11.// I Will Not Hurt You, Again (2)

31K 2.2K 78
                                    

Lupakan yang lalu dan tatap masa depan yang indah bersamaku ∞

- Mafia and Hijab-


Typo pasti menyebar:D

































≈≈≈

Will membopong tubuh Sela yang tengah sekarat menuju Unit Gawat Darurat saat mereka sudah sampai di rumah sakit. Tergesa-gesa, Will menaruh Sela di brankar yang rumah sakit sediakan saat para perawat dan dokter mulai berdatangan.

Will mencengkram kerah salah satu dokter dan mengarahkan revolver miliknya ke kepala dokter tersebut. Dokter yang di ketahui bernama Benjamin, itu bergetar ketakutan.

"Selamatkan nyawanya dan berikan pelayanan yang terbaik. Jangan sampai ada kesalahan medis yang membuatnya mati. Mengerti?!" desis tajam Will di depan wajah dokter Ben.

Mengangguk dengan takut, dokter Ben menyanggupi.

"Aku percaya padamu. Ingat, aku selalu mengawasi mu." ancam Will dan dokter Ben mengangguk.

Will mendorong tubuh dokter setengah baya itu hingga hampir terjatuh. Namun, dokter Ben cepat- cepat masuk ke ruang tindakan. Will mengusap kepalanya kasar. Will memukul tembok tersebut berkali kali dengan keras.

Tak memperdulikan saat tangannya terasa nyeri. Terus begitu hingga tangannya tak terasa terluka dan darah Will mulai mengotori tembok putih rumah sakit.

Masih tidak peduli dengan itu semua, Will terus memukul tembok keras itu bagai samsak tinju.

Tangan Will mulai mati rasa dan pria itu mulai merasa sakit di kedua tangannya. Tangan Will gemetar dan lututnya mulai lemas.

Will tidak pernah berada di titik selemah ini hanya karena menangisi seorang gadis yang juga hanya berstatus budaknya.

Ansel datang dengan tergesa-gesa dan betapa terkejutnya ia saat dari kejauhan melihat noda merah di tembok putih itu. Saat ia mendekat, justru tangan Will yang terluka.

"Tuan. Kurasa anda harus mengobati luka di tangan anda. Jika terlambat itu akan infeksi."

"Jangan ingatkan aku untuk itu. Kau tahu, nasib gadis yang tidak bersalah itu kini tengah dipertaruhkan antara hidup dan mati. Aku tidak mau dia mati." gumam Will dengan tatapan kosong.

"Saya tidak pernah melihat anda seperti ini hanya karena wanita tuan. Harga diri anda bisa di pandang remeh atau bahkan di injak-injak oleh gadis itu. Anda bisa saja di manfaatkan tuan."

Will secepat kilat berdiri dan mencengkram kerah Ansel dengan kuat. "Sela berbeda! Dia bukan gadis seperti yang kau pikirkan! PERGI DARI SINI, SEBELUM AKU MEMBUNUH MU!" Will mudah sekali terpancing emosi saat-saat ini.

Ansel pamit untuk pergi.

Will sendiri pun bingung mengapa ia seperti ini. Saat pikirannya mulai sadar jika mungkin saja ia salah melakukan seperti ini semua hanya untuk seorang gadis budaknya saja.

Namun, hati nuraninya selalu tak sejalan dengan pikirannya. Atau mungkin, Will sudah mulai menemukan cinta sejatinya? Maybe...

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang