❝Memiliki genre music yang khas dan jarang orang yang menyukainya❞
•••
Roda waktu berputar begitu cepat, bagai dipacu hingga menyentuh garis finish meskipun nyatanya tak ada yang pernah tahu kapan dentingan jam akan terhenti diseluruh muka bumi. Sama halnya dengan janin Taeyong, hasrat untuk menimang sang bayi semakin besar seiring bertambahnya usia kandungan si pria mungil yang telah memasuki bulan keenam.
Meski begitu, rasa gelisah dan khawatir seakan tak pernah lelah menghantui sang calon Ibu dari sepasang kembar Jung. Ada keinginan kuat untuk segera menatap lamat wajah malaikat-malikat kecilnya, namun di sisi lain, terdapat ketakutan luar biasa yang ia simpan.
Taeyong takut sesuatu yang buruk telah menanti.
Berbeda dengan penderitaan batin sang istri, Jaehyun justru kelimpungan atas kemauan Taeyong yang semakin menjadi-jadi. Ia bersyukur, sejak pulang dari rumah sakit bulan lalu, pria mungil itu kembali bergantung padanya.
Tapi, ada beberapa hal yang membuat Jaehyun sedikit cemas, khawatir dan kesal dalam diam dengan hasrat sang Ibu hamil. Permintaan Taeyong terkadang membahayakan bagi dirinya sendiri juga janin di dalam perutnya.
Seperti dua minggu yang lalu, pria mungil itu justru ingin mengunjungi Bugaksan. Apa tidak gila? Seorang Ibu hamil ingin memanjat gunung dengan alasan kedua bayinya ingin merasakan sensasi hiking terbaik di kota Seoul lalu menikmati view malam hari kota itu dari atas sana.
Setelah memutar otak, akhirnya Jaehyun bisa menemukan jalan keluar tanpa membuat istri manjanya menangis dan merajuk lagi. Dengan tutur kata lembut, ia berucap, "Sayang, bagaimana kalau kita ke Naksan saja?" tanyanya lalu mengecup pipi sang istri. "View di sana lebih romantis, dan kedua bayi kita pasti menyukai kerlap-kerlip lampu kota Seoul di malam hari dari bukit, ketimbang gunung."
Masih banyak hal esktrim yang pernah Taeyong minta sebulan belakangan. Tapi, dengan otak emas sang suami, pria mungil itu akhirnya mengalah dan memekik girang atas ide Jaehyun. Benar benar tingkat perubahan mood yang sangat drastis.
Beda hari, beda cerita. Pagi ini si Ibu hamil kembali merengek pada sang suami. Namun, Jaehyun masih berusaha bersikap tenang, meskipun keinginan sang istri lebih esktrim dari minggu-minggu sebelumnya.
"Jaehyun," rengeknya. "Ayolah... Hanya dua jam."
Menggeleng pelan, pria berlesung pipi itu mengusap perut sang istri dari belakang. Sebelumnya, ia memang telah menyimpan rasa curiga. Taeyong tiba-tiba mendatanginya yang tengah meminum secangkir kopi di ruang tengah, memasang eskpresi menggemaskan layaknya balita lalu duduk di pangkuannya.
Ada yang tidak beres.
"Tidak, sayang. Kali ini tolong turuti perkataanku," jawab Jaehyun pasrah.
Pria mungil yang duduk di atas pahanya menoleh ke belakang, memasang tampang kesal sebelum menampar kening sang suami. Berdiri, Taeyong berkacak pinggang di depan Jaehyun. "Seharusnya aku yang bilang begitu!" pekiknya kesal.
"Sejak kemarin kau terus menolak permintaanku, tidak bisakah kau mendengarkanku sekarang?" Lirih Taeyong dengan napas tersengal, "Aku bisa menjaga diri Jaehyun, kau juga ikut di sampingku kan?"
Dengan mulut setengah terbuka, Taeyong mengangguk paham. "Ah, apa kau sebenarnya tak ingin menemaniku? Tapi kau menggunakan keselamatanku dan bayi kita sebagai alasan? Begitu?!"
"Tidak, Taeyong!" Jaehyun ikut meninggikan suara pasrah lalu mengusap wajahnya kasar.
Menarik pelan lengan istrinya, Taeyong duduk menyamping dalam pangkuan Jaehyun, refleks kedua tangan pria mungil itu melingkar sempurna pada leher sang suami. "Kau sudah tahu, aku sangat takut kehilanganmu. Tolong jangan melakukan hal nekat seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introverted Husband | Jaeyong ✓
أدب الهواة❝He is Introvert, He is My Husband❞ M/M | FLUFF | SLICE OF LIFE | MATURE | M-PREG Kisah tentang Lee Taeyong yang ditinggal pergi oleh Yuta, sang calon suami di hari pernikahannya. Hingga kedua orang tuanya pun memilih Jung Jaehyun pria dari masa lal...