45 회 [END]

47K 3.2K 143
                                    

Cenderung serius, karena ia seseorang yang memiliki konsentrasi yang tinggi

•••

Sepasang kembar identik yang tengah berbaring di atas ranjang terlelap dengan wajah damainya. Dengkuran halus bersahut-sahutan, tanda betapa nyenyaknya tidur putra dan putri Jung itu.

"Mereka pasti sangat kelelahan," Jaehyun bergumam.

Pria berlesung pipi itu mengecupi kening Tae Oh dan Tae Rin bergantian sebelum melempar senyuman lembut pada sang istri yang tengah berbaring di samping putri kecil mereka. "Jangan cemberut seperti itu," katanya lalu menarik-narik lengan Taeyong.

"Sekarang jelaskan apa maksud Tae Oh siang tadi," ucap Taeyong setelah bangkit dan duduk di tepi ranjang bersama sang suami.

Dari tatapan nyalang si mungil, Jaehyun sudah tahu jika Taeyong mungkin curiga padanya. Menarik dagu sang istri, ia memiringkan wajah sebelum memagut mesra bibir pria itu.

"Apa kau berusaha menyogokku dengan ciuman huh?" Taeyong memukul dada suaminya lalu berdiri. "Kita berbicara di sofa, aku ingin memakimu," pria mungil itu menoleh dan menatap anaknya bergantian. "Tapi aku takut membangunkan mereka."

Jaehyun mendengus pelan, ikut bangkit dari ranjang lalu memeluk istrinya posesif dari belakang. "Aku merindukanmu," bisiknya sebelum mengecup tengkuk Taeyong.

"Lepas," si pria mungil mencubit lengan suaminya. "Ikut aku!" Tegasnya namun dengan suara rendah. Berusaha agar tak membangunkan kedua anak mereka.

Taeyong mendaratkan bokong di atas sofa, letaknya cukup jauh dari tempat tidur sebab benda empuk itu berhadapan langsung dengan pintu menuju balkon kamar hotel dengan kaca bening. "Jelaskan, apa maksud Tae Oh?" katanya dengan nada dingin.

Bukannya duduk di samping sang istri dan menjawab pertanyaan pria mungil itu, Jaehyun justru mematikan lampu kamar. Penerangan yang tersisa hanyalah lampu tidur di samping ranjang, tempat Tae Oh dan Tae Rin berbaring, juga pencahayaan dari bulan melalui jendela kaca dengan tirai sedikit terbuka.

"Apa yang kau lakukan?!"

Taeyong memekik tertahan saat merasa Jaehyun tiba-tiba mendorong tubuhnya hingga terlentang di atas sofa. Memanfaatkan hal itu, sang suami langsung menindih dan mengecupi wajahnya yang terkena paparan sinar bulan. "Sebelum ke sini, Minho bercanda pada anak-anak."

"Bercanda tentang apa?" Si pria mungil menarik hidung sang suami yang berada tepat di depan wajahnya. "Aku bisa melihat tampangmu, jadi jangan harap setiap kebohonganmu tak kuketahui."

Menggeleng, Jaehyun kembali memagut sejenak bibir istrinya. "Dengar dulu," katanya lalu menenggelamkan wajah pada ceruk leher Taeyong. "Minho berkata jika aku harus mencari istri baru untuk mengurus Tae Oh," ia terkekeh.

"Apa?!" Taeyong memekik lalu menarik telinga sang suami.

Pria berlesung pipi itu hanya bisa mendesah pelan diikuti desisan. Ia kembali mengecupi bibir sang istri yang seminggu lebih tak pernah ia cicipi. "Jangan berteriak, kau akan membangunkan anak-anak," ia menghela napas. "Minho hanya bercanda, setelah mendatangi pernikahan Mingyu, dia selalu menakuti Tae Oh dan Tae Rin jika aku akan beristri lagi."

"Lalu kau benar-benar tertarik akan hal itu?" Cibir Taeyong lalu berdecih dan memalingkan muka.

Sayangnya, hal itu tak bertahan lama, sebab Jaehyun kembali menangkup wajahnya dan memberikan kecupan ringan pada bibirnya berkali-kali "Tidak sayang," bisiknya. "Hanya kau yang akan menemaniku hingga aku menutup mata."

Taeyong menyipitkan mata. "Darimana lagi kau mendapatkan kalimat gombalan seperti itu?"

"Dari sini," ucap Jaehyun sembari menuntun tangan sang istri menyentuh dadanya.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang