5.//Scary Man (1)

33.4K 2.2K 29
                                    

• Jangan cap aku kejam dan mengerikan, hanya dari bagaimana aku memainkan revolver ku saja •

-Mafia and Hijab-


























×××××××××

Sesuai janji pagi tadi, Will akan menemui Sela untuk memuaskan kerinduannya akan sex. Setelah melewati hari yang panjang dengan dokumen dokumen. Namun, Will kembali di sore hari dan bukan malam hari.

Will, masih lengkap dengan setelan tuxedo yang melekat di tubuhnya. Berjalan dengan gagah menuju lantai 2 mansionnya. Tempat dimana kamar Sela berada.

Cklek!

Will membuka pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia saat melihat Sela tergeletak di lantai kamar yang di lapisi karpet tersebut. Segera pria itu menuju gadis yang tengah kehilangan kesadarannya itu.

"Sela." panggil Will dengan menepuk pelan pipi Sela.

Will mengambil posisi menggendong Sela, kemudian mengangkatnya dan membaringkan di ranjang. Menyelimuti tubuh Sela dengan lembut.

Dapat ia lihat, luka memar di pipi kanan gadis tersebut.

"Ini akibat jika kau membangkang pada ku, baby." gumam pelan Will.

"ANSEL!"

Tak lama, Ansel datang.

"Siap, Tuan."

"Ambilkan air es dan air hangat dalam wadah. Juga handuk kecil."

"Baik, Tuan." Ansel keluar dan menutup pintu.

Will mengamati wajah Sela yang pucat dan nampak lelah. Tangan Will membuka hijab milik Sela dan menaruhnya ke sembarang tempat.

"Kau cantik, ternyata." gumam Will yang masih mengamati wajah ayu Sela.

Tok!
Tok!
Tok!

"Masuk."

Ansel masuk dengan dua buah wadah berisikan air hangat dan dingin. "Silahkan, Tuan."

Ansel kembali keluar.

Will, dengan telatennya membersihkan wajah dan tangan Sela agar bersih. Di lanjut dengan mengompres lebam dan luka di sekitar wajah gadis itu. Hingga,

"Nghh..." lengguhan kecil Sela terdengar oleh Will.

Perlahan, mata indah itu terbuka. Sayu, masih sangat terlihat di mata itu. "Kau sudah sadar?" tanya Will yang masih mengompres luka Sela dengan tersenyum.

"Minum lah, dulu." entah mengapa, Will seperti tersihir harus menjadi lembut saat menghadapi gadis di depannya ini. Bahkan Will membantu Sela untuk minum.

"Aku, mohon... Jangan, sakiti aku..." gumam Sela dengan tanpa suara.

"Sudah ku bilang bukan? Jangan bermain dengan kesabaran ku."

Sela sadar jika saat ini, ia tidak memakai hijabnya. Juga, di kamar yang memiliki penerangan minim ini, hanya ada Sela dan juga Will. Itu berbahaya.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang