40.//Dusk Till Down

17.8K 1K 18
                                    

Awas typo di setiap tikungan :D





























































≈≈≈

Sela berjalan keluar dari arah apotek setelah menebus obat untuk Will. Sementara Will, pria itu tengah mengurus administrasi.

Kepala Sela celingukan mengedarkan pandangannya mencari Will. Tadi Will sempat memberinya pesan singkat jika ia sudah hampir selesai.

Tapi ternyata, pria itu tidak ada di sepanjang mata Sela memandang.

Mengetahui itu membuat Sela khawatir. Will pernah mengatakan jika sakit kepalanya itu bisa kembali kapan pun. Itu menambah kekhawatiran Sela.

Sela segera berlari menuju seorang security yang tengah berdiri di samping pintu masuk dan bertanya letak kantor administrasi.

Sela berterimakasih, setelah mendapatkan petunjuk, gadis itu segera menuju tempat yang kemungkinan besar Will ada di situ.

Beberapa kali Sela bahkan menabrak orang yang tengah berjalan, karena saking terburu-burunya, Sela hanya mengucapkan maaf saja kemudian kembali berlari.

Papan bertuliskan Administrasi bisa Sela lihat dari kejauhan. Gadis itu semakin mempercepat langkahnya.

Saat berada tepat di depan pintu masuk ruang administrasi, Sela mengedarkan pandangannya dengan nafas tidak teratur.

Saat melihat ke arah ruang tunggu, bisa Sela lihat di salah bangku ruang tunggu, ada seorang pria yang sangat familiar baginya sedang menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya memegangi kepala.

Sela berjalan perlahan mendekati Will.

Gadis itu duduk di kursi kosong tepat disebelah Will. Sela langsung memegang punggung Will dan mengusapnya secara lembut.

Will terkejut dengan sentuhan lembut yang ia rasakan di area punggung. Pria itu menatap Sela dengan tatapan kesakitannya, mata sayu, wajah yang lebih  pucat, dan rambut yang tidak se-rapih tadi.

"Kau tak apa?" tanya lembut Sela.

Will mengangguk dengan lemah.

"Aku baikbaik saja." bisik Will di depan wajah Sela.

Sela mengambil botol berisi air mineral dan membuka tutupnya untuk Will. Kemudian membuka bungkus obat milik Will.

Sela menyodorkan beberapa tablet obat dan air mineral kepada Will.

"Minumlah."

Dengan tangan yang masih sedikit bergetar, Will menenggak botol air mineral tersebut setelah 3 butir obat sekaligus berada di mulut pria itu.

Sela mengambil botol tersebut dari tangan Will. "Bagaimana?"

Will memejamkan matanya seakan sedang meredamkan rasa sakit yang ia rasa. Hingga akhirnya Will mengangguk dan menatap Sela seolah meyakinkan kepada gadis itu bahwa dirinya baik - baik saja.

"Come on."

***

Mobil Will telah terparkir di halaman rumah nenek Sela. Setelah lagi - lagi berdebat memutuskan siapa yabg akan mengendarai mobil tersebut.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang