini kesalahannya yang tak bercerita pada sang istri sejak awal. Tapi, jika ia melihat kilas balik hubungan mereka, rasanya memang tak mungkin untuk terbuka pada Taeyong waktu itu, pikirnya. Sebab, yang ia prioritaskan adalah mendapat cinta dan kepercayaan dari istrinya terlebih dahulu.
Di tempat lain, Taeyong lebih dulu masuk ke dalam rumah. Meninggalkan suaminya yang mungkin masih merenung di dalam mobil. Dasar pria lelet, batinnya.Ia berjalan tergesa ke arah dapur, kerongkongannya begitu kering dan hanya air dinginlah yang bisa menjadi obat ampuh untuk hal itu.
Hitung-hitung sebagai persiapan juga, tentu untuk mengomeli Jung Jaehyun, suaminya.
"Ya Tuhan!" Taeyong memekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
Fanfiction❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...