≈ Perpisahan kita hanya sementara dan berjanji pasti kembali padamu ≈
××××××××××××
Untuk pertama kalinya Will menginjakkan kakinya di halaman sebuah rumah sederhana bahkan bisa di katakan sangat berbanding terbalik dengan keadaan mansion yang Will miliki. Bersama seorang gadis berhijab di sampingnya, Will masih berdiri sembari menatap sekitar rumah berwarna coklat muda itu.
Dapat Will lihat saat mobil yang mereka tunggangi tadi berhenti untuk pertama kalinya di depan rumah tersebut, pancaran aura bahagia dan bebas dapat Will lihat dari mata Sela. Gadisnya terus saja tersenyum bahkan saat Will mengajaknya berbicara.
Sela melangkah maju mendekati pintu rumah tanpa pagar tersebut. Will menatap Sela dengan bungkam dan mengikuti langkah gadis itu dari belakang.
"Apa ini rumahmu?" tanya Will dengan sedikit keraguan.
Sela menatap Will sembari mengangguk dan tersenyum lebar.
"Yes, this is my grandma's house."
Sangat terlihat antusias. Lagi lagi binar bahagia terpancar dari wajah dan sorot mata Sela. Will turut bahagia dengan itu tapi, kesedihan tengah menunggu sebentar lagi.
Tok!
Tok!
Tok!"Assalamualaikum...!" seru Sela.
Tok!
Tok!
Tok!Beberapa kali Sela mencoba mengetuk pintu dan mengucapkan salam, namun masih saja tidak ada balasan dari siapa pun. Wajah bahagia perlahan tergantikan dengan wajah cemas.
Sela baru sadar, ada keanehan di rumah neneknya ini. Waktu Dzuhur sudah hampir tiba, namun lampu depan masih menyala, tirai jendela yang tertutup juga teras rumah yang sangat berdebu juga banyak dedaunan kering yang mengotori.
"Ada apa?" tanya Will yang sudah mulai melihat keanehan pada gadisnya.
Tidak menjawab pertanyaan Will, Sela memilih kembali mencoba mengetuk pintu tersebut.
Tok!
Tok!
Tok!"Assalamualaikum, eyang?!" ucap Sela yang kali ini lebih keras.
"Apa tidak ada orang?" tanya Will.
"Entahlah."
"Apa perlu ku dobrak?"
Setelah memutuskan beberapa saat kemudian, Sela mengangguk.
BRAK!
Dengan sekali hentakan pintu kayu itu terbuka dan sedikit rusak di beberapa titik. Langsung Sela masuk dan mencari keberadaan sang eyang.
Keluar masuk kamar, kesana-kemari, ke depan kebelakang, Sela berjalan mencari sang eyang di rumahnya. Tapi, nihil.
"Bagaimana? Tidak ada?"
Sela duduk di kursi dengan wajah gelisah nya. "Grandma is old, Will."
"I know, baby. Memangnya Grandma itu ada yang muda?" ucap Will yang bermaksud candaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Mafia Series)
FanficWELCOME BACK TO MY STORY 🚫Warning! Cerita ini hanyalah cerita yang udah sering di tulis. Tapi berhubung aku udah buat dan AKU MALES BIKIN LAGI, jadi jangan lupa FOLLOW my account!!⛔ •••••••••••• Ada apa dengan mafia dan hijab? Apa hubungan keduanya...