38 회

23K 2.9K 189
                                    

Dia sosok yang mandiri dan lebih memilih mengerjakan sesuatu sendiri, selama itu memungkinkan untuk dilakukan

•••

"Jaehyun Kangsa-nim datang! Dia datang!"

"Apa aku sudah cantik?"

"Mana cerminku?!"

Yeonwoo mengernyit heran melihat teman-temannya begitu antusias. Padahal biasanya mereka akan mematung dan gugup di tempat bahkan ketika Jaehyun masih berjalan menuju kelas. Apa yang terjadi? Batinnya.

Tiga hari tak datang ke kampus karena alasan kesehatan ternyata membuat Yeonwoo seperti idiot yang tak tahu apa-apa, ia masih penasaran namun enggan untuk bertanya.

Hingga saat suara langkah kaki menyapa gendang telinganya, wanita berambut panjang itu menoleh ke arah pintu kelas. Ia menganga tak percaya melihat penampilan baru sang dosen, luar biasa pikirnya.

Celana kain hitam, kemeja putih polos dan dasiㅡsangat memenuhi krtiteria pengajar mata kuliah bisnis. Tapi yang paling membuat Yeonwoo tercengang adalah, warna rambut baru pria berlesung pipi itu.

"A-apa dia Jaehyun Kangsanim?" Gumamnya tak percaya.

Wanita berambut hitam sebahu di samping Yeonwoo menoleh dengan tatapan datar, "Benar," katanya dengan nada malas. "Tapi jangan berani menggodanya," ia mendecih. "Kau terlalu murahan untuk pangeran setampan dia."

Mengeraskan rahang, Yeonwoo mendelik tajam pada Nancy. "Lalu bagaimana denganmu?" Ia menatap gadis blasteran itu dari atas kebawah, "Jika dibandingkan dengan istri Jaehyun Kangsanim, kau hanya bungkusan ramen." Ucapnya pelan namun penuh penekanan.

"Selamat siang," sapa Jaehyun datar seperti biasa.

Sontak semua mata kembali tertuju padanya. Mahasisiwi yang tadinya sibuk bercermin, merapikan rambut juga make up kini memamerkan senyum terbaiknya ke arah sang dosen. Sayangnya pria itu masih terlihat acuh tak acuh. Tak ada yang bisa menolak aura dingin dari seorang Jung Jaehyun.

Kedua tangan Jaehyun bertumpu pada meja, ia menatap datar beberapa mahasiswa yang sangat jelas tengah memerhatikannya penuh minat. Tiga hari menjadi pusat perhatian seperti ini membuatnya risih dan tidak nyaman, karena pada dasarnya ia sangat tak suka diperhatikan.

"Kuis hari ini tentang Strategi Pemasaran dan Management biaya," ucapnya lantang.

Tatapan memuja dari gadis-gadis di kelas itu berubah drastis, mereka yang tadinya menahan pekikan layaknya tengah bertemu idola hallyu refleks mengerang tak percaya. "Apa dia gila?" Nancy bergumam, materi yang baru saja disebutkan Jaehyun adalah mata kuliah dasar ketika semester tiga.

"Kenapa Jaehyun Kangsanim tiba-tiba memberikan kuis," rengek gadis lain bermata besar nan bulat di belakang Yeonwoo.

Berbeda dengan teman-temannya, Yeonwoo justru tersenyum penuh kemenangan. Rasakan! umpatnya dalam hati sebelum membaca beberapa halaman buku Bisnis di hadapannya.

"Sekian untuk hari ini," Jaehyun berucap setelah dua jam lamanya mengisi mata kuliah dengan kuis dadakan.

Bersamaan dengan hal itu, helaan napas lega menggema di seluruh penjuru ruangan berkapasitas 40 orang. Yeonwoo memerhatikan sang dosen dari kejauhan, nampak jika pria tampan itu tengah merasa tidak nyaman, risih lebih tepatnya. Ia pun bergegas menuruni tangga di antara jejeran kursi, meninggalkan teman-temannya yang masih menerima nasib karena harus menerima nilai rendah hari ini.

"Jaehyun Kangsanim!" Teriaknya sembari berlari mengejar sang dosen.

Berbalik, Jaehyun memerhatikan Yeonwoo yang tengah menetralkan napas di hadapannya sembari membungkuk. "Ada apa, Yeonwoo-ssi?" tanyanya.

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang