37.//Engagement?

16.8K 1K 8
                                    























































≈≈≈

M

alam hari, sekitar pukul 19.00 malam, Will memberanikan diri untuk mengajak Sela keluar dengan alasan untuk makan malam bersama. Walau sebenarnya Will tahu sekilas nenek Sela seperti ragu untuk mengizinkan sang cucu pergi hanya berdua dengannya.

Tapi bukan Will jika harus menyerah di awal.

Sore tadi, Will datang ke rumah Sela juga neneknya dengan satu tujuan yaitu melamar Sela untuk dirinya. Will datang hanya dengan Ansel, tanpa orang tua yang mendampinginya. Jika biasanya di Indonesia ada seorang pria yang akan melamar seorang wanita harus ditemani oleh orang tua atau paling tidak wali, tapi disini Will tidak.

Ia melamar Sela tanpa orang tuanya atau walinya. Dengan berbekal tekat dan doa, Will memberanikan dirinya untuk melamar Sela kepada sang nenek. Tak dipungkiri, bahwa Will pun amat tidak percaya diri saat berbicara dengan nenek sang gadisnya. Bahkan suara Will jika di dengar dengan saksama akan terdengar bergetar.

Will memulai dengan sedikit basa - basi juga sedikit canda tawa di dalamnya. Namun, lama kemudian pembicaraan mulai Will arahkan ke atah serius dan mulai membahas tentang masa depan Sela. Hingga akhirnya Will mengatakan bahwa ia ingin melamar Sela dan serius dengan gadis berhijab itu.

Awalnya, eyang Sela nampak sekali ragu dengan ucapan Will. Buktinya, wanita baya itu langsung menatap sang cucu yang ada di sampingnya dengan tatapan yang seolah mengartikan keraguan. Sempat terjadi keheningan hingga nenek Sela memulai percakapan dengan bertanya apa agama Will.

Dengan lugas dan begitu yakinnya, Will menjawab bahwa agamanya saat ini adalah Islam dan akan begitu terus sampai kapan pun. Terdengar helaan nafas yang disertai senyuman lembut dari nenek Sela. Nenek Sela mengucap syukur dengan senyuman masih terpatri di wajah ayunya yang sudah berkeriput itu.

Nenek Sela hanya berkata, bahwa semua keputusan ada di tangan cucunya yaitu, Sela. Nenek Sela sepertinya sudah cukup yakin dengan Will setelah mendengar ucapan - ucapan Will yang memberi tahu bahwa ia sudah mapan dari materi maupun moril dan mantap untuk membangun rumah tangga bersama Sela.

Pria itu bahkan memberi tahu kepada nenek Sela dengan terperinci seluk beluk hidupnya bahwa ia pernah pernah ada dititik paling bejat dalam hidupnya selama bertahun - tahun. Hingga ia bisa dipertemukan dengan gadis seperti Sela yang dengan hitungan hari bisa mengubah hidupnya secara signifikan.

Sela tanpa lelah, terus mengingatkannya tentang tuhan walau Will pernah berbuat kasar dan hampir saja menodai gadis itu dengan nafsunya, hingga Will bisa memutuskan menjadi mualaf karena hidayah Allah SWT yang datang untuknya melalui Sela.

Semua keputusan ada pada Sela. Rasanya tidak mungkin jika Sela akan menolal Will bukan? Tanpa rasa ragu Sela mengangguk dan mengatakan bahwa ia mau menjadi istri Will. Dengan senyuman manis yang merekah dan wajah yang bersemu, Sela terus menatap Will secara diam - diam.

Walau tanpa ada orang tua atau keluarga besar yang mendampingi Will saat akan melamar Sela, tapi itu tidak menjadi masalah bagi nenek Sela ataupun Sela. Karena, mereka pun kedatangan Will secara tiba - tiba tanoa persiapan apapun, hanya acara lamaran secara sederhana saja.

Sela tidak menyangka jika seorang Will yang ia kenal akan melamarnya. Bahkan pria itu sempat menghilang bak di telan bumi tanpa kabar kepadanya. Tapi, takdir berkata lain, Will telah melamarnya dan pernikahan keduanya sudah dibahas matang - matang menjadi satu saat acara lamaran tadi.

Tepat 2 minggu yang akan datang, acara ijab qobul akan di laksanakan di rumah nenek Sela. Baru setelah itu, Will akan memboyong keluarga Sela menuju Spanyol dan akan mengadakan resepi pernikahan di sana.

Acara lamaran tadi selesai sekitar pukul 18.00 malam.

"Kau tahu Will? Aku sungguh tidak bisa berpikir lain selain bagaimana hasilnya." ucap Sela dengan sangat antusias.

Will menyunggingkan senyuman tipisnya.

"Hah... Berbicara empat mata dengan eyang mu lebih mendebarkan dari pada harus membunuh seseorang."

"Haihss... Kau ini. Berhenti membicarakan itu. Lagi pula, kau terlihat seperti tanpa kekurangan saat melamarku sore tadi."

"Tidak ada yang sempurna di dunia ini." ucap Will dengan lugas.

"Kau benar."

Keduanya saat ini sedang makan makam di salah satu mall di daerah Jakarta Timur. Will mulanya ingin mengajak nenek Sela untuk turut ikut makan malam bersama, tapi beliau menolak dan malah menyuruh mereka untuk oergi berdua saja. Asalkan pulang tidak lebih jam 9 dan harus dalam keadaan selamat tanpa goresan sedikitpun:v

"Mengapa semua terkesan mendadak? Bahkan orang tuamu tidak ikut mendampingimu tadi."

"Mereka tidak akan datang meski ku undang." jawab Will sembari menyuapkan makanannya tanpa menatap mata Sela.

"Apa... Mereka juga tidak akan datang saat kita menikah nanti?" tanya Sela ragu.

"Entahlah. Aku tidak ingin membahas mereka." ucap Will datar dan masih tidak menatap mata Sela. Dengan kata lain, itu bukan tipe Will saat berbicara dengan seseorang apalagi Sela.

Sela tapi mengerti, bahwa Will memang memiliki masalah pribadi dengan orang tuanya yang masih belum bisa sela ketahui.

"Ah.. Omong - omong, kau akan menetap di Indonesia hingga 2 minggu kedepan? Atau bagaimana?" tanya Sela dengan menyeruput minuman didepannya

"Entahlah, bagaimana menurutmu?"

"Mengapa bertanya padaku? Aku bukan sekretaris pribadi mu yang bisa mengetahui semua scedule mu, tuan Will."

"Bukankah kau calon istriku? Tentu saja aku akan dengan senang hati bertanya pendapat mu."

Mendengar ucapan Will yang seolah cuek dan biasa saja, tapi sudah bisa membuat Sela tersipu dan senang bukan main. Sela tahu Will bukan tipe pria romantis, tapi dia selalu bisa membuatnya terbang dengan kata - kata yang tidak ia sadari keluar dari mulutnya.

Will menatap sekilas wajah Sela sebelum kembali melanjutkan makan malamnya.

"Ada apa dengan wajahmu? Kau baik - baik saja?" tanya Will dengan begonya.

Sela tergugup saat ia tertangkap basah sedang tersipu malu. "Ah... Wajahku? Tidak apa - apa. Tenang saja."

"Jika kau sakit katakan padaku."

Sela mengangguk dan bergumam.








≈≈≈

Bentar lagi end...
Jangan lupa tetep vote ya....

Makasih semua:D

Salam cinta

❤❤❤

William Alexander

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang