— Cobalah lihat ketulusan dari sisi diriku yang lain —≈≈≈
"Tempat apa ini?"
Will menatap sekitar dengan kening mengkerut menahan silau dari cahaya matahari. Mulut yang selalu bergerak mengunyah permen karet. Menjadikan aura gelap Will bertambah berkali kali lipat.
Will menatap Sela yang hanya memiliki tinggi sebatas bahu Will. Membuat pria itu menunduk untuk dapat melihat wajah ayu Sela.
"Kau tahu? Berapa lama dan seberapa sulitnya aku membangun semua ini?"
Sela bungkam.
Will memasukan ke dua tangannya ke dalam saku celana biru dongker yang kini ia kenakan. Pandangan Will kembali menatap gedung besar yang nampak kumuh dan berantakan di luarnya.
"Kurang lebih 2 tahun aku membangun semua ini. Mulai dari pembangunan yang gedung yang penuh sengketa, crane itu pun ku beli setelah pasar ini berjalan kurang lebih setahun."
"Ku pikir kau sudah kaya sejak lahir." gumam Sela.
Will terkekeh.
"Baru baru ini saja aku bisa menikmati kekayaan ku."
Sela mengangguk bingung. Will Mukai melangkahkan kakinya menuju gedung tersebut. Sela sesekali berlari kecil untuk menyamakan langkah kaki Will yang panjang.
"M-mm... Pelankan ritme berjalan mu, Will. Aku kesulitan,"
Will berhenti mendadak dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap gadis itu yang membuat Sela menabrak dada Will. Memanfaatkan kesempatan itu, Will mendekap Sela dengan erat.
Sela membelalakkan matanya terkejut. Jujur saat ini jantungnya berdetak lebih kencang. Tubuh Sela menegang, saat merasakan pelukan dari tangan kekar dan keras Will.
Kepala Will menunduk, mencari telinga Sela yang berada di bawahnya.
Will tersenyum diam-diam.
Sela yang semula melamun tak percaya dengan keadaan ini. Cepat cepat untuk sadar dan melepaskan diri dari pelukan pria itu. Sela salah tingkah dengan rona merah di pipinya yang dapat Will lihat.
"K-kau, tak seharusnya me-melakukan itu." gumam Sela.
"Fine. Kita masuk."
Keduanya kembali berjalan dengan Sela yang lebih meringkuk saat ini dan tidak bisa berdiri tegap saat berjalan karena ia sungguh malu.
Langkah Sela membawa tubuh mungil itu ke dalam sebuah gedung beratap tinggi dan luas itu. Sela menatap sekeliling dengan takjup.
Peti peti tersusun dengan rapih di setiap sudut. Banyak pekerja yang lalu lalang di sini dan setiap kali berpapasan dengan Will, mereka pasti akan berhenti sejenak untuk menunduk hormat pada Will.
Sela memandang sekitar dengan ekspresi wajah yang bingung dan takut.
"Mereka membawa pistol?" tunjuk Sela pada sekelompok pria.
Will mengikuti arah tunjuk yang Sela maksudkan.
"Ya. Pistol itu akan di jual kepada seseorang yang kurang menyukai dengan kata legal dan memilih kata ilegal."
Sela bingung dengan ucapan Will.
"Hari hati, mereka semua membawa senjata tersembunyi yang kau tak duga sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Mafia Series)
FanfictionWELCOME BACK TO MY STORY 🚫Warning! Cerita ini hanyalah cerita yang udah sering di tulis. Tapi berhubung aku udah buat dan AKU MALES BIKIN LAGI, jadi jangan lupa FOLLOW my account!!⛔ •••••••••••• Ada apa dengan mafia dan hijab? Apa hubungan keduanya...