39.//Tension Headache (Problem 2)

17.3K 1K 34
                                    

Awas banyak typo di setiap tikungan....














































≈≈≈

Di dalam mobil milik Will yang sedang berjalan menuju rumah sakit terdekat dari apartemen Will. Sela masih dengan setia menemani Will di sampingnya. Sela sungguh mengkhawatirkan kesehatan Will saat ini. Jauh sebelum bertemu dengan Sela, pola hidup Will sungguh sangat acuh tak acuh.

Will selalu mengabaikan kesehatannya dan lebih parahnya lagi, pria itu lebih mengikuti pola hidup yang bebas. Sebab, kita semua tahu bagaimana kondisi kehidupan di negara barat sana yang cenderung memiliki kehidupan yang tidak menyehatkan. Klub malam dimana - mana, minuman keras dijual bebas, makanan cepat saji merajalela.

Bahkan hampir setiap saat Will mengkonsumsi sampanye dan kaviar.

Dengan kecepatan standar, Will mengendarai mobilnya dengan sesekali melihat Sela yang tengah sibuk dengan ponselnya. Beberapa kali Sela mengangkat telfon dari seseorang yang Will tahu itu bagian dari WO pernikahan mereka.

Nampak sekali wajah lelah dari Sela yang diisyaratkan gadis itu. Walaupun tidak mengatakannya, Will tahu gadisnya itu tengah kelelahan. Sebab seharian Sela lebih sibuk dan tentu saja lebih lelah dibandingkan Will yang hanya mengendarai mobil kemana pun yang Sela arahkan.

"Huufffhh...." hembusan nafas kecil dari Sela yang dibarengi dengan wajah lesunya.

"Bagaimana?" tanya Will yang sedang mengendarai mobil dan sesekali menengok ke arah Sela. Sela nampak lesu dan menaruh ponselnya di atas dasboard mobil sebelum kepala gadis itu menoleh kearah Will.

"Mereka mengatakan tidak bisa. Karena,"

Will menunggu kelanjutan kalimat Sela yang gadis itu hentikan.

"Kita menghubungi mereka disaat sudah mendekati tanggal pernikahan." ucap Sela dengan menundukkan kepalanya karena terlalu stres.

"Semua?" tanya Will dengan menunjukkan ekspresi mulai kesal.

"Ya." gumam Sela.

"Astaga! Mereka sungguh tidak profesional saat mendapatkan job. Tidak perlu dipikirkan-"

"Jika tidak dipikirkan kita akan menikah begitu saja? Tanpa persiapan? Lagipula kau yang menginginkan pesta besar di hari yang sudah tinggal hitungan jari." kesal Sela kepada Will.

Pertama kalinya Will melihat gadisnya ini mengomel kesal karena sesuatu. Alih alih terpancing emosi, Will justru terkekeh. Arah mobil sudah berbelok ke arah kanan dan sebentar lagi akan sampai di tempat yang akan mereka sambangi.

"Aku belum selesai mengucapkan ucapanku dan kau sudah memotongnya dengan emosi."

Sela mendengar itu, hanya melirik sekilas Will dengan perasaan sedikit malu.

"Istirahatkan pikiran dan tubuhmu. Biarkan aku yang mengambil alih urusan itu."

"Bisakah?" tanya Sela.

"Kau meremehkanku. Aku benci itu." gumam Will dengan suara beratnya.

"Bukan seperti itu... Saat ini saja kau sudah sering sakit kepala, bagaimana nanti ketika pikiran mu bertambah?"

Destiny (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang