18.//Why?

27.7K 1.7K 7
                                        

∞ Mengapa demikian terjadi saat aku mulai mencintai mu ∞













×××××××××

Sela bersama dengan Will, tengah duduk di sofa ruang tamu mansion Will. Pria itu tengah duduk berjegang sembari sesekali menyeruput teh di cangkir berwarna putih gading itu. Meski, keduanya bisa di artikan sudah saling jinak, terutama Will, tapi bagi Sela Will ya tetap Will. Kapan saja jika tidak hati hati maka akan berbahaya dan menakutkan.

Duduk dengan canggung di salah satu sofa yang berjarak cukup agar tidak menimbulkan dosa yang berlebih, bagi Sela. Dengan wajah polosnya, Sela melihat keadaan sekitar ruang tamu ini. "Sela?" sapa Will dengan suara beratnya.

"Hm?" jawab Sela dengan gumaman kecil karena terlalu fokus pada sebuah bingkai foto yang terpajang besar di salah satu sisi dinding.

Will yang sadar jika ia sedikit di abaikan oleh gadisnya, ikut mengikuti kemana arah pandang Sela. Berakhir lah di sebuah foto besar itu.

"Penasaran siapa pria tampan yang ada di foto itu?" tanya Will sembari menaruh cangkirnya ke tatakan di meja.

Sela segera tersadar dan fokus menghadap ke arah Will. Masih dengan wajah polosnya, "Mungkin sedikit..."

"Itu aku." ucap Will dengan lugas.

Seketika kening Sela mengkerut dan kepalanya yang semula menghadap bingkai itu, langsung berpaling ke arah Wil.

Sela terkekeh garing.

"Tidak mungkin... Lihat lah, wajahnya sangat lugu dan polos. Sedangkan kau..." Sela menghentikan kalimatnya tidak berani melanjutkan.

"Sedangkan aku kenapa? Lanjutkan kalimat mu." tegas Will.

Dengan ragu dan canggung, Sela melanjutkan kalimatnya. "Sedangkan kau... Terlihat lebih menyeramkan dan sedikit terlampau hypersex, maybe..." ucapnya dengan tawa garing menyertai.

"Bagaimana bisa kau menilai ku seperti itu sedangkan kau belum pernahku-"

"Kyaa! Hentikan. Kau menyuruhku kemari ada apa?"

Will tersenyum. Namun, detik kemudian wajahnya berubah menjadi serius. Menyadari itu, kini Sela mengubah arah duduknya menghadap ke pria itu.

"Kau boleh kembali ke negara mu." ucap Will dengan lancar seolah tanpa beban dan hambatan.

Sela bungkam. Sama halnya dengan Will, pria itu menunggu reaksi seperti apa yang Sela berikan. Hingga entah berapa detik kemudian gadis itu baru mananggapi kalimatnya. "Mengapa?"

Will menurunkan kakinya.

"Apa kau hanya ingin mempermainkan ku juga perasaanku?" ucap Sela dengan datar.

"Kau menganggap ku hanya sebagai pelarian? Kau masih melihatku sebagai budak mu?" Sela berbicara masih dengan wajah datar.

"Setelah berbagai drama konyol yang telah kita lewati? Kau menyuruhku kembali ke Indonesia?"

"Bukan, dengarkan aku-"

"Jika begitu mengapa dulu kau tidak langsung saja memperkosaku dan membunuhku?" satu tetes air mata mulai turun dari pelupuk mata Sela.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang