DAD 38

99 9 0
                                    

Dua Minggu kemudian.

Saat ini Dara mulai pagi sudah berada di ruangan Derry di rawat, Sena dan Alfarizi berada di depan dan kedua orang tua Derry sedang pulang.

"Eri, kamu kapan mau sadar, aku mau bercerita banyak hal sama kamu. Derry, kamu tau nggak, kalau tidak salah beberapa Minggu yang lalu Bunda kamu bercerita sama aku kalau kamu itu katanya suka sama aku. Makasi Derry, kamu sudah suka sama aku. Cepat pulih ya, aku pengen kita menghabiskan waktu bermain, bercanda dan seneng-seneng sama kamu." Ucapnya sambil menitikkan air mata.

Disisi lain tepatnya di luar ruangan, Sena dan Kevin yang tengah duduk berdiam diri. Sena yang menampakkan raut bahagia dari wajahnya, sedangkan Kevin menunjukkan raut wajah yang kecewa.

"Kamu kenapa senyum-senyum begitu?" Tanyanya kepada Sena, yang masih anak muridnya disekolah.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya hanya bahagia saja, ketika melihat teman saya bahagia menemukan cintanya."

Kevin membelalakkan matanya tak percaya mendengar ucapan Sena yang baru saja ia lontarkan dari mulutnya. "A--apa kamu bilang? Bukannya kamu itu masih suka dengan Derry?"

Sena menoleh ke arah Kevin memposisikan duduknya menghadap Kevin. "Masih. Saya masih mencintai Derry, tapi saya lebih bahagia jika Derry bahagia."

"Maksud kamu?"

"Mencintai dan menyayangi seseorang bukan berarti harus memiliki dia seutuhnya, Pak. Melihat seseorang yang kita cintai tersenyum dan bahagia meskipun itu bersama orang lain itu sudah kebahagiaan yang luar biasa. Mengalah bukan berarti kalah, begitu juga dengan saya, saya kalah dengan Dara tapi saya bahagia melihat orang yang saya cintai tersenyum bahagia. Selama saya pacaran dengan Derry, saya tidak pernah melihat dia tersenyum sebahagia seperti kemarin. Apakah Bapak pernah melihat Dara tersenyum kepada Bapak saat Dara mengetahui Dara dijodohkan dengan bapak?"

Kevin terlonjak kaget mendengar pertanyaan Sena. "Bagaimana kamu tau?"

"Saya diberi tau Alfarizi, disini bukan Dara saja yang sedih karena dirinya dijodohkan dengan orang yang tidak dia cintai, saya dan Alfarizi juga sedih, bahkan Bundanya Derry. Pak Kevin sudah dianggap menjadi seorang kakak bagi Dara, karena Dara memang tidak mempunyai saudara. Saat Dara menganggap Pak Kevin sebagai Kakaknya dia bercerita banyak kepada saya, tentang cara pak Kevin melindungi Dara seperti seorang kakak kepada adiknya. Tapi, saat saya mendengar jika Dara di jodohkan dengan Pak Kevin dan perjodohan Derry dengan Dara di batalkan, saya sakit pak, hati saya sakit," tuturnya dengan menangis di depan Kevin. "Asal bapak tau, selama ini Dara selalu disiksa oleh derry, yang kedua entah sejak kapan Dara mulai mencintai Derry, sampai dia mengorbankan perasaannya demi saya, demi keegoisan saya, dia rela Derry menjadi pacar saya. Sampai akhirnya masalah perjodohan datang dan ditambah lagi Derry yang kecelakaan dengan keadaan kritis. Dimana letak hati bapak, dimana rasa belas kasihan Bapak?"

Kevin tertegun, detak jantungnya melaju lebih cepat dari biasanya, ia berlari ke arah parkiran. Memasuki mobil dan mulai menancap gasnya dengan kecepatan sedang.

Ternyata sikap kedewasaannya masih kurang, dia tidak mengerti apa yang Dara rasakan selama ini. Dirinya hanya orang baru yang masih sangat baru masuk ke dalam kehidupan seseorang sampai akhirnya dirinya menaruh hati.

Menaruh kasih dan sayang kepada Dara. Sampai rasa keegoisan menyelimuti hatinya. Mementingkan perasaannya tanpa melihat keadaan jiwa, hati dan mental Dara.

"Papa, Mama." Panggilnya yang masih berdiri di ambang pintu. Dengan kedua orang tuanya yang duduk di ruang televisi sambil menikmati secangkir kopi dan teh.

"Kevin, sudah datang. Gimana keadaan Derry?" Tanya sang Papa sambil meletakkan cangkir kopinya.

"Masih belum melewati masa kritisnya."

"Semoga muridmu cepat sembuh, Nak." Kata sang Mama.

"Pa, Kevin mau membicarakan hal penting dengan Papa."

ooo00ooo

"Mama mau bicara apa?" Tanya Juna kepada sang istri.

"Sampai kapan Papa mau menyiksa putri kita, Pa?"

Juna mengerutkan keningnya, "maksud Mama apa? Papa nggak ngerti."

"Pa, asal Papa tau, Dara itu tidak suka dengan Kevin, Dara itu cintanya sama Derry. Masa Papa enggak ngerti Dara menangis malam itu? Dia itu nggak mau Derry pergi dari kehidupan Dara. Meskipun Derry jahat sama Dara, Mama yakin pasti Dara tidak mau ditinggal oleh Derry." Jelas sang istri kepada suaminya.

"Tapi, Ma. Derry itu kasar sama Dara, Papa takut nanti jika mereka sudah berkeluarga, Derry akan memukul Dara jika ada masalah dalam rumah tangga mereka." Tuturnya.

"Sikap seseorang bisa diubah, Pa. Asal ada kemauan pasti bisa."

Disisi lain Dara yang masih menemani Derry dalam masa kritisnya kini terlelap. Dengan kepala yang di telungkupkan ke brankar tepat di samping tubuh Derry terlelap.

Rasa lapar membangunkannya dari tidur. Mengambil roti dari dalam tasnya. Memakannya perlahan sambil melihat ke arah wajah Derry.

"Kamu kapan sadarnya? Nanti kalau kamu sadar aku mau minta kamu beliin aku permen kapas, kita makan bareng-bareng di taman kota. Kamu cepet bangun yah, biar aku nggak sendiri lagi." Tutur Dara sambil memegang tangan Derry.

Setelah roti yang dimakannya habis, Dara mengambil minum di atas nakas. Terkejut saat dia minum jari tangan Derry mulai bergerak sedikit lama. Dengan cepat Dara memanggil dokter.

"Ada apa, Ra?" Tanya Sena yang langsung berdiri saat dokter masuk ke dalam ruangan Derry.

Detak jantungnya cepat, napasnya tak beraturan. "Tadi aku habis makan roti itu minum terus jari tangan Derry bergerak sedikit lama."

"Permisi, apa orang tua Derry ada?" Tanya sang dokter yang baru saja keluar dari ruangan Derry di rawat.

"Saya sahabatnya, Dok."

"Tolong beri tau keluarganya kalau Derry sudah melewati masa kritisnya."

Dara diam, ekspresi wajahnya tak dapat di tebak oleh Sena. "Apakah saya boleh menjenguknya, Dokter?"

"Boleh, tapi hanya satu orang dulu, sebentar lagi Derry akan di pindahkan ke ruang rawat inap." Ucap sang Dokter langsung berlalu pergi.

"Sena, minta tolong kamu telfon Bundanya Derry, kalau dia sudah mau di pindahkan rawat inap."

Setelah meminta tolong kepada Sena, Dara langsung masuk ke dalam ruangan Derry, yang masih menutup matanya dengan ekspresi yang sangat damai. Ekspresi wajah itu kini telah berubah, setelah beberapa lamanya Derry bersikap kasar dengan Dara, kini telah berubah menjadi kepedulian, penuh kasih sayang. Inilah yang Dara suka dari sahabatnya, Derry. Bersikap layaknya seorang pria yang menjaga wanitanya.

Cup

Satu kecupan mendarat di kening Derry yang diberikan oleh Dara. "Cepat sembuh, aku mencintaimu." Bisiknya di telinga Derry sebelum pergi.

Dara yang kini sedang berada di dalam kamarnya membaca novel dengan tidak fokus. Dia memilih merebahkan tubuhnya diatas kasur, menatap langit-langit kamar dan menelusuri tindakan apa yang selanjutnya akan dia pilih.

"Jangan begitu, mereka orang tuamu, yang melahirkanmu dan membesarkanmu."

Ucapan Derry beberapa hari yang lalu terngiang di telinga Dara, entahlah dia akan memilih yang mana sekarang. Jikapun dia harus memilih dari salah satu diantara keduanya, semoga ini yang terbaik.

Setelah bergelut dengan pikirannya, Dara menghampiri Mama dan Papanya yang sedang menonton tv dengan keadaan diam.

"Pa,"

Pasuruan, 30 Oktober 2019

TBC

Vote dan comen. Thanks.

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang