DAD 6

200 29 2
                                    

Pertanyaan Sena yang tadi memang tidak Dara jawab hari ini, dia berjanji sama Sena jika dia akan menjawab pertanyaan Sena besok. Jam sekolah sudah habis, saat ini Dara sedang menuju ke parkir sekolah untuk mengambil sepedanya kemudian pulang.

Tapi apa yang ia lihat saat ini? Siapa yang telah berbuat usil dengannya? Siapa yang berani-beraninya melakukan ini kepada Dara.

"Yah, ban-nya kempes lagi." Ucap Dara dengan lesu. Dengan terpaksa dia harus pulang dengan menuntun sepedanya.

Di sepanjang perjalanan, Dara hanya berjalan dengan wajah yang lesu, dia capek untuk hari ini, entah kenapa. Biasanya butuh waktu dua puluh menit mengayuh sepeda hingga sampai dirumahnya. Tetapi, saat ini sudah tiga puluh menit Dara berjalan dengan sepedanya masih belum sampai di rumah. Hingga akhirnya, hujan pun turun membasahi bumi, Dara yang sadar jika hujan telah datang dia tetap saja berjalan tanpa mempunyai keinginan untuk meneduh.

TIN...TIN....!
Suara klakson mobil terdengar dari belakang.
"Semoga orang di dalam mobil itu kenal dengan aku dan akan mengantarku pulang." Gumam Dara dalam hatinya berharap.

Tak lama setelah Dara bergumam dalam hatinya, mobil yang tadinya terasa pelan, seketika mobil itu melaju kencang dan menyerempet lengan kanan Dara, dan tanpa rasa bersalah seseorang yang menyerempet Dara tak memberhentikan mobilnya.

Sedangkan Dara tersungkur ke jalan, sepedanya pun roboh. Di dalam hujan yang deras ini, Dara ditemani badannya yang lelah, dan kecelakaan. Dia menangis seorang diri, tak ada seseorang yang menolongnya saat itu.

"Aku tahu itu siapa..."  Ucap Dara dalam tangisnya.
"Apakah hujannya sudah berhenti?" Tanyanya sambil mendongak.

"Kamu?!" Tanya Dara lalu ia berdiri.

"Iya ini aku, Kevin." Jawab Kevin.

"Kamu---" ucap Dara

"Panggil kakak saja," pinta Kevin dan diangguki oleh Dara.

Dengan seragamnya yang basah kuyup, dan dengan sepedanya yang bannya masih kempes, Dara ditawarkan tumpangan pulang oleh Kevin dan Dara tak menolaknya. Tetapi, sebelum pulang kerumahnya, Kevin akan memompa sepeda Dara yang bannya telah kempes.

"Kakak dari mana?" Tanya Dara.

Kevin tersenyum sambil menyetir mobilnya. "Aku dari sekolah kamu." Jawab Kevin mantap.

Bukannya bertanya lagi mengapa Kevin ke sekolahnya, tetapi Dara malah diam dan bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Terima kasih atas tumpangannya, kak." Ucap Dara dengan tersenyum.

Kevin mengangguk dan melengkungkan bibirnya, " sama-sama gadis kecil." Balasnya yang kemudian turun dari dalam mobil untuk menurunkan sepeda Dara.

Setelah Kevin pergi, Dara pun masuk ke dalam rumahnya. Dilihatnya kedua orang tuanya yang sedang menunggu di ruang tamu.

"Mama, Papa" panggil Dara.

Kedua orang tua Dara yang melihat putrinya sudah pulang langsung memeluknya dan bertanya, mengapa Dara bisa basah kuyup dan mengapa lengannya bisa memar. Tetapi, Dars tidak memberi tahu kedua orang tuanya.

Sedangkan di sisi lain, Derry yang sedang berbaeing diatas ranjangnya tersenyum tipis.

"Puas gue kalau sudah buat Dara kesakitan dan menjatuhkan air matanya." Ucapnya.

Begitulah Derry, jika ada sesuatu hal yang ia inginkan maka dengan cara apapun juga di akan mendapatkannya.

***

Hari itu sudah tiba, dimana Dara dan seluruh teman satu sekolahnya akan menjalankan Camping. Dara yang melihat lengannya masih bengkak dia berusaha untuk ikut dalam acara ini. Sebenarnya, Mama dengan Papanya tidak mengijinkan tatapi, karena Dara bersih keras menolak untuk tidak ikut orang tuanya pun mengizinkannya.

"Dara, sini duduk sama aku," ajak Sena saat sudah berada dalam bis. Sena yang duduk di dekat jendela, sedangkan Dara yang duduk disebelah kiri Sena. Begitu jelas sekali jika Derry duduk di bangku sebelah Dara yang jaraknya sedikit jauh.

"Aku tidak boleh takut."  Gumamnya dalam hati

Di dalam perjalanan menuju lokasi camp rombongan bus yang ditumpangi Dara selalu saja ramai, pasalnya semua siswa maupun siswi bernyanyi. Kecuali Dara dan Derry.

"Dara, kamu kenapa?" Tanya Sena melihat wajah Dara.

Dara pun tersentak, "aku...aku... aku tidak apa-apa, Sena." Jawabnya dengan senyum terpaksa.

Setelah beberapa jam perjalanan, rombongan sekolah Dara pun sudah sampai di lokasi. Dengan cuaca yang begitu dingin, berkabut dan sejuk. Memang desa Dara dataran tinggi, tetapi masih dingin disini.

"Baiklah anak-anak kalian berkemas dulu dan dirikan tenda." Perintah dari salah satu guru.

Dara membangun tenda dengan Sena, kemarin Dara berencana akan membawa tenda sendiri tetapi, Sena melarangnya. Sena ingin Dara tidur bersamanya.

Setelah berkemas dan membangun tenda, semuanya bersantai, ada yang berfoto dengan pacarnya, berfoto dengan temannya dan ada juga yang sedang bersenda gurau. Seperti saat ini yang dilakukan Dara dengan Sena hanya duduk bersantai di depan tenda.

"Dara, aku hanya ingin tahu itu lengan kamu kenapa?" Tanya Sena.

Dara tersenyum tipis, " tidak apa, kemarin ada kecelakaan sedikit tapi, aku tidak apa-apa, Sena." Jawabnya memastikan Sena supaya dia tidak bertanya lagi.

"Dara," panggil Sena sambil memegang tangan Dara, "aku tahu, kita baru kenal. Aku masih baru di dalam kehidupanmu dan kau masih baru dalam kehidupanku. Jadi, jika ada sesuatu denganmu, ceritalah." Ucap Sena mantap.

Dara menggenggam tangan Sena, "aku akan berusaha, Sena." Jawabnya.

"Oh, jadi mereka seakrab ini?" Ucanya dari kejauhan. "Baiklah, ikuti permainan gue." Lanjutnya dengan nada ketus.

Setelah membangun tenda, sebagian siswa dan siswi pergi mencari kayu untuk malam api unggun nanti. Dara dan teman-temannya mencari kayu, sedangkan Sena ia tetap tinggal di tenda untuk mempersiapkan bahan masakan.

AWWW...!

Dara terpeleset, kakinya tergelincir saat mencari kayu. Sedangkan teman-temannya sudah jauh mencari kayu.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya orang itu.

"Kak Kevin?" Tanya Dara terkejut. Pasalnya bagaimana bisa Kevin berada disini.

"Mari aku bantu," tawarnya sambil mengulurkan tangan. Saat Dara berusaha berdiri, dia terjatuh lagi. Kakinya memang benar-benar sakit dan memang benar-benar tak bisa dibuat jalan.

"Kaki aku." Gumamnya yang terdengar Kevin.

Kevin, wajahnya yang tampan, kulitnya yang putih, matanya yang tajam. Mengenakan baju lengan panjang dengan lengan bajunya ia lipat sampai siku, tak lupa ia selalu mengikatkan sweeter di lehernya.

"Sini aku pijat." Tawarnya lalu memijat kaki Dara dengan hati-hati. Sesekali Kevin melihat wajah lugu Dara.

"Siapa dia?" Tanya seseorang dibalik pohon.

***

Malam pun sudah tiba, Dara yang masih kesakitan dengan kakinya yang tadi tergelincir dia tidak bisa berjalan berlalu-lalang di tempat camping, sedangkan Sena selalu setia menemani Dara, meskipun banyak temannya yang bercanda ria.

"Kamu tadi tergelincir otomatis kamu tidak bisa berjalan Dara. Lalu, siapa yang membawamu kesini?' Tanya Sena penasaran.

Memang benar, saat Kevin menuntun Dara kembali ke tempat camp Sena tak ada disana, pantas saja dia tidak tahu.

"Aku... aku... aku di, itu dia." Jawab Dara sambil menunjuk Kevin.

Sesaat Kevin tersenyum saat Dara menunjuknya tetapi, Sena bingung apakah benar dia yang telah menolong Dara?

"Itu siapa, Dara?" Tanya Sena ingin tahu.

"Emmm.....dia... dia..."

"Siapa?" Tanya Sena.

Mohon maaf kalau ceritanya tidak seru, tapi aku masih usaha kok, mohon dukungannya.

Pasuruan,25 mei 2019

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang