DAD 29

91 16 8
                                    

Di sore hari Dara sudah pulang dari rumah Derry. Menanyakan kepada mamanya ada apa dengan Derry dan Arkha.

Jawabannya memang benar. Firasat dan dugaan Dara memang tak pernah salah. Derry berani berkelahi dengan Arkha hanya gara-gara Dara.

Hari demi hari sudah terlewati, semua masalah Derry yang sempat berkelahi dengan Arkha, kini Dara tak memikirkannya. Dara tidak peduli jika Arkha menyukainya, itu hak-nya sebagai manusia. Tetapi jika suatu saat Dara di suruh untuk memilih, dia akan mengikuti kata hatinya. Dia akan memilih Derry sebagai seseorang yang selalu ada di saat Dara butuh.

Memang belakangan ini Derry sedikit tidak ada waktu untuk Dara. Kurang lebihnya hampir satu bulan. Mungkin dia sedang sibuk dengan tugasnya. Karena memang sudah kelas tiga, Derry harus mempersiapkan otaknya untuk mengerjakan soal-soal jika ujian nanti. Begitu juga dengan Dara.

Hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana pulang sekolah pagi. Saat pulang sekolah Dara mampir ke salah satu toko buku, untuk membeli novel.

Untuk hari ini dia tak melihat Derry di sekolah. Mungkin saja Derry ada kepentingan yang tidak bisa dia tinggalkan. Tapi apa? Dara juga tidak tau.

Saat sudah mendapatkan novel yang ia inginkan, Dara keluar dari toko tersebut. Tapi di seberang sana? Sepertinya Dara kenal dengan motor itu.

"Derry?" Ucap Dara saat ingin menyebrang jalan tapi niatnya dia urungkan, karena Dara sudah mengetahui siapa pemilik motor itu. Dan dia benar ternyata itu adalah Derry.

"Dengan siapa dia?" Tanyanya kepada dirinya sendiri sambil melihat ke seberang jalan.

Kaget, hatinya seperti tersayat oleh pisau, dan seperti ada yang memukul punggungnya dari belakang.

Pria yang sangat dia sayangi, yang selalu dia percaya jika pria tersebut selalu ada untuknya, namun tidak untuk saat ini. Derry sedang memeluk seorang perempuan di seberang sana, sambil mengelus puncak kepala wanita tersebut.

Wanita yang dulu selalu mengganggu Dara, wanita yang dulu mendorong Dara sampai Dara pingsan. Dan salah satu wanita yang ia benci di dunia.

"Eri kamu setega ini dengan aku? Kamu setega ini Eri? Aku tidak menyesal jika kau mencintai wanita lain selain diriku, aku tak menyesal jika kau tak menepati janjimu dulu padaku. Tapi aku menyesal telah mengenalmu,dan aku menyesal telah menyayangimu karena kamu mencintai wanita yang dulu pernah membuatku sakit di sekolah" rintihan Dara dalam hatinya, Dara memang bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh. Tapi tidak untuk saat ini.

Di sepanjang perjalanan menuju pulang, Dara hanya bisa menangis. Sakit hatinya jika melihat Derry menjalin hubungan dengan mila.

"Sayang kamu kenapa kok nangis?" Tanya mamanya

"Mama....hati Dara sakita ma, Dara benci sama Derry, Dara ga' mau ketemu Derry" adu Dara kepada mamanya

"Mama tau kalau Dara itu sayang sama Derry, tapi Dara jangan salah faham dulu" ucap Wulan kepada anaknya.

"Nggak ma, hati Dara sudah sakit, saat Dara mau pulang dari toko buku, Dara melihat Derry berpelukan dengan perempuan yang telah menyiksa Dara di sekolah. Ma...Dara minta tolong, sore ini Dara akan pergi ke bandung dengan kak Arkha, Dara akan tinggal di rumah kecil Dara dulu, Dara mohon kalau Derry mencari Dara tolong jangan bilang sama dia kalau Dara pergi ke bandung dengan kak Arkha" ucap Dara sambil menyeka air matanya yang berjatuhan. Hatinya terpukul dengan semua yang di perbuat Derry, Dara tak ingin lagi bertemu dengan Derry. Yang ia butuhnya saat ini adalah ketenangan.

"Baiklah nak, jika itu sudah menjadi keputusan Dara, tapi ingat orang berjuang itu ada masanya. Dia akan berhenti jika dia tidak dihargai. Karena dia sudah merasa lelah dengan semua perjuangannya. Urusan sekolah kamu biar mama atau papa yang urus. Nanti kamu pamit juga sama papa. Sekarang kamu beres-beres pakaian kamu dulu dan mama akan menghubungi Arkha" kata Wulan kepada anaknya. Dia tak bisa melarang anaknya untuk melakukan sesuatu, karena dia tahu, ini bukan putri kecilnya lagi. Dara sudah dewasa dan dia tau mana yang terbaik untuknya.

***
Saat ini Dara sudah berada di perjalanan menuju bandung bersama Arkha. Di dalam mobil, Arkha tak berani membuka pertanyaan kepada Dara karena mamanya tadi sudah melarang Arkha.

Di dalam mobil, Dara menyandarkan kepalanya ke kursi mobil sambil menatap keluar. Menikmati suasana penjuru kota saat ini.

"Suatu saat nanti akan ada masanya, kamu akan berhenti berjuang untukku karena kamu sudah terlalu lelah. Dan suatu saat nanti, juga akan ada masanya bagiku, disaat kamu berhenti berjuang dan mulai lelah, disaat itulah aku akan memaafkanmu Eri" gumam Dara di dalam hatinya sambil tersenyum meratapi kisahnya dengan Derry

Jalanan demi jalanan sudah Dara lalui bersama Arkha. Kini mereka berdua sudah sampi di rumah yang dulu dia tempati di waktu kecil.

Dilain posisi Derry sedang menghubungi Dara. Tetapi handphone Dara tidak aktif. Semua itu justru membuat Derry khawatir. Dengan cepat Derry melajukan motornya menuju rumah Dara.

"Tante...Ara kemana?" Tanya Derry dengan wajah memelasnya

"Dia pergi nak, dia ingin sendiri terlebih dahulu, dia kecewa denganmu karena kamu memeluk seorang wanita di pinggir jalan" ucap mama Dara menjelaskan kepada Derry.

Sudah Derry duga semua itu. Dara akan kecewa dengannya. Tapi bagaimana lagi, disisi lain Derry mempunyai rasa berperikemanusiaan, Mila yang umurnya yang tidak lama lagi karena mengidap kanker yang sudah memasuki stadium akhir. Derry tidak setega itu.

"Tante dengerin dulu penjelasan dari Derry" ucap Derry memohon kepada Wulan

"Nak, ini urusanmu dengan Dara. Om dan tante tidak ikut campur dengan urusan kalian berdua. Kalian sudah dewasa, carilah jalan keluar dalam masalah. Hadapi dengan kepala dingin jangan berbalut dengan emosi. Om dan tante selalu mendukungmu. Carilah Dara sampai kau menemukannya, semua akan baik-baik saja Derry" ucap Juna kepada Derry yang diselimuti oleh ke khawatiran.

*
Dua minggu sudah berlalu. Derry yang tidak ada hentinya mencari Dara. Dan tak lupa selalu ada Mila yang selalu menemaninya.

Sebenarnya Derry tak ingin jika Mila ikut mencari Dara denganya. Tapi, mau bagaimana lagi, Mila sungguh sangat memaksa Derry.

Hari sudah hampir malam. Dan Derry mangantarkan Mila untuk pulang ke rumahnya. Sedangkan Derry menuju pulang, lelah yang dia rasakan. Entah kemana lagi dia harus mencari keberadaan Dara. Bahkan sudah dua minggu ini, Dara juga tidak masuk sekolah. Saat Derry bertanya kepada Nana, Keke dan Mita mereka hanya menjawab tidak tahu.

"Derry apakah kamu sudah menemukan informasi tentang keberadaan Dara?" Tanya Windi kepada putranya.

"Belum ma" jawab Derry singkat.

"Kamu sebagai laki-laki harus memahami perasaan wanita Derry, kaum hawa itu tidak bisa di tindak kasar, mereka harus diberi sikap lembut. Jadi papa harap kamu mengerti dengan apa yang Dara rasakan saat ini. Dan jikapun saat ini Dia keluar bersama laki-laki lain, jangan salahkan dia. Dia tidak akan berbuat seperti itu jika bukan kamu yang memulainya" ucap Haris kepada sang putranya

"Iya pa" jawab Derry singkat.

Bukannya dia tidak ingin menjawab panjang penjelasan kedua orangtuanya. Tetapi sudah cukup baginya, fikiran yang setiap hari dipenuhi rasa kekhawatiran olehnya untuk Dara.

Belum lagi, dengan kedatangan Mila. Itu membuat Derry sangatlah membosankan. Kenapa tidak Dara saja yang semanja ini kepada Derry? Kenapa harus Mila?

Derry rasa ada sesuatu yang tidak Derry ketahui dengan Mila. Apakah di berbohong tentang penyakitnya? Lalu, jika di berbohong, apa untungnya bagi Mila?

Sungguh kepala Derry ingin pecah merasakan kehilangan Dara yang sudah dua minggu ini. Sedangkan orangtua Derry? Mereka hanya megajari Derry dan terus seperti itu. Mereka tidak membantu Derry. Yang mencari keberadaan Dara hanya Derry seorang, tak ada orang lain.

•••

----------------------------
Happy reading...
Jangan lupa vote dan follow
Serta koment juga
-----------

Pasuruan, 24 juni 2019

Salam sayang

De_Catelyn

𝐔𝐧𝐩𝐥𝐚𝐧𝐧𝐞𝐝 𝐋𝐨𝐯𝐞 "𝐃𝐀𝐃"✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang