35.//Estoy Aqui Cariño

18.1K 1.1K 9
                                    

≈ Detik paling mendebarkan dihidupku saat aku mengucapkan ijab qobul untukmu ≈

-Mafia and Hijab-



























≈≈≈

"Maksudmu, kau tidak akan mengenalkan ku kepada mereka?" tanya Sela dengan wajah yang menunjukan rasa kesal kepada Will.

"Lebih baik kita jangan bicara dikamar, apalagi hanya berdua. Mari bicarakan dimeja makan."

Will berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Sela dibelakang. Saat sampai diruang makan, Seka dibuat takjub dengan berbagai makanan yang telah tersusun dimeja makan. "Apa akan ada acara malam ini?"

"Tidak ada."

"Lalu? Aahh... Aku tidak peduli. Jelaskan saja, mengapa kau tidak mau memperkenalkanku dengan orangtuamu." desak Sela kepada Will yang malah sedang menyantap puding di mangkuk kecilnya.

"Begini, ku ceritakan semua pahitnya perjalanan hidupku dari lahir hingga saat ini. Pertama, orang tuaku meninggalkan aku saat berusia 10 tahun tanpa kuketahui apa alasannya. Kedua, hidup yang kujalani dari awal sudah keras, kejam, dan menyakitkan. Ketiga, saat aku berusia 14 tahun, aku bertemu dengan Mr. Anderson yang lebih senang kusebut sebagai ayahku."

"Dia mengajarkanku beladiri, menggunakan senjata, bahkan mengajarkan bagaimana cara membunuh seseorang dengan tangan kita sendiri." ucap Will dengan lancar tanpa ragu. Sela mendengar itu semua langsung terasa merinding disekitar tubuhnya.

"L-lalu... Apa kau tidak pernah menimba ilmu di sekolah?"

Saat ditanya itu Will diam sesaat, barulah detik berikutnya Will baranjak dari duduknya kemudian berjalan menuju suatau ruangan. Sela pikir Will tersinggung atau apa. Nyatanya, tak kama kemudian pria itu kembali datang dengan sebuah map hitam ditangnya.

Will menaruh map itu didepan Sela. Sela bingung akan maksud Will. Lalu pria itu mengode agara Sela membukanya. "Wow, kau..." ucap Sela tergantung karena saking kagumnya.

"Aku cukup memiliki IQ tinggi untuk membuat strategi bagaimana cara membunuh seseorang juga bagaimana cara menjual senjata ilegal dipasar gelap." ucap Will dengan suara beratnya sembari sesekali memakan pudingnya.

"Haiss... Otak cerdasmu seharusnya digunakan untuk hal yang bermanfaat. Bukannya untuk..." Sela menghentikan kalimatnya karena merasa tidak enak dengan Will.

"Untuk apa? Lanjutkan saja. Siapa tahu, aku bisa menebus dosa - dosaku dengan melakukan hal positif yang kau sarankan."

"Tidak.. Bukan apa - apa. Cukup tetap jaga sholat mu, bersedekah, dan jangan renggut nyawa orang lagi walaupun kau amat membenci orang itu atau orang itu berkhianat kepadamu. Coba kau pikirkan, seseorang itu pasti memiliki keluarga bukan? Bagaimana jika seseorang itu memiliki anak yang masih kecil, coba bayangkan hidup tanpa seseorang yang kita sayang pasti berat. Belum lagi istrinya, pasti sangat terpukul."

Will menghela nafas. Nampaknya pria itu sedang memikirkan sesuatu. "Ya... Dosaku memang terlalu banyak. Tapi aku masih beruntung, dipertemukan denganmu di usiaku sekarang. Coba saja jika terlambat, bisa saja aku mati dalam keadaan hina."

"Ah... Jangan pikirkan lagi. Sekarang senyumlah." perintah Sela dengan senyum manis mengembang dibibir gadis itu.
Will justru terkekeh melihat konyolnya Sela yang mencoba menghiburnya.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang