DAD 16

140 24 1
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi, semua murid sudah berhamburan pulang kerumahnya masing-masing.

Di tengah lapangan, daun-daun berguguran diterpa angin yang melewati area lapangan.

Dara dengan teman-temannya kini sudah pulang dan mungkin mereka sudah sampai di rumahnya masing-masing.

Tetapi derry dengan ketiga temannya yaitu zelo,arga dan doni, mereka sedang berkumpul di taman sekolah.

"Gimana? Kalian udah tau siapa dia?" Tanya derry kepada tiga temannya.

"Nggak sih bos, kita belum tau pasti. Tapi tadi waktu lo sama zelo belum dateng dan yang dateng cuma gue sama si doni, gue liat mereka berdua sedang bicara bisik-bisik gitu. Tapi si dara lagi megang sebuah kotak." Jawab arga menjelaskan kejadian yang telah dia lihat bersama doni tadi pagi.

"Oke! Tugas kalian tetep cari tau siapa dia di kehidupan dara. Sekarang cabut." Ucap derry yang mulai meninggalkan teman-temannya.

•••


Dara yang sedari tadi sudah mengganti baju sekolahnya ke baju rumah, sekarang dia sedang duduk di atas ranjang.

Sambil mengingat masa kecilnya dengan derry musuhnya itu, dan memikirkan kenapa waktu makan malam itu dara jadi seperti itu melihat derry.

"Ihhh....apaan sih, aku kan lagi males sama derry, musuh juga. Oh iya kotak itu." Ucap dara mengingat kotak yang tadi pagi berada diatas mejanya.

Dara pergi mengambil kotak tersebut, lalu dia pergi ke tempat meja belajar.

"Apaan ini? Boneka?" Ucap dara, boneka teddy bear kecil dan sebuah mobil-mobilan yang berada di dalam kotak tersebut.

"Mobil ini---" dara menggantung bicaranya.

Dia teringat kepada seseorang, disaat dara bermain di teras rumahnya dengan boneka teddy bear kecil tersebut dan pemilik mobil-mobilan tersebut menghampiri dara.

"Ara..." panggil si pemilik mobil "ara main kok nggak ngajak eri? Kan eri mau main sama ara juga." Lanjut pemilik mobil. Yah...sudah jelas kalau itu adalah derry kecil.

"Eri kalau mau main sama ara, main aja deh jangan cembelut gitu liat itu pipinya tambah besal." Ucap dara kecil tertawa geli melihat tingkah derry yang sok manis di depannya.

"Araaaa..." rengek derry dengan memanyunkan bibirnya. "Ara paling bisa buat eri tersenyum, eri sayang ara." Ucap derry dengan mengecup pipi dara.
Sontak membuat dara kaget dengan mata membulat.

"Ihhh erii...kamu main cium aja...ini liat liur kamu ke pipi ara kan, nanti jelek eri." Ucap dara membuat derry kecil tertawa.

Kejadian itu membuat dara teringat tentang derry sewaktu kecil. Derry yang selalu baik dengannya, derry yang selalu bisa membuat dia tertawa dan juga derry yang selalu ada disaat dara kesepian.

Lalu kenapa sekarang semua berubah? Kenapa derry yang dulu selalu manis menjadi begitu pahit dalam kehidupan dara.

"Derry...derry...jadi selama ini yang kasi aku kalung itu lo, yang kasi buket bunga sama aku itu lo." Ucap dara dengan senyum miringnya.

"Aku kira lo bakalan lupa sama tuh janji der, ternyata lo masih usaha dengan semuanya meskipun gue udah benci sama lo.yahh....walaupun terkadang lo ga' terbuka sama tiga temen lo itu, dasar kutu kupret." Ucap dara dengan memegangi mainan mobil milik derry, membuatnya tertawa sendiri dalam kamarnya.

"Eh ada suratnya..." ucap dara sambil tersenyum, lalu dia membuka surat tersebut.

To: my ara
Hai ara...gimana sama mainan itu? Kamu ingat sama eri? Ara, eri cuma mau bilang, kenapa susah banget mau deketin ara? Kenapa nggak segampang waktu kecil dulu? Ara kapan mau maafin eri? Ara, eri pengen deket seperti dulu lagi waktu kecil, tanpa ada yang gangguin kita ara.
Semoga ara bisa maafin eri yah ara, eri akan tepatin janji itu kok ara.
From: eri

"Gue udah maafin lo der, dan gue juga pengen kayak dulu lagi, tapi waktu belum memperbolehkan der, lo sabar aja." Ucap dara menutup surat tersebut dengan meneteskan air matanya.

"Kenapa sesakit ini der? Kenapa? Gue udah mau lepasin lo, tapi apa, lo malah merjuangin gue lagi." Ucap dara terisak dalam tangisnya.

Disaat dara menangis dengan memikirkan semua yang telah derry lakukan kepadanya, tak lama kemudian ponsel dara berbunyi terlihat ada seseorang yang telah menelvonnya.

"Nomor ga' dikenal?" Ucap dara tetapi tanpa berfikir lama dia mengangkat telvonnya.

"Halo.." ucap dara

"Hai ra, kamu lagi apa?" Tanya penelvon diseberang sana.

"Lagi bernafas." Sahut dara datar. "Nggak usah kebanyakan cincang deh langsung ke intinya aja kenapa sih? Lo siapa?" Lanjut dara menaikkan nada bicaranya.

"Santai dong ara." Ucap penelvon

DEG
"Sebutan itu." Gumam dara dalam hati

"Hallo ara? Disahutin dong ra, aku eri." Yah...derrylah yang menelvon dara, memang dara tak menyimpan nomor derry karena dia tidak tertarik

"Apaan? Mau apa?" Tanya dara

"Ara, nanti malem eri kerumah ara yah? Mau belajar matematika."

"Gue sibuk."

"Yaudah besok pagi aku bilangin ara ke bu milan sama bapak kepala sekolah." Ucap derry sambil terkekeh diseberang sana.

"Serah lu." Ucap dara lalu dia mematikan telvonnya.

•••

Disaat dara mematikan telvonnya derry hanya bisa tersenyum miring melihat tingkah laku dara memalui panggilan suara.

Betapa senangnya dia malam nanti akan kerumah dara, walaupun harus menghadapi rumus matematika terlebih dahulu.

"Ara...eri datang." Ucap derry sambil tertawa renyah di dalam kamarnya.

Sekilas dia menatap sebuah foto diatas nakasnya. Dua anak perempuan dan laki-laki sedang tertawa ria saat difoto, dilihat tak ada kebencian dalam matanya.

Hanya ada ketulusan dan kelembutan di dalam foto tersebut. Tetapi semua telah berubah. Kelembutan dan ketulusan kini sudah menjadi kebencian yang tak berunjung.

"Tenang aja yah ara, eri bakalan nepatin janji eri sama ara. Kebencian dan kedinginan saat ini yang berada di dalam hidup ara, akan eri kembalikan seperti semula menjadi ketulusan dan kelembutan." Ucap derry dengan mengelus foto dirinya yang masih kecil dengan dara.

"Lo emang bodoh derry lo emang bodoh." Ucap derry dengan menjambak rambutnya.

"Eri memang bodoh ara, tapi eri akan berjuang untuk ara. Eri janji." Ucap derry dengan merebahkan tubuhnya diatas kasur.

•••
Hari semakin sore, matahari telah kembali menutup dirinya. Siang sudah mau menjadi malam, hanya ada senja  saat ini yang sebentar lagi akan menjadi langit malam yang dipenuhi taburan bintang.

•••

Tinggal pencet bintang pojok bawah⭐

Pasuruan,2 juni 2019

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang