17.//Té Amo

28.1K 1.8K 22
                                    

∞ Pada akhirnya, memang ternyata aku mencintaimu ∞


































×××××××××××××

Masa pemulihan untuk Sela kini tangah di jalani. Setelah perban mulai dilepas kemarin sore, sebenarnya Sela sudah di perbolehkan untuk pulang asal tetap istirahat dan tidak melakukan aktivitas berat yang membahayakan luka jahitannya.

Namun, saat Will mengetahui itu ia malah melarang keras dokter yang memperbolehkan Sela untuk pulang. Menurut Will, Sela bisa saja tidak istirahat saat sampai di rumah. Jadi, lebih baik Sela tetap menjalani pemulihan di rumah sakit.

Dengan infus yang masih terpasang. Sela harus bolak balik ruangan Will. Pria itu terus menelfon Sela di setiap jamnya dengan berbagai alasan agar wanita itu datang ke ruangannya. Sampai sampai terkadang luka jahitan itu menimbulkan rasa nyeri.

"Sampai kapan kau akan mengganggu ku? Kau mengancam dokter agar tidak mengatakan jika aku sudah di boleh kan untuk pulang. Dengan alasan agar aku bisa istirahat. Tapi jika kau selalu seperti ini lebih baik aku pulang." kesal Sela.

Will terkekeh.

"Jika kau lelah, mengapa kita tidak satu kamar saja?"

"Tidak." tolak cepat Sela.

"Why?"

Will mencoba turun dari brankar dengan menahan sakit di beberapa titik tubuhnya. Hal itu membuat Sela bergidik ngeri jika terjadi sesuatu dengan luka Will yang masih basah.

"Ooo, kau mau apa? Tetap berbaring di ranjang mu!"

Tidak memperdulikan ocehan Sela, Will berjalan tertatih menuju Sela yang hanya beberapa langkah di depannya.

"Kau lupa? Kau belum menjawab pertanyaan ku kemarin."

Kening Sela berkerut.

"Pertanyaan?" tanya Sela dengan wajah lugunya.

"Sungguh kau melupakannya? Bagaimana bisa-"

"Jawaban ku iya." sambar cepat Sela.

Keduanya terdiam. Hingga Sela tertawa kecil melihat ekspresi wajah Will.

"Sungguh? Kau tidak main main, bukan? Kau tidak membohongi ku?"

"Sungguh. Tidak ada yang salah bukan, jika aku mencintai pria yang telah membeli ku?"

Will nampak berdecih di iringi kekehan kecil.

"Aku memang membeli mu pada pria bajingan-"

"Hey! Jaga ucapan mu. Itu ucapan kotor."

"Dia memang menjual mu lalu aku membeli mu dan kini akhirnya ternyata kita jodoh. Menarik bukan?"

Sela tersenyum.

"Sangat menarik. Tapi, jika aku boleh jujur-"

"Kau belum mencintaiku? Akan ku buat kau mencintaiku dengan cepat. I'am promise."

"Jika kita memang di takdir kan bersama, aku boleh meminta beberapa hal padamu?"

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang