15.//Casate Conmigo (3)

27.8K 2K 26
                                    

Warning🚫

Cerita semakin ke sini semakin gak jelas dan muter muter!
Hati-hati ada tikungan membosankan dan typo🚫






















××××××××××××

Malam hari, sekitar pukul sebelas malam Alex mendapat telfon dari Ansel. Kabar buruk yang sebenarnya biasa bagi Alex, yaitu Will tertembak beberapa kali di tubuhnya.

Itu biasa, bahkan satu hari setelah operasi Will sudah pulang dan bekerja di perusahaannya seperti biasa. Seperti tanpa ada rasa sakit.

Namun, Will hanya ingin di operasi saat telah sampai di Cordoba. Will enggan di operasi di Madrid, itu pesan Will sebelum benar benar kehilangan kesadarannya. Setelah Ansel mengetahui jika tuanya, Will, tertembak Ansel langsung membawa Will ke Helly pad yang berada di atas gedung.

Gedung tersebut, adalah tempat di mana terjadi perselisihan antara kubu Black Market yang Will pimpin dengan kubu yang di pimpin oleh Mark.

Tak di sangka, walau pria itu sudah mati, ternyata menggaet beberapa tokoh yang terkenal juga kejam dan penjahat ulung kelas kakap.

Will di jebak dengan begitu konyol dan bodohnya Will langsung saja berangkat ke Madrid untuk menyelesaikan masalah yang berkedok meeting biasa.

Mereka telah merencanakan itu semua dengan rapih, bahkan sampai sampai Will tidak menyadari jika di sekitar gedung itu sudah di pasang berbagai jebakan.

Will tak biasanya hanya membawa sedikit pengawal, kalang kabut saat menghadapi mereka semua. Beruntung, Will masih bisa menyadari di detik-detik terakhir jika ada yang aneh di situasi ini.

Will berhasil keluar dari gedung tersebut namun, pria itu di tembak dari arah depan dengan sang pelaku yang bersembunyi.

Hingga tubuh Will kini bersarang 3 perlu di tempat berbeda, lengan atas, perut bawah, dan kaki sebelah kiri. Ansel yang berada di parkiran terkejut sekaligus panik saat melihat Will tertembak.

Walau ini situasi yang sudah pernah mereka berdua alami, bahkan pernah ada yang lebih parah dari ini, tetap saja ia menyayangi Will seperti kakak kandungnya sendiri. Segera Ansel melajukan mobil menuju Will yang tengah  terkapar dengan darah yang mulai mengalir.

Di bantu dengan bodyguard lainnya, Ansel membopong tubuh Will masuk ke dalam mobil. Di saat itu pula, mobil Will masih di berondong peluru.

Dengan sigap Ansel menembak satu persatu yang tertangkap di pengelihatannya, untuk melindungi Will agar tidak kembali tertembak, hingga pria itu benar benar masuk ke dalam mobil.

Begitulah informasi yang Alex dapat dari anak buah Ansel.

Alex masuk ke dalam ruang perawatan Sela. Ada Mia juga dokter Sena di sana yang tengah menyantap makan malam.

"Ah, kau. Sudah makan malam? Suruh anak buah mu untuk mengisi perut mereka dahulu." ucap Mia sembari memberikan cup teh hangat pada Ansel.

"Tuan tertembak saat menghadiri pertemuan di Madrid." ucap Ansel.

Mia termenung sejenak. Mencoba mencerna kalimat Ansel.

"Apa? Siapa yang tertembak?" kini dokter Sena berbicara.

"Tuan Will. Beliau tertembak di Madrid saat akan menghadiri pertemuan yang ternyata itu jebakan."

Mia terkekeh garing.

"Tuan Will sudah biasa menghadapi itu. Dia kuat bukan? Jangan terlalu di pikirankan."

"Masalahnya bukan itu, Mia. Dia memaksakan diri untuk di operasi di Cordoba. Padahal jarak kedua kota itu  memakan waktu kurang lebih 4 jam, sedangkan tuan Will saja mendapat 3 luka tembak."

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang