DAD 15

149 20 1
                                    

Derry dan dara memang menjadi musuh sejak insiden yang telah terjadi pada saat sekolah SMP.

Tetapi dulu waktu kecil mereka berdua sangatlah akrab. Mereka berdua selalu bermain bersama di depan rumah dara

Makan pun mereka bersama. Mereka terpisah jika mereka sudah mulai tidur.
Dan disaat derry dan dara bermain, derry mengatakan sesuatu kepada dara kecil.

"Ara..." panggil derry kecil dengan memegang mainan mobilnya.

"Iya eri." Jawab dara kecil sambil memainkan boneka teddy bear.

"Ara coba liat eri dulu jangan liatin bonecanya aja." Protes derry kecil, membuat sang pemilik boneka tersebut menghentikan aksinya.

"Apa eri?" Tanya dara kecil menatap muka derry kecil.

"Ara nanti kalau sudah besal ara tetep mau jadi sahabat eri kan ara?" Tanya derry kecil dengan nada suara yang memelas.

"Iya eri, ara janji sama eri, ara bakalan tetep jadi sahabat eri." Sahut dara kecil.

"Ara, kalau nanti eri udah besal, kalau eri nanti bisa cali uang, eri janji sama ara, eri akan menikahi ara, ara mau kan ara?" Tanya derry kecil memastikan bahwa gadisnya itu akan menjadi teman hidupnya nanti.

"Iya eri, ara mau jadi teman hidupnya eri, ara akan tunggu eri sukses, ara janji eri." Sahut dara.

Jari kelingking yang begitu mungil yang dimiliki oleh kedua anak kecil laki-laki dan lerempuan tersebut, keduanya telah memikat sebuah janji. Janji yang mereka buat sendiri.

Janji yang akan mereka tetapi suatu saat jika sudah dewasa nanti. Janji yang suci yang telah dibuat oleh jari yang begitu mungil.

•••

Sepulang dari acara makan bersama keluarga derry dan arkha. Dara hanya bisa menatap langit malam yang dipunuhi oleh taburan bintang. Berdiri di jendela kamar, menikmati keindahan yang tuhan telah berikan.

Dara hanya bisa mengingat memorinya dahulu sewaktu masih kecil. Memang hanya anak kecil yang mengucapkan janji tersebut. Tetapi, dara hanya berfikir, janji itu akan terwujud atau tidak.

"Janji yang sangat lucu, kenapa aku dulu bisa berjanji padanya?dan kenapa aku sebenci ini sama dia? Dan sekarang kenapa rasa benci yang dulu semankin menjadi-jadi jika bertemu dengan dia, kenapa sekarang mulai mengikis walaupun sedikit demi sedikit?" Ucap dara menatap langit malam.

"Dara..." panggil mamanya yang sudah bendiri di pinggir ranjang dara.

"Eh... mama, ada apa ma?" Tanya dara menghampiri mamanya yang sudah duduk di atas kasur milik dara.

"Tepati kalau kamu sudah mengucapkan sebuah janji, jangan dara ingkari nanti kamu dosa, papa sama mama tidak mengajarkan dara seperti itu. Memang sulit untuk dipercaya, karena tidak mungkin anak kecil bisa berjanji satu sama lain. Tapi mama yakin janji kalian itu adalah janji suci, karena apa? Karena kamu dengan dia masih sangat kecil dan belum mengerti apa-apa. Tapi mama juga tahu pasti kalau dia pasti ingat dengan janjinya." Nasehat wulan kepada anak semata wayangnya itu.

"Dara juga yakin ma, dengan apa yamg telah di ucapkan sama dia dulu sewaktu kecil." Balas dara dengan memberikan senyumnya kepada sang mama.

"Mama yakin nak, itu adalah yang terbaik untuk dara. Mama yakin. Yaudah kamu tidur yah mama mau keluar." Ucap mama dara

"Makasi yah mama, ara sayang sama mama." Balas dara dengan memeluk mamanya.

•••

Disisi lain derry sedang menatap langit kamarnya. Memutar memorinya di masa kecil dengan dara. Derry hanya bisa tersenyum jika memutar kembali kejadian itu.

"Jan..ji.." ucap derry dengan senyum bahagia di wajahnya

"Kata mama kalau gue punya janji sama seseorang, harus ditepati, kalau ga' ditepati nanti dosa. Karena janji itu adalah hutang. Kalau kita ga' nepatin janji di dunia, nanti kita di tagih di akhirat. Oke! Tunggu gue kalau sudah sukses nanti ra, gue akan tepati janji yang telah kita buat dengan jari kelingking yang masih kecil." Ucap derry lirih sambil menutup matanya.

•••

Matahari sudah bangkit dari tidurnya. Kini tugas seorang manusia menjalankan aktivitasnya masing-masing.

Pagi yang begitu cerah, udara yang begitu sejuk membuat dara semakin betah jika bersekolah.

Seperti biasa, dara datang lebih awal dari teman-temannya. Berjalan menikmati keindahan yang berada di sekitar sekolahnya.

Sampai langkah terakhirnya dia harus berhenti karena sudah berada di depan pintu kelasnya. Dengan mengambil nafas dan membuangnya dara membuka pintu kelasnya dengan hati yang begitu gembira.

Dengan langkah yang begitu semangat dara menuju ke meja tempat dia belajar. Tetapi, dia dibingungkan dengan kotak berukuran sedang yang berada dinatas mejanya. Apakah ini untuknya lagi? Dari sang pengecut?

"Apa ini? 'Jangan dibuka disekolah, buka dirumah kamu nanti.' Aneh." Sebuah perintah yang ditempelkan di atas kotak tersebut.

"Dara itu apa?" Tanya alfarizi yang datang secara tiba-tiba dibelakang dara.

"Eh! Al, lo bikin gue kaget aja, ini kotak dari pengagum rahasia gue. Emang kenapa?" Tanya dara

"Cuma tanya aja, emang ga' boleh?" Tanya alfarizi menggoda dara.

"Tanya aja, asal jangan di ambil." Ucap dara.

Dibelakang depan pintu kelas, terlihat dua orang yang sedang mengawasi gerak gerik dara dan alfarizi. Entah siapa yang menyuruh mereka, sehingga aksinya mengendap-ngendap.

•••

Jangan lupa tinggalin jejak yah:)
Happy reading;)
Maaf jika masih banyak typo.

Pasuruan,31 mei 2019

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang