36 회

26.5K 2.9K 179
                                    

Ketelitiannya cukup tinggi sehingga ia termasuk orang yang memerhatikan hal-hal kecil hingga ke detail

•••

Menghela napas pasrah, pria berlesung pipi itu masih setia memusatkan perhatiannya pada sang istri. Saat masuk ke dalam kamar tadi, ia mendapati Taeyong tengah melahap Ice Cream dalam kemasan kotak. Ia tak habis pikir, kenapa di musim dingin seperti sekarang ini si mungil justru sangat ingin memakan es dengan rasa vanilla itu.

Namun, yang paling membuat Jaehyun heran lagi adalahㅡsejak kapan Taeyong membawa Ice Cream itu kedalam kamar mereka? Sepertinya beberapa jam yang lalu, terbukti dengan isi kotak itu yang telah berubah wujud menjadi cair.

"Tae, sejak kapan kau membawa es krim kesini?"

"Sejak kau pergi menjemput Eomma," jawab Taeyong cepat lalu kembali melahap es krim yang telah mencair sempurna. Ya, ia memang diam diam mencuri es krim milik Minho dari dalam kulkas lalu memakannya di kamar, sebelum Ten datang tentunya.

Menggeleng pelan, Jaehyun meraih kotak es krim itu dan meletakkannya di atas nakas. Meski sang istri menatapnya tajam, tapi ia masih mencoba untuk memberikan senyum terbaiknya.

"Sudah berapa kotak yang kau makan?" Tanyanya pelan.

"Baru kotak yang itu," si pria mungil menunjuk es krim di atas nakas dengan dagunya.

Memicingkan mata, Jaehyun menatap istrinya curiga, "Benarkah?" ia bertanya lagi dan dibalas anggukan oleh sang istri.

Pria berlesung pipi itu memiringkan kepala, menyesapi dan menyapu bersih setiap inci area bibir istrinya yang dipenuhi lelehan es krim vanilla. Taeyong pun menurut, memejamkan mata dan menikmati perlakuan Jaehyun.

Ketika pagutan sang suami terlepas, desahan kecewa keluar begitu saja dari mulutnya, "Kenapa berhenti?" ia merenggut kesal.

"Jangan memakan es krim terlalu banyak," Jaehyun mengecup bibir istrinya penuh kasih sayang. "Kau bisa sakit, Tae." lirihnya.

Mengerucutkan bibir, Taeyong memainkan piyama yang ia pakai. "Tapi aku tidak makan terlalu banyak," Ia merengek, "Hanya dua kotak medium dengan yang mencair itu," sambungnya spontan. Sontak ia melebarkan mata sembari membekap mulutnya sendiri.

Taeyong memang tak ahli dalam hal berbohong.

"Dua kotak terlalu banyak, Tae." Jaehyun menarik tubuh sang istri dan memeluknya pelan. Menyalurkan kehangatan dari tubuhnya agar Taeyong tak kedinginan. "Aku tak ingin kau sakit, sayang. Hanya itu."

Si pria mungil mendorong pelan dada suaminya, beralih menangkup wajah Jaehyun dengan cengiran terpatri di wajahnya. "Jangan khawatir, Sayang. Istrimu ini kebal dan kuat!" Ia berseru meyakinkan, "Aku tak akan sakit meski memakan es krim lima kotak."

Tiga hari kemudian...

"Tae, ayo sarapan lalu minum obatmu ya?"

Jaehyun mengguncang pelan tubuh istrinya yang masih berbalut selimut tebal di atas ranjang. Sudah dua hari Taeyong tak pernah keluar kamarㅡkarena demam tinggi juga flu berat. Selama itu juga ia tak pernah ke kampus untuk mengajar, tentu merawat sang istri adalah hal terpenting.

Si pria mungil melenguh pelan, mengerjapkan mata berkali-kali lalu merentangkan tangan kearah suaminya, "Bantu aku bangun," ia berkata dengan suara serak.

Melihat sikap manja sang istri yang kian menjadi-jadi, Jaehyun dibuat gemas sendiri. Ia tak masalah jika Taeyong terus bermanja-manja, tapi terkadang ia justru tak ingin meninggalkan istrinya walau sedetik saja. Sebab, saat ia menghilang dari pandangan si mungil, pria itu akan panik dan mencarinyaㅡbahkan menangis sesenggukan saat tak menemukannya dimana-mana.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang