8 회

34.3K 5.2K 387
                                    

Dia sangat tetutup dan hanya menceritakan masalah pribadinya kepada orang terdekatnya saja

•••

Dua pria yang tengah duduk berdampingan di meja restoran saling bertatapan sekilas. Mendesah frustasi bersamaan melihat sosok di hadapan mereka kembali termenung sambil terus mengaduk jjampong di atas meja dengan tidak berselera.

"Jaehyun-ah," Bambam mengacak surainya kasar, "Jika kau terus meratapi nasibmu seperti ini tanpa bertindak, Taeyong akan semakin tak percaya padamu."

Dukyeom mengangguk setuju, "Benar Jae, Bambam sudah menceritakan kisahmu dan Taeyong padaku. Kalian berdua sepertinya hanya saling salah paham."

"Lalu apa yang harus kulakukan?" ucap pria berlesung pipi lirih.

Jaehyun meletakkan sumpitnya di samping mangkuk. Menutup wajahnya dengan satu tangan dan kembali menangisi kebodohan juga ketidakmampuannya mengutarakan apa yang ia rasakan pada sang istri. Sudah hampir seminggu Taeyong mengabaikannya. Tak pernah lagi mengomelinya meski melakukan kesalahan seperti biasa. Bahkan pria mungil itu enggan meliriknya saat ia mencoba untuk berbicara.

"Bam, aku mencintainya," kata Jaehyun sambil terisak, "Aku tak ingin Taeyong meninggalkanku lagi."

Ia menutupi wajahnya yang sudah basah karena deraian air mata. Dua sahabat di depannya pun menatapnya sendu, Bambam bangkit dari kursinya lalu menghampiri Jaehyun dan memeluk sahabatnya itu.

"Aku akan membantumu berbicara dengan Taeyong."

Jaehyun menggeleng, "Tidak Bam, dia akan semakin meragukanku."

Bambam menghela napas, mengusap punggung Jaehyun yang masih bergetar karena tangisan. Beruntung restoran sederhana itu sudah sepi, jadi sahabatnya dapat menangis sepuasnya tanpa takut terlihat lemah di depan orang banyak.

"Aku pecundang," Jaehyun mendongak menatap Bambam, "Aku tak bisa membuat Taeyong kembali padaku, Bam."

"Jaehyun!"

Bambam berteriak frustasi, memukul bahu sahabatnya itu cukup keras membuat Dukyeom yang memerhatikan keduanya tersentak lalu ikut meninggikan suara. "Ya! Bhuwakul! Kenapa kau memukuli Jaehyun?"

"Kenapa kau sangat lemah hah?" Bambam mencengkeram bahu pria berlesung pipi itu Menatap manik cokelat Jaehyun tajam lalu kembali berucap, "Kau pernah menasehatiku agar aku tak terlihat lemah, lalu bagaimana denganmu sekarang hah? Apa kau tahu Jaehyun?"

Bambam menarik kerah kemeja sahabatnya, "Kau tampak menyedihkan sekarang," sambungnya lirih sebelum melepas cengkeramannya.

Dukyeom membolakan mulut lalu berseru, "Woah!" ia bertepuk tangan, "Aku akan sangat bersyukur jika kau selalu dalam mode waras seperti ini, Bam."

"Diam! Aku tidak sedang bercanda sekarang," Bambam mengambil jaket denim yang ia sampirkan pada kursi, mendelik tajam ke arah Jaehyun yang tengah menghapus kasar air mata. "Aku akan menemui mu lagi besok, malam ini kau membuatku kecewa, Jung." katanya lalu meninggalkan Jaehyun dan Dukyeom di sana.

Jaehyun tersenyum tipis, menatap pria berdarah Thailand itu keluar dari restoran. Ada sedikit perasaan lega di dalam dadanya setelah tadi kembali bercerita pada Bambam juga Dukyeom tentang sikap Taeyong hari ini. Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki sahabat yang banyak bicara namun selalu memberinya masukan berharga. Jaehyun menghela napas, menoleh pada Dukyeom yang mencebik sambil menundukkan kepala karena mendapat omelan mendadak dari Bambam.

"Dukyeom-ah, cepat susul Bambam," kata Jaehyun pelan, "Dia emosi karenaku. Besok aku akan meminta maaf padanya."

Dukyeom mengangguk pelan, "Kalau begitu aku pulang dulu, Jae." ia beranjak dari kursi, "Semoga kau dan Taeyong segera berbaikan. Aku selalu mendoakan hubungan kalian berdua."

My Introverted Husband | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang