26.// Detik demi Detik

17.3K 1.1K 6
                                    

Awas banyak typo 🚫⛔


























×××××××××

"Bagaimana keadaanmu, Sela." tanya sang nenek yang baru masuk kedalam kamar Sela dengan baki di tangannya.

Dengan lemas, Sela mengangguk dan sesekali masih memegang kepalanya.

"Mari sarapan. Eyang bantu."

Perlahan, Sela duduk dan menyantap sarapan paginya kali ini.

"Bagaimana bisa kau seperti kemarin? Kau sudah membuat eyang was-was 2 kali Sela."

"Pertama?" tanya Sela dengan sedikit menggoda sang nenek.

"Pertama, eyang pikir saat itu kau hanya akting saja. Ternyata itu nyata."

"Kedua?"

"Kedua, setelah itu kau pingsan seharian dan baru sadar saat ini. Itu sungguh membuat eyang khawatir."

Dengan cengiran konyol, Sela menanggapi omelan sang eyang.

"Aku pun tidak tahu. Pertama kepala bagian belakang terasa sakit. Lalu beberapa saat kemudian semua kepala ini terasa berdenyut nyeri dan seperti di tusuk-tusuk eyang."

"Sepertinya kita harus ke dokter."

"Tidak perlu eyang... Uang untuk ke dokter, bisa eyang gunakan untuk kebutuhan sehari-hari."

"Kesehatan nomor satu, Sela..."

"Aku baik-baik saja, eyang..."

Nenek Sela duduk di pinggiran ranjang.

"Eyang sudah sarapan?"

Nenek Sela mengangguk.

"Mungkin besok aku akan mulai bekerja eyang."

"Bekerja?"

Sela mengangguk dengan mulut terus mengunyah.

"Tapi kau akan bekerja apa, sayang...? Kau hanya mempunyai ijazah SMA."

"Apa saja. Aku tidak sungkan eyang jika harus menjadi pelayan di toko atau pelayan di restoran. Yang penting halal."

"Seharusnya jika gadis seumuran mu itu masih menikmati dunia perkuliahan. Tapi... Eyang tidak memiliki cukup biaya untuk itu."

"Aku mengerti, eyang. Lagi pula, aku menikmati hidup bersama eyang dengan penuh kesederhanaan. Tidak kuliah, bukan berarti tidak memiliki masa depan kan, eyang?"

"Tapi jika kuliah, setidaknya masa depanmu terjamin, Sela."

"Tidak juga. Jika aku tidak kuliah tapi bisa mendapatkan pria lajang yang sukses. Masa depanku dan eyang pasti berubah."

"Kau ini..." geram nenek Sela.

***

Tas cantik dan branded dari merk ternama, tergeletak di sudut ranjang kamar Sela. Kini gadis itu bingung akan dirinya sendiri. sela merasa telah menjadi seorang gadis murahan, mungkin? Karena ia dengan mudahnya bisa jatuh cinta dan menerima sosok pria iblis itu.

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang