Bonus part II
___________
90 hari Pernikahan Will dan Sela
"Bisa kau berikan itu?" ucap sela dengan menunjuk garam yang ada di mangkuk kecil."Ah, baiklah." dengan tangan kekarnya Will memberikan garam itu.
Masih terfokus dengan masakan di depannya, Sela tidak menyadari jika sang suami tengah memperhatikannya dari samping sembari menopang dagunya.
"Kau terlihat seksi dengan celemek itu." gumam Will yang hanya mendapat senyuman malu dari Sela.
"Baiklah, sudah matang. Akan ku siapkan di meja makan. Tunggulah di sana."
"Oke."
Cup!
Kecupan ringan mendarat di pipi gadis berhijab cokelat itu. "Kau selalu bisa membuatku terkejut, Will."
Sela menyiapkan makanan di piring sang suami. Masih dengan tatapan menggoda, Will menatap Sela.
"Silahkan." Sela tersenyum puas kearah Will.
"Argh! Jangan terlalu sering tersenyum atau aku akan frustasi."
Sela terkekeh.
"Bagaimana bisa hanya tersenyum membuat mu frustasi?"
"Ingat. Jangan pernah berikan senyuman seperti itu kepada pria lain."
Sela hanya mengangguk sembari tersenyum. Ditengah tengah suara dentingan sendok dengan piring Will bersuara.
"Bagaimana?"
Spontan kening Sela berkerut.
"Bagaimana apanya?"
"Are you pregnant?"
Wajah Sela berubah murung. Wanita itu meletakan garpu dan sendoknya.
"Hey! Jangan bersedih, aku hanya bertanya. Aku tidak memaksa kau harus mengandung saat ini juga. Maksud perkataan ku, jika kau memang belum mengandung, itu tandanya kita harus lebih dan giat berusaha." kerlingan mata dan senyuman nakal Will berikan di akhir kalimatnya.
"Dasar." gumam Sela sembari menahan senyuman.
"Ah... Mungkin yang kuasa menginginkan kita untuk memiliki waktu berdua dahulu. Kita tidak pernah berpacaran mari kita nikmati masa itu sebelum kita memiliki keturunan."
"Tapi di usia mu saat ini, seharusnya kau sudah memiliki keturunan atau paling tidak dalam satu bukan setelah kita menikah, aku bisa mengandung."
"Aku tidak masalah dengan itu. Sejujurnya, baiklah ini terdengar sedikit egois, tapi aku memang ingin sedikit menunda untuk memiliki keturunan."
Will meletakan sendok dan garpu yang ia pegang. Beralih dengan menggenggam tangan Sela dan mengusapnya.
"Begini, aku sangat ingin kita memiliki waktu yang cukup untuk saling mengenal. Sebagai sepasang kekasih yang halal, mungkin? Kita sama-sama tahu, pertemuan kita tidak se-indah orang diluar sana. Aku pun cukup gila untuk meminta mu menjadi istriku. Jadi, aku ingin kita berdua layaknya sepasang kekasih yang sedang belajar mengenal satu sama lain."
"Jadilah kekasih halal ku, maka kau akan menjadi wanita paling beruntung karena mendapatkan ku." ucap Will dengan penuh percaya diri.
Sela tertawa menahan malu. Masih dengan tatapan nakalnya Will menunggu jawaban sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Mafia Series)
FanfictionWELCOME BACK TO MY STORY 🚫Warning! Cerita ini hanyalah cerita yang udah sering di tulis. Tapi berhubung aku udah buat dan AKU MALES BIKIN LAGI, jadi jangan lupa FOLLOW my account!!⛔ •••••••••••• Ada apa dengan mafia dan hijab? Apa hubungan keduanya...