DAD 39

71 5 0
                                    

"pa,"

Juna menoleh sebelum menjawab panggilan Dara. Sepertinya ada yang ingin diomongkan Dara bicarakan dengannya. "Nak, ayo duduk disini dengan Mama dan Papa. Jangan sering mengurung diri, semua akan baik-baik saja."

"Aku harap begitu, Pa."

"Kamu mau bicara dengan Papa? Tentang apa?" Tanya Juna mematikan televisi, supaya dia lebih fokus kepada pembicaraan istrinya.

Dara menghembuskan napasnya berat, sebelum dia mengatakan apa yang sebenarnya yang akan dia katakan. "Lusa, aku mau lusa, Aku dan Kevin melaksanakan pertunangan, tidak usah banyak tamu, cukup antara kedua orang tua Kevin serta Mama dan Papa, jangan lupakan kedua orangtuanya Alfarizi."

Sang Mama tersentak mendengar pilihan putrinya. "Nak, apa kamu telah memikirkan semuanya? Apakah kamu tidak akan menyesal nanti?"

"Iya Ma."

"Dara, semua orang berkata dan itu termasuk Papa, jika penyesalan itu terjadi di belakang, jika kamu memilih bertunangan dengan Kevin lusa, Papa akan melaksanakannya. Tapi, apakah itu benar?" Tanya Juna membuka suara.

"Iya, Pa. Jikapun... Entahlah, Dara ingin memilih tapi Dara bimbang." Ucapnya lalu pergi ke kamar. Meninggalkan kedua orang tuanya yang masih menatapnya dengan tidak tega.

"Bagaimana ini, Ma?" Tanya Juna kepada sang istri.

"Nanti Mama akan berbicara lagi dengan Dara."

ooo000ooo

Disisi lain, diruangan yang serba putih dan bau obat yang begitu menyengat, Sena menggantikan posisi Dara untuk menjaga Derry. Sebelumnya kedua orang tua Derry sudah kesini dan bertanya keberadaan Dara, dengan Sena yang mengatakan sejujurnya jika Dara pulang.

Hari ini Sena memandangi wajah Derry yang begitu damai. Sesekali Sena tersenyum kecut. Dia tak seberuntung Dara, dan Sena berharap Dara akan memilih seseorang yang tepat.

"Dara," suara berat itu memenuhi ruangan Derry dirawat, Sena terkejut saat Derry sudah membuka matanya.

"Derry, kau sudah sadar?" Ucapnya dengan terkejut.

"Dimana aku? Dimana Dara?" Tanyanya dengan memegang kepalanya yang masih pusing.

"Jangan banyak bergerak dulu, kau ada dirumah sakit dan Dara sudah pulang. Setiap hari dia yang menjagamu, tidur di kursi meskipun bangun dengan keadaan badan sakit semua." Ucap Sena.

"Aku ingin Dara."

Disisi lain, di kediaman Kevin, ia akan berbicara dengan Papanya tentang keputusan apa yang akan dia pilih. Ini yang terbaik baginya. Jika mencintai tidak harus memiliki, dia rela melepaskan orang yang dia cintai kembali memilih orang lain, dia rela dengan lapang dada.

"Batalkan semua acaranya, Pa." Ucapnya tanpa basa-basi, membuat Papanya terlonjak kaget mendengar keputusan putranya.

"Apa maksudmu? Bukannya kau yang menginginkan acara ini di percepat, Nak?"

"Batalkan saja, Pa. Aku mencintainya, tapi aku tidak ingin mencintai seseorang yang tidak mencintaiku, aku tidak peduli, semua harus di batalkan. "

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang