End

216 6 0
                                    

5 tahun kemudian.....

"Bunda Ayo sini main sama Raja."

Derry dan Dara dengan kisah cinta yang tidak di rencanakan telah berakhir dengan menghadirkan dua cucu untuk Mama dan Bundanya.

Setelah berkuliah di negara berbeda dan Derry yang harus mengurus perusahaan Ayahnya, kini mereka sudah sampai di puncak cinta mereka. Membangun rumah tangga yang indah, dan bahagia.

Raja dan Ratu. Nama putra dan putri Derry dan Dara. Dengan Ratu yang paling muda dan Raja yang menjadi seorang kakak.

"Raja main dulu yah sayang, Bunda mau ke kamar kasian adek kamu sudah tidur." Ucap Dara kepada anaknya. Tidak ia sangka kini dirinya sudah menjadi seorang ibu dan harus membimbing kedua anaknya. Sungguh Dara sangat bersyukur.

Setelah menidurkan Ratu ke kamarnya, Dara kembali ke bawah. Dilihatnya Raja yang sudah menumpahkan mainannya yang begitu sangat banyak di lantai. Terkadang Dara kesal sendiri kepada putranya ini yang tidak menghargainya yang sudah bekerja membersihkan rumah seorang diri.

Dara segera cepat turun dan mendengus melihat mainan Raja yang begitu berserakan. "Raja, kenapa mainannya jadi berserakan gini? Bunda sudah bilang sama kamu, kalau main jangan berserakan gini, kamu lihat rumah ini, jadi kotor kan?"

Ucapan Dara yang seperti orang marah. Bukannya dia tidak suka jika anaknya harus bermain dengan mainan yang begitu banyak, tapi Dara ingin anaknya menghargai seseorang. Jika tidak di bimbing dari sekarang kalau besar maka akan susah, akan keras kepala, seperti Ayahnya.

"Maafin Raja, Buna." Pintanya dengan air mata yang sudah membendung di pelupuk mata dengan bibir yang ia tekuk ke bawah dan kedua tangan yang sedang memegang mainan. Oh sungguh ini sangat menggemaskan bagi Dara tapi, dia tidak boleh kasihan dulu.

"Bunda tidak mau tau, setelah Bunda selesai membereskan kamar kamu yang berantakan, saat bunda kembali lagi kesini mainannya sudah kamu kemas." Ucap Dara yang lalu meninggalkan Raja seorang diri di ruang Tv dengan menangis.

"Bu--- Buna... Maafin Raja. A--Ayah, Buna marah sama Raja, Ayah..." Ucapnya terbata-bata saat menangis.

Dara tidak begitu saja meninggalkan Raja yang sedang menangis karenanya, ia ingi melihat aksi lucu putranya ini jika menangis. Dara sedang berdiri di belakang tembok, melihat Raja yang sedang berjalan sambil menangis menuju meja depan tv untuk mengambil ponsel milik Dara. Raja sudah bisa memainkan ponsel? Tentu. Tetapi bukan Game, Dara hanya mengajarkan Raja cara menelfon Derry.

"Halo, ada apa sayang?" Tanya Derry di seberang Sana.

"Ayah..." Rengek Raja.

"Hei, kau kenapa baby?"

"Ayah... Tolong Raja, Ayah. Buna marah sama Raja." Adu Raja yang semakin menangis.

"Baik-baik Ayah pulang dulu yah, kamu jangan nangis terus."

"Iya Ayah."

Dara memutar bola matanya malas sudah ia duga jika putranya ini akan mengadu kepada Ayahnya, dan apa yang Derry katakan tadi? Pulang? Yah, begitulah Derry hanya mendengar anaknya yang menangis saja dia harus pulang ke rumah. Jika Dara tanya padanya Derry selalu menjawab - Mereka anakku, dan aku sangat menyayangi anakku. Aku lebih baik kehilangan claien di perusahaan daripada aku harus kehilangan anak dan istriku.-

Setelah mendengar Raja mengadu kepada Derry, Dara langsung pergi ke kamar Raja. Membersihkan kamar putranya yang sangat kotor akibat Raja yang sedang memakan snak malam hari. Tanpa sepengetahuan Dara dan itu dengan Derry yang sedang bermain dengan putranya itu.

Dara yang membereskan kamar Raja, mulai dari mainan Raja yang berada di dalam keranjang kecil, kasur raja dan dara harus mencuci spreinya karena kotor. Entahlah apa yang sedang di buat tadi malam oleh anak dan suaminya ini.

"Buna," panggil suara kecil yang sedang berada di belakang Dara.

Tentu saja itu suara Raja, putranya. Dan lihat, dia sedang tidak sendiri, dia sedang berada dalam gendongan Derry. Sedangkan Dara tak menggubris panggilan Raja padanya, dia berpura-pura marah dan terus saja membersihkan kamar Raja yang amat sangat berantakan.

"Buna maafin Raja, Raja janji enggak akan berantakan mainan Raja lagi. Buna jangan marah sama Raja, Raja nggak bisa kalau Buna terus marah sama Raja." Tutur Raja dengan suara memelasnya yang tentu saja menggemaskan. Huft putranya ini memang sangat pandai merayu Bundanya.

Derry berjalan, mendekatkan tubuh Raja kepada Dara. Sontak Raja langsung menghamburkan pelukannya kepada Dara, tentu saja itu membuat Derry tersentak. Untung saja tubuh anaknya ini tidak jatuh.

"Maafin Raja,"

Dara pun membalas pelukan putranya yang sangat menggemaskan ini, bagaimana bisa marah dengannya, belum satu jam Dara marah, Raja sudah dapat meluluhkan hatinya dengan kegemasannya ini.

"Bunda maafin kamu sayang, asal jangan di ulangi lagi." Ucapnya dan langsung di peluk oleh Derry. Suaminya.

"Jangan nakal-nakal boy, kasian bundamu yang masih merawat adikmu dan harus merawat kamu. Belum lagi bunda kamu masih membersihkan rumah dan belum lagi merawat Ayah. Jangan nakal yah, Nak." Tutur Derry dengan mengecup pipi putranya.

"Iya Ayah, tapi Kalau malam, Ayah tidurnya sama Raja, jangan sama adek Ratu,"

"Kenapa sayang?"

"Nggak boleh, Ayah punya Raja, kalau bunda sama adek Ratu aja, Raja enggak mau." Ucapnya dengan wajah lucunya dan langsung berpindah ke gendongan Derry.

"Ohhh, jadi anaknya Bunda sekarang gitu yah, rasain ini...." Titah Dara dengan menggelitik perut Raja.

"Jangan Buna, jangan di gelitik, Ayah liat Buna, geli Buna." Ucapnya dengan tertawa.

Inilah yang Derry inginkan, perjodohan dengan seseorang yang Derry cintai. Meskipun Dara sering berkata jika cinta datang karena terbiasa, tapi Derry tidak terbiasa dengan orang baru.

"I love you sayang, aku mencintaimu." Ucapnya sambil mengecup kecing Dara.

Dara mengukir senyum di bibirnya. "I love you more sayang."

Keluarga yang sangat bahagia. Derry berharap dirinya bisa bersama Dara sampai akhir hayatnya nanti. Membesarkan kedua anaknya dengan jerih payahnya sendiri.

Menatap wajah cantik Dara saat bangun tidur setiap hari, justru hal yang sederhanalah yang sangat Derry sukai dari Dara. Keluhannya tentang bayinya yang sangat menggemaskan, keluhannya tentang membersihkan rumah. Derry selalu menawarkan kepada Dara untuk mencari pembantu saja tapi, Dara selalu menolaknya katanya dia lebih senang mengurus rumah sendiri dengan ditemani suara gelak tawa putra dan putrinya.

 Derry selalu menawarkan kepada Dara untuk mencari pembantu saja tapi, Dara selalu menolaknya katanya dia lebih senang mengurus rumah sendiri dengan ditemani suara gelak tawa putra dan putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lumajang, 11 Juli 2020

____TBC____
Vote and comen:)

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang