Part 44

1K 59 9
                                    

Rara dan brie segera menuju kamar hotel mereka kembali, kebetulan rizki melintas di depan mereka membuat rara terkejut dan bingung harus melakukan apa, rizki berdiri terdiam terbelongo melihat rara yan sehat dan baik* saja semua orang kebingungan dgn tingkah rizki tersebut.

"Ohhh god, apa yg hrs aku lakukan?" rara panik.

"Ra, kmu masih hidup?" rizki terbata bata.

"Heii kid, get out for there! Let we go!" tegas john.

"Ra, ini beneran kmu kan?" rizki berusaha mendekati rara tetapi dihadang oleh para pengawal.

"Heii, what are you doing?" john sedikit geram dan marah.

Rara hanya diam tidak berkata sedikitpun, brie begitu penasaran dgn apa yg diucapkan anak itu, dan menghampiri anak itu.

"Hai, apa kmu mengenali dia?" brie menunjuk rara.

"Dia mirip sekali dgn rara, aku yakin itu rara!" ucap rizki sambil melepaskan hadangan oleh para pengawal.

Brie membalikkan badannya dasn bertanya kepada rara.

"Apa kmu mengenal anak ini?" tanya brie ke rara.

Sekali lagi rara hanya diam saja, john memotong pembicaraan.

"Brie, sudahlah! Please take the kid frome here!" perintah john ke para pengawal.

"Ra, aku ykin itu dirimu" teriak rizki sembari di usir oleh para pengawal.

"Ayo kita balik!" john.

"Oke,.." brie.

Mereka menuju kamar penginapan mereka, setelah sampai rara duduk terdiam di teras balkon hotel vip tersebut, rara tampak murung dan begitu panik dgn kejadian tadi. Melihat hal tersebut brie datang menghampiri rara sambil membawa dua cangkir teh lemon hangat yang sehat.

"Ra, apa yg sedang kmu pikirkan sekarang?" tanya brie sambil memberikan secangkir teh lemon hangat.

"Tidak ada, makasih kk!" rara sedikit cuek.

"Ra, ceritakan saja, aku akan dengarkan siapa tau aku bisa membantumu!" brie mberikan tawaran.

"Makasih ya kk, aku ngga apa* kok" rara sedikit ragu*.

" Oke, baiklah.."Brie pergi meninggalkan rara.

Rara mengatakan sesuatu yg membuat brie menghentikan langkahnya.

"Sebenarnya aku takut dgn apa yg aku lakukan selama ini" rara sedikit lega dan tersengal sengal.

"Kmu takut akn apa?" brie membalikkan badannya.

"Entahlah, mungkin akibatnya akn buruk" rara sedikit gugup.

"Kalau begitu ceritakan padaku apa yg membuatmu takut!" brie melangkah dan duduk tepat di samping rara.

"Aku tdk tau hrs mulai dri mna?" rara.

"Come on you can do this!" brie menyemangati rara.

"Baiklah, pria yg tadi itu aku mengenalnya, dia adalah temanku sewaktu masa sma, semua teman*ku mengira klau aku sudah tiada karna penyakit itu, aku telah membohongi mereka semua, aku seharusnya tidak melakukan ini!" rara begitu penuh penyesalan.

"Jika kmu tidak mau melakukannya kenapa kmu lakukan?" brie.

"Aku melakukannya demi kebahagian orang yg aku sayangi!" jawab rara.

Mendengar itu brie terdiam.

"Ada apa kk?" tanya rara.

"Ra, aku kagum padamu,hatimu begitu mulia dan baik" brie.

Hanya Sebatas Mimpi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang