≈ Aku akan datang sebentar lagi sayang ≈
×××××××××××
Suasana hangat karena di rumah nenek Sela setelah sholat maghrib pasti selalu membaca Alquran bersama. Sehingga, dari kecil Sela sudah terdidik seperti itu.
Nenek Sela hanya tinggal sendiri setelah beberapa tahun yang lalu sang kakek meninggal. Rumah sederhana inilah peninggalan satu satunya dari sang kakek.
"Sela?" panggil sang nenek dan Sela menyelesaikan kegiatan mengajinya.
"Shadaqallahul adzim. Iya?"
"Ceritakan semua pengalamanmu di sana. Eyang sangat khawatir sayang."
Sela tersenyum dan terkekeh secara bersamaan. "Baiklah."
Sela menaruh Alquran yang mula di tangannya, pindah ke meja di depannya. Kemudian melepas mukena yang ia kenakan.
"Awalnya...."
***
Sela menceritakan semua yang ia alami kepada sang nenek. Termasuk jika awalnya pria tadi, Will, juga pernah memperlakukannya kasar. Tapi itu tidak lagi.
"Benarkah? Syukur Allahmdulilah sayang... Kau bisa kembali dengan selamat. Tapi, kemana papah tiri mu saat ini?"
Pertanyaan sang nenek membuat Sela kembali teringat dengan kejadian saat itu. Sungguh menyeramkan. Melihat secara langsung manusia yang masih bernyawa tertembak dan mati terkapar dengan bersimbah darah.
Juga ia bisa langsung merasakan bagaimana sakitnya saat perutnya tertembus peluru. Satu lagi yang tak boleh lupa, Sela pun pernah merasakan bagaimana yang orang koma rasakan.
"Dia..."
Nenek Sela menunggu jawaban dari sang cucu.
"Dia telah meregang nyawa." ucap lirih Sela.
Nenek Sela nampak terkejut mendengar penuturan Sela.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Ada sebab apa, sampai dia bisa meninggal?"
"Dia, tertembak dan itu aku sendiri yang melihatnya."
"Ya Allah..."
Sela tak sampai hati untuk mengatakan jika pelaku yang menembak Mark, papah tirinya adalah pria tadi yang datang kemari yaitu, Will.
"Ah, benar. Eyang berada dimana saat aku datang?"
"Di rumah Adnan, pamanmu."
"Memangnya ada apa di sana , sampai eyang rela jauh-jauh ke sana."
"Haisshh... Hanya menengok bagaimana keadaannya saja."
Sela mengangguk.
***
Saat makan malam kali ini, meja makan di rumah nenek Sela memang tidak selengkap dan sepenuh seperti di meja makan rumah Will. Tapi Sela merindukan semua masakan sang eyang. Walaupun masakan itu hanya tempe dan tahu ataupun sambal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Mafia Series)
FanfictionWELCOME BACK TO MY STORY 🚫Warning! Cerita ini hanyalah cerita yang udah sering di tulis. Tapi berhubung aku udah buat dan AKU MALES BIKIN LAGI, jadi jangan lupa FOLLOW my account!!⛔ •••••••••••• Ada apa dengan mafia dan hijab? Apa hubungan keduanya...