3.//Let's Begin

34.7K 2.4K 35
                                    

• Selamat datang di kehidupan kita yang baru •

-Mafia and Hijab-




































×××××××××××××

Pagi pagi sekali, sekitar pukul 3 waktu Granada, seorang gadis cantik berhijab di buat terkejut. Setelah di bangunkan dari tidurnya secara paksa oleh sang papah tiri.

Keterkejutan Sela bertambah saat sudah mendapati banyak pria pria tinggi tegap dengan pakaian jas serba hitam, berada di ruang tamu rumah papah tiri nya. Pikiran Sela buntu. Tidak bisa memikirkan tentang hal positif lagi.

Pikiran pertamanya, mereka adalah orang orang suruhan, yang di perintahkan untuk menculik dirinya dan juga papah tirinya. Karena mungkin atasan mereka ada dendam tersendiri dengan Mark, papah tiri Sela.

Namun,

"Tunggu. Kenapa saya? Saya tidak pernah mengenal kalian." rengek Sela saat kedua tangannya mulai di cekal oleh 2 pria dengan tangan yang kekar.

"Kamu akan mengetahui segera." ucap pria yang tengah duduk dengan jegang kaki. Yang kita ketahui dia adalah Ansel.

Sedangkan Mark, papah Sela hanya duduk dengan diam sembari menyesap anggur di gelas kecilnya itu.

"Bisa kau jelaskan ini semua?!" teriak Sela yang sedari tadi sudah muak dengan tingkah Mark yang terkesan acuh.

Mark menatap Sela. Kemudian menaruh gelas yang ia pegang ke meja. Sorot mata Sela yang menyiratkan kesedihan dan kebencian pada Mark.

Berbanding terbalik dengan pria itu. Mark, malah terkesan santai bahkan mungkin, senang?

"Kau sama bodohnya dengan ibumu yang sudah mati. Sama sama lemah dan tidak punya otak. Apa kalian tidak sadar jika selama ini aku hanya memperdaya kalian? Aku hanya memanfaatkan mu saja."

Sela tertahan untuk menangis sesenggukan. Walau air matanya sudah tumpah sedari tadi.

"Ibumu, sudah mati. Alat ku kini hanya kau. Sekarang, giliran kau untuk berbakti pada ku."

"Cukup! Selama ini, aku berusaha untuk tetap sabar dan menghargai mu sebagai papah tiri. Tidak dengan ini!" ucap Sela dengan berlinangan air mata.

Mark terkekeh sinis.

"Ini tujuan ku menyuruhmu kemari. Menjual mu kepada tuan Will." ucap Mark disertai seringai-an licik di depan Sela yang masih mencoba meronta untuk melepaskan diri.

Mata Sela mengarah pada Ansel yabg tengah santai menyaksikan drama picisan ini.

"Pria itu?! Kau menjual ku pada pria itu?!"

Mark ikut menengok dan mendapati Ansel tengah terkekeh lucu.

"Tidak. Bukan. Tapi jika kau ingin tahu, segeralah pergi."

Mark menunduk pada Ansel.

"Silahkan bawa putri ku pergi tuan."

Ansel bangkit. Tangannya sibuk membenarkan jas yang ia kenakan.

"Tak perlu kau menyuruh ku. Kita akan pergi. Ayo." ucap Ansel datar.

"Tunggu! Jangan bawa aku. Ku mohon..."

Mereka semua tidak memperdulikan tangisan Sela yang memilukan. Sela di giring menuju mobil sedan hitam dengan pengawalan ketat.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang