≈ Karena diri yang rapuh ini membutuhkan sosok pelindung disisinya ≈
- Mafia and Hijab -
≈≈≈
"Aku menolak lamaran mu." ucap Sela yang membuat Will menatap Sela dengan mata menunjukan ketidak percayaan dan langsung menegakan posisi tubuhnya. Mata Will langsung melotot disertai alis yang terangkat."Kau gila?!" ucap Will dengan suara lantangnya tak percaya. Saking lantangnya, hingga beberapa pelayan yang sedang bekerja langsung menoleh kearah sumber suara.
Beberapa saat tidak ada respon dari siapapun. Akhirnya, suara kekehan garing terdengar keluar dari mulut Will yang langsung membuang muka kearah lain. Nampak sangat rasa kecewa, frustasi, marah, sedih, di wajah Will. Tapi berusaha pria itu sembunyikan.
"Jangan permainkan aku." ucap Will dengan wajah yang berubah serius dan dan suara yang terdengar datar.
Niat awal hanya untuk iseng dan mengetes Will saja, tapi kini Sela rutuki pilihannya itu. Will nampak marah dan sangat kesal denganya. Itu membuat Sela merasa takut. Juga tatapan intimidasi yang Will berikan menambah kesan mengerikan disini.
"A-aku tidak mem-mempermainkan mu." ucap Sela dengan terbata.
Dengan gerakan cepat, Will langsung mencengkeram kedua rahang Sela dengan hanya menggunakan satu tangannya saja. Saking terkejutnya, Sela hingga merasakan nafasnya sesak. Sela takut, Sela takut jika Will akan kembali seperti dulu karena ucapannya yang menyinggung hati Will.
"Katakan jika kau tidak sungguh-sungguh mengucapkan itu." ucap Will mendesis dalam dengan suara beratnya.
Masih dengan cengkeraman di rahang Sela, Will benar - benar menunjukan tatapan paling mengerikan yang belum pernah Sela lihat. Matanya mulai memerah, nafasnya tidak teratur, dan keningnya yang berkerut.
"Maaf... Maaf..." lirih Sela.
Setelah mendengar suara Sela yang merintih meminta maaf, Will langsung membuang tangannya yang mencengkeram Sela dengan cukup kuat. Sela merasakan rahangnya sakit dan berdenyut.
Sela yang sudah menangis karena takut dan kesakitan, kini ditambah lagi oleh Will yang membentaknya dengan keras langsung didepan wajahnya.
"Kau telah mengambil pilihan yang salah untuk Menolak Ku!" bentak Will dengan tajam kepada Sela.
Kepala Sela sedari tadi terus ditundukkan karena takut akan amarah Will. Mencoba tenang dan menjelaskan semua yang Will salah artikan. "Hiks. A-aku hanya mengetes mu. Hiks, mengetes seberapa seriusnya kau akan hal ini. Aku ingin tahu, apa yang akan kau lakukan ketika aku menolak mu. Itu saja..." jelas Sela dengan susah payah karena masih terus menangis.
Will yang masih terlampau emosi itu, dibuat terperangah tidak percaya akan apa yang gadisnya ucapkan. Will tidak percaya jika Sela masih ragu dengan ketulusannya. Padahal, jika saja Sela tahu bahwa Will tek pernah seyakin ini dengan wanita, mungkin Sela akan berpikir ribuan kali untuk mengeluarkan kalimat itu.
Will mengusap rambut dan wajahnya frustasi. Tangan Will meraih dasi yang ia kenakan kemudian mengendurkanya dengan kasar. "Kau memang sungguh gila. Kau membuatku kecewa dengan ucapan mu yang seolah menunjukan bahwa aku tidak serius untuk berkomitmen denganmu, Sela." ucap Will dengan suara rendahnya.
Masih saja Sela menangis dengan sesenggukan.
"Sungguh aku kecewa denganmu."
Tidak ada yang Sela katakan selain menangis. Will diam. Menunggu apa reaksi Sela selanjutnya. Hingga beberapa saat Will menunggu, Sela masih saja diam sembari menunduk dan menangis sesenggukan. Tapi, saat Will akan kembali akan angkat bicara, Sela tiba - tiba mendongakkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Mafia Series)
FanfictionWELCOME BACK TO MY STORY 🚫Warning! Cerita ini hanyalah cerita yang udah sering di tulis. Tapi berhubung aku udah buat dan AKU MALES BIKIN LAGI, jadi jangan lupa FOLLOW my account!!⛔ •••••••••••• Ada apa dengan mafia dan hijab? Apa hubungan keduanya...