Part 63

620 45 2
                                    

Brie berbincang mengenai keadaan Rara bersama para perawat dan Dokter Lainnya yang menangani penyakit Rara.

Di Ruang Rapat...
(Bahasa Indonesia)

" Kita semua tau adikku kini menderita penyakit itu lagi, tapi sekarang penyakit itu menyerang dan tumbuh di bagian otak kirinya" Ucap Brie.

" Brie Entah bagaimana itu bisa terjadi, mungkin pada saat kita mengangkat sel kanker di otak kanannya ada yang tertinggal!" Ucap Dokter Iscass.

"Bagaimana mungkin itu bisa tertinggal? Kita telah melakukan kesalahan besar, kalian semua tau apa akibatnya jika kita semua lalai dalam tugas kita" Tegas Brie yang sedikit Emosi.

" Brie tenanglah! Kami tidak menyangka hal itu akan terjadi!" Kepala perawat.

" Mungkin ini semua adalah kesalahanku!" Brie menyalahkan dirinya.

" Brie ini semua salah kita! Kita akan memperbaiki nya" Dr. Arif.

" Aku tidak tau apa yang harus dilakukan lagi!" Brie.

" Sekarang kita akan mengangangkat Sel kanker yang sudah menyebar di otak kirinya, itulah yang bisa kita lakukan sekarang sebelum sel kankernya menyebar" Dr. Arif.

" Maaf Arif, kita semua tau apa resikonya jika kita mengangkat sel kankernya lagi, kita akan kehilangan anak itu!" Dr. Iscass.

" Lakukan saja!" Brie termenung.

"Brie, ini berbahaya, hanya akan ada dua kemungkinan adikmu akan tiada, atau ia akan kehilangan ingatannya!" Dr. Iscass.

" Lakukan saja apapun itu resikonya, lakukan saja!" Perintah Brie.

Beberapa hari kemudian Rara di Operasi kembali karna semua sudah setuju, tetapi yang lain tidak tau apa resikonya jika Rara operasi untuk kedua kalinya, Brie merahasiakan semuanya dari yang lain.

Rara sudah di bius 4 jam sebelum operasi. Waktu terus berlalu dari pukul 10 pagi sampai 8 Malam waktu Amsterdam akhirnya operasi Rara berjalan dengan lancar, akan tetapi Rara tidak sadarkan diri selama berhari hari setelah operasi membuat semua orang khawatir, panik, dan frustasi, termasuk Brie sendiri.

Sudah 10 Hari Rara belum juga sadarkan diri.

" Arif berapalama lagi dia akan bertahan?" Tanya Brie ke Dr. Arif.

" Brie, kau tau kondisi adikmu belum normal, tetapi reaksi tubuhnya sangat baik" Dr. Arif.

"Aku tau, tapi setelah dia sadar nantik aku takut dia tidak akan mengenaliku lagi dan yang lainnya" Brie gemetar.

" Aku berharap ia akan secepatnya mengenalimu dan keluargamu" Dr. Arif pergi.

Leo berjalan perlahan mendekati Rara dengan menggendong Laura yang kini usianya sudah memasuki 4 bulan.

"Ra, apa kau tau Laura kita sekarang sudah tumbuh, jika kau ingin melihatnya segera sadarlah!" Leo.

Leo seolah ia berbicara dengan Rara yang sedang tidak sadarkan diri.

" Ra, banyak hal yang telah terlewatkan olehmu, Laura sepanjam malam ia menangis jika aku tidak membawanya ke pangkuanmu!, Terkadang Laura tersenyum dan tertawa jika Brie menganggunya, ia begitu cantik saat ia tersenyum sama sepertimu" Ucap Leo.

Semua orang masuk ke Ruang Rawat Rara termasuk Brie.

" Leo, bagaimana keadaannya?" Tanya Irwan.

" Sampai saat ini dia belum sadar juga" Leo murung dan memberikan Laura ke Brie.

" Brie bagaimana kondisi Rara?" Tanya Irwan.

" Rara akan sadar dalam beberapa jam lagi, aku tidak tau bagaimana kondisinya kita berdoa saja" Ucap Brie.

Hanya Sebatas Mimpi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang